Gen Z Lebih Sering Jalan-jalan Sendiri, Apa Alasannya?
Ilustrasi solo travelling.(Dok. Unsplash)
16:07
17 Desember 2025

Gen Z Lebih Sering Jalan-jalan Sendiri, Apa Alasannya?

Berdasarkan riset yang ditemui di lapangan, generasi Z alias Gen Z diketahui lebih memilih jalan-jalan sendirian. Motivasinya pun beragam, salah satunya buat penghargaan diri alias self reward.

"Banyak wisatawan yang memilih jalan-jalan sendirian. Ternyata mayoritas yang menjawab 'jalan-jalan sendiri' ini adalah dari Gen Z, yag memberikan self reward buat diri sendiri."

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Chief Data Officer Lokadata Suwandi Ahmad dalam acara tiket.com Tourism Trends 2025 & Outlook 2026: Redefining the New Shape of Travel, di Wisma Barito Pacific II, Selasa (16/12/2025).

Suwandi memaparkan, berdasarkan hasil survei Lokadata, 17 persen dari total responden memilih untuk jalan-jalan sendiri.

Dari hasil wawancara bersama sekitar 50 orang yang memilih jalan-jalan sendiri, motivasi mereka yaitu ingin memberikan penghargaan buat diri sendiri. Ada pula yang jalan-jalan sendiri karena tukar kado dengan teman.

Suwandi memaparkan, tradisi tukar kado ini, maksudnya, saling memberikan tiket jalan-jalan kepada teman, tanpa masing-masing tahu ke mana destinasi yang dipilih oleh temannya.

Tujuan jalan-jalan ini juga sejalan dengan hasil survei Lokadata, yang menujukkan bahwa 76 persen orang melakukan perjalanan untuk liburan atau rekreasi.

Tren jalan-jalan sendiri ini juga sejalan dengan tren pariwisata global, yaitu personalisasi perjalanan saat berwisata.

Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran, Kementerian Pariwisata Firnandi Gufron (kiri), Chief Strategy Officer tiket.com Tiffany Tjiptoning (tengah), dan Chief Data Officer Lokadata Suwandi Ahmad dalam acara tiket.com Tourism Trends 2025 & Outlook 2026, di Wisma Barito Pacific II, Jakarta Barat, Selasa (16/12/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran, Kementerian Pariwisata Firnandi Gufron (kiri), Chief Strategy Officer tiket.com Tiffany Tjiptoning (tengah), dan Chief Data Officer Lokadata Suwandi Ahmad dalam acara tiket.com Tourism Trends 2025 & Outlook 2026, di Wisma Barito Pacific II, Jakarta Barat, Selasa (16/12/2025).

"Dari data Skill Megatrends mencatat 93 persen responden itu mempercayai AI (Artificial Intelligence) untuk mencari informasi perjalanan yang akurat," kata Asisten Deputi Strategi dan Komuniksai Pemasaran, Kementerian Pariwisata RI Firnandi Gufron, Selasa.

Ia menyambung, tujuan utama wisatawan nusantara saat bepergian yaitu untuk wisata kuliner (42,8 persen), kemudian disusul dengan wisata belanja (30,7 persen).

Dalam kesempatan yang sama, Chief Strategy Officer tiket.com Tiffany Tjiptoning memaparkan, saat bepergian, sembilan dari 10 wistawan mengandalkan media sosial sebagai titik awal perencanaan liburan.

Kata Tiffany, dua media sosial yang kerap digunakan untuk mencari inspirasi perjalanan yaitu aplikasi TikTok 57 persen, dan Instagram 34 persen.

"Kontennya ini bersifat visual, cepat, dan mudah dicerna, makanya itu sangat popular sekali. Relatif gampang untuk memvisualisasi perjalanan pariwisata," kata Tiffany, Selasa.

Khusus di lingkup domestik, lanjut Tiffany, beberapa destinasi yang menjadi tujuan favorit yaitu: Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Bali, dan Surabaya.

Sementara itu, beberapa destinasi wisata domestik yang menjadi wishlist atau incaran wisatawan yaitu: Bali, Yogyakarta, Bandung, Labuan Bajo, dan Lombok.

Sementara itu, untuk lingkup internasional, beberapa negara yang menjadi tujuan favorit wisatawan nasional yaitu: Singapura, Malaysia, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.

Lalu, beberapa negara yang masuk ke dalam incaran wisatawan nasional yaitu: Jepang, Korea Selatan, Swiss, Singapura, dan Thailand.

Tiffany juga menyebutkan, momen liburan seperti long weekend menjadi faktor pendorong permintaan perjalanan wisata.

"Setiap kali ada long weekend atau ada libur panjang nasional, itu selalu ada lonjakan di semua kategori pariwisata. Mulai dari transportasi, akomodasi, dan atraksi," paparnya.

Dalam paparannya, Tiffany juga menyampaikan, saat momen liburan, permintaan transportasi mencapai 23 persen, permintaan akomodasi mencapai 20 persen, dan atraksi 38 persen.

Destinasi tujuan wisatawan pun saat ini tidak terfokus pada destinasi popular. Namun, wisatawan sudah bergeser ke tren eksplor tempat-tempat baru yang sebelumnya belum pernah didatangi.

Beberapa faktor pendorong orang-orang mau untuk eksplor tempat baru, kata Tiffany, karena didukung peningkatan aksesibilitas, supply, dan infrastruktur.

Tren eksplor tempat wisata yang belum pernah didatangi ini sejalan dengan tren wisata short getaway, yaitu berwisata ke destinasi terdekat dalam waktu yang singkat.

"Makanya orang banyak mencari-cari lagi destinasi domestik di kota-kota lain yang mungkin masih menarik, sesuatu yang baru yang belum pernah mereka coba, dan bisa didatangi dalam periode singkat," kata Tiffany.

Efek baiknya, sambung Tiifany, beberapa destinasi yang semula kurang dikenal, kini mulai naik dan dikenal oleh banyak wisatawan.

Tag:  #lebih #sering #jalan #jalan #sendiri #alasannya

KOMENTAR