Desa Penglipuran Bali Gelar Beragam Event Menarik Saat Libur Akhir Tahun
— Menjelang liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Desa Wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, akan menyajikan rangkaian atraksi budaya yang hangat, hijau, dan penuh makna.
Tidak hanya menghadirkan hiburan akhir tahun, seluruh kegiatan dirancang untuk memperkuat komitmen desa dalam menjaga alam, melestarikan budaya, dan menegaskan peran masyarakat sebagai motor utama pariwisata.
General Manager Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa mengatakan, persiapan dilakukan secara menyeluruh agar wisatawan dapat menikmati liburan dengan aman, nyaman, dan penuh nuansa budaya Bali.
“Tahun ini kami tidak hanya menambah atraksi, tetapi juga memperkuat pesan bahwa setiap kunjungan ke Penglipuran ikut berkontribusi pada pelestarian alam, budaya, dan kesejahteraan warga,” ujar dia dalam rilis yang Kompas.com terima Minggu (7/12/2025).
Dari pariwisata berkelanjutan menuju regeneratif
Penglipuran kini bergerak lebih jauh dari konsep pariwisata berkelanjutan. Mereka mengadopsi pendekatan pariwisata regeneratif.
Ini adalah model pengelolaan wisata yang tak hanya mengurangi dampak negatif, tetapi juga secara aktif memperbaiki kualitas lingkungan, sosial, dan budaya.
Dengan basis community-based tourism, masyarakat adat menjadi pengambil keputusan utama sehingga manfaat ekonomi dan sosial tersebar lebih merata di desa.
Rangkaian kegiatan akhir tahun di Desa Penglipuran
Desa Wisata Penglipuran menyiapkan beberapa acara utama sebagai bagian dari perayaan Natal dan Tahun Baru:
1. Parade Budaya Barong Macan (27 Desember 2025)
Sebanyak 15 Barong Macan akan melintasi jalur utama desa, diiringi tabuh gamelan dan penabuh muda desa. Parade ini menghadirkan tontonan meriah sekaligus menjadi sarana regenerasi seni karena para pemuda terlibat langsung sebagai penari hingga tim produksi.
Barong Macan di Desa Penglipuran, Bali.
2. Pertunjukan Tetantria Macan Gading (28 Desember 2025–1 Januari 2026)
Pertunjukan dramatik harian yang memadukan tari, musik tradisional, dan teatrikal. Kisahnya menyampaikan pesan tentang keberanian, kebersamaan, dan harmoni manusia dengan alam—ditampilkan oleh komunitas Yowana Putra Yudha.
3. Dekorasi akhir tahun bertema bambu
Bambu yang merupakan ikon Desa Penglipuran, akan menjadi elemen utama dekorasi akhir tahun.
Seluruh ornamen dibuat dari bahan alami sebagai upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menegaskan perayaan yang rendah jejak ekologis.
4. Program spesial Bamboo Café
Berlokasi di tengah hutan bambu, Bamboo Café menyuguhkan menu spesial Natal dan Tahun Baru berbahan lokal, termasuk loloh cemcem, hidangan rumahan, dan musik akustik bernuansa intim.
Suasana sejuk hutan bambu membuat kafe ini cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati libur akhir tahun dengan suasana tenang dan reflektif.
5. Pengaturan kunjungan yang lebih tertib
Untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan, Pengelola Desa Wisata menyiapkan:
- Penambahan petugas layanan dan pengamanan
- Penataan parkir serta jalur keluar-masuk
- Penempatan titik informasi dan papan edukasi wisata hijau
Langkah-langkah ini disesuaikan dengan rekomendasi pengelolaan overtourism agar kualitas kunjungan tetap nyaman tanpa mengganggu kehidupan warga.
Wisatawan diajak menjadi tamu sekaligus mitra
Tren eco-travel dan wisata hijau semakin diminati. Penglipuran menjadi rujukan utama bagi wisatawan yang ingin merasakan hubungan langsung antara manusia, alam, dan adat.
Melalui momentum Natal dan Tahun Baru, Wayan Sumiarsa mengajak wisatawan untuk menjadi bagian dari gerakan regeneratif desa.
“Datanglah bukan hanya untuk berfoto, tetapi juga untuk menjaga kebersihan, menghormati adat, membeli produk UMKM lokal, dan ikut memperkuat gerakan pariwisata regeneratif,” katanya.
Tag: #desa #penglipuran #bali #gelar #beragam #event #menarik #saat #libur #akhir #tahun