Pameran Common Sanctum, Bunga Yuridespita Tunjukkan Ruang Personal lewat Pameran Tunggal
SANG KREATOR: Perupa Bung Yuridespita mempresentasikan karyanya yang bertajuk Spectral Solitude dan Fast Unkown lepada pengunjung pameran. (MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS)
13:28
31 Maret 2024

Pameran Common Sanctum, Bunga Yuridespita Tunjukkan Ruang Personal lewat Pameran Tunggal

Galeri Salihara sejak awal bulan ini dihiasi ragam kreasi perupa Bunga Yuridespita. Seniman asal Bandung itu menampilkan karya dua serta tiga dimensi dalam pameran tunggal bertajuk Common Sanctum. Pameran itu bisa dinikmati masyarakat umum sampai 3 April mendatang.

COSMIC Dreamscape mengisi lebih dari sebagian ruang di Galeri Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Mural karya Bunga Yuridespita itu menyatu mulai dinding sampai lantai galeri. Menjadi inti dari pameran tunggal kedua seniman kelahiran 1989 tersebut. Dalam pameran yang disokong Can’s Gallery dan Salihara Art Center itu, Bunga menghadirkan ruang-ruang yang sebagian besar terinspirasi dari bird view atau sudut pandang burung.

Mural tersebut tidak hanya menempel, tapi juga mendominasi seisi galeri. Lewat mural monokrom hitam putih itu, Bunga memperlihatkan ruang-ruang rahasia yang ada dalam kesehariannya. Sekilas mural tersebut tampak seperti lorong. Bisa dilihat dari banyak sudut. Untuk menuntun penikmat karyanya, Bunga menempatkan satu titik khusus. Dari titik itu, setiap pasang mata yang tertuju pada Cosmic Dreamscape diajak melihat ruang dan ilusi optik nan ciamik.

Tidak heran, banyak pengunjung yang menjadikan mural tersebut sebagai latar untuk berfoto. ”Mengapa ruang-ruang secret itu menjadi penting? Aku sebenarnya ingin menekankan sesuatu yang sifatnya repetitif dalam sebuah ruang. Jadi, ada memori spasial yang ingin aku angkat dalam semua karya-karyaku,” ungkap Bunga kepada awak media yang hadir dalam pembukaan pameran tunggalnya. Bunga mengakui, banyak eksplorasi yang dirinya lakukan dalam pameran kali ini.

ILUSI: Pengunjung berpose pada karya Bunga Yuridespita yang berjudul Cosmic Dreamspace. Pameran di Galeri Salihara, Jakarta, ini berlangsung sampai 3 April mendatang. (MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS)

Hal itu tampak pada ragam karya dan material yang dipakai Bunga. Termasuk mural Cosmic Dreamscape. Mural penuh sudut tersebut diaplikasikan pada ruang tanpa sudut. Ya, Galeri Salihara memang berbeda. Ruang pamernya tanpa sudut karena berbentuk bulat. Dia mengaku itu menjadi tantangan tersendiri. ”Bagaimana aku memasukkan sesuatu yang kaku di ruang yang tanpa sudut,” ujar Bunga. Hasilnya, ada banyak dimensi yang bisa dihadirkan Bunga.

Pada mural itu, hadir bayangan, sudut, dan ruang. ”Kalau dilihat lebih lanjut seperti yang tadi disampaikan soal secret spaces itu ada, yang aku coba tunjukkan dalam mural-mural ini, terutama main installation yang satu ini,” terang Bunga. Meski ruang-ruang itu bersifat pribadi, dia tidak membatasi penikmat karyanya. Sebaliknya, Bunga mengajak mereka berimajinasi lebih jauh. Untuk melihat berbagai posibilitas dari sebuah ruang.

Bunga menyampaikan, pada karya-karya yang ditampilkan dalam Common Sanctum, dirinya membawa ide segar. Yakni, membikin ruang dalam ruang. ”Bukan sekadar denah ruang dari sudut pandang burung, melainkan juga ada bentuk-bentuk tiga dimensi yang diolah dari ruang-ruang yang memang bagiku sendiri itu intimate atau meaningful. Jadi, ruang-ruang personal pribadi,” kata dia. Dalam pameran itu pula, dia menggunakan banyak medium baru seperti semen.

BERAGAM BENTUK: Pengunjung mengamati karya Bunga Yuridespita yang bertajuk Stellar Illussions. (MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS)

Common Sanctum memang tidak melulu menampilkan lukisanlukisan Bunga yang khas, tapi juga menghadirkan patung dan karya lain dalam bentuk audio video. Kurator pameran Rizki A. Zaelani menjelaskan bahwa Common Sanctum adalah suatu konteks cara penghayatan ruang yang sejatinya bermakna sakral atau istimewa bagi setiap orang. ”Dengan cara yang tak perlu sama,” tutur Rizki.

Rizki pun menyampaikan bahwa pameran tunggal kedua bagi Bunga itu bisa dipahami sebagai upaya untuk menghidupkan kembali sensasi ruang. ”Yang diharapkan mampu menghidupkan pengalaman, imajinasi, dan kesadaran publik yang menikmatinya,” ucap dia. Khususnya di lingkungan urban atau kota besar seperti Jakarta. Di mana ruang lebih sering menjadi objek. ”Bunga sepertinya justru ingin menjadikan ruang kembali berlaku sebagai subjek,” tambah dia. (syn/c7/dra)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #pameran #common #sanctum #bunga #yuridespita #tunjukkan #ruang #personal #lewat #pameran #tunggal

KOMENTAR