Candu dan Ambisi Konten FYP TikTok, 70 Persen Remaja Indonesia Mengalami Stres Karena Media Sosial
Ilustrasi: Remaja menggunakan media sosial. (Mydoh)
08:25
2 Desember 2024

Candu dan Ambisi Konten FYP TikTok, 70 Persen Remaja Indonesia Mengalami Stres Karena Media Sosial

  - Sudah banyak jurnal dan penelitian yang melaporkan mengenai dampak buruk media sosial atau medsos bagi kesehatan mental penggunanya. Bahkan istilah FOMO atau Fear of Missing Out juga muncul karena tren bermedia sosial.   Hal tersebut juga yang baru-baru ini viral dilaporkan bahwa banyak remaja Indonesia mengalami stress karena media sosial. Dilansir dari RADAR MALIOBORO (JawaPos Grup), TikTok dinilai jadi penyebab banyaknya kasus stress muncul di kalangan remaja.   TikTok sendiri telah menjadi salah satu platform media sosial paling populer di Indonesia. Berdasarkan laporan We Are Social tahun 2024, sekitar 73,5 persen pengguna internet di Indonesia aktif menggunakan aplikasi ini.  

  Namun, di balik popularitasnya, penggunaan TikTok yang berlebihan mulai memunculkan dampak negatif, terutama pada kesehatan mental remaja. Dalam sebuah unggahan Instagram @izincoid pada 25 November 2025 berjudul “Separah itu, 70 persen anak muda mengalami stres karena TikTok”, dibahas bagaimana aplikasi ini dapat memengaruhi psikologis penggunanya.   Unggahan tersebut merujuk pada penelitian Mardiana dan Maryana (2024) yang menemukan bahwa 60-70% remaja yang menggunakan TikTok dalam durasi tinggi cenderung mengalami peningkatan tingkat stres dan gangguan kecemasan.   Penyebab utama dari hal ini adalah paparan konten yang sering kali memicu perbandingan sosial. Banyak remaja yang merasa minder, insecure, atau kehilangan rasa percaya diri ketika melihat kehidupan "sempurna" yang ditampilkan oleh kreator konten.   Fenomena ini mendorong remaja untuk merasa tidak cukup baik dan mulai meragukan kemampuan diri mereka. Hal ini berdampak pada kesehatan mental, di mana mereka lebih rentan mengalami stres, kecemasan, hingga depresi.   Selain itu, algoritma TikTok yang dirancang untuk membuat pengguna terus-menerus mengakses platform menjadi salah satu faktor yang memengaruhi durasi penggunaan.   Semakin lama waktu yang dihabiskan, semakin tinggi risiko terpapar konten negatif, seperti cyberbullying, body shaming, atau standar hidup yang tidak realistis. Para ahli mengingatkan pentingnya kesadaran akan penggunaan media sosial secara bijak.   Orang tua, guru, dan lingkungan keluarga berperan besar dalam memberikan edukasi kepada anak muda agar dapat menggunakan TikTok dan media sosial lainnya secara sehat.

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #candu #ambisi #konten #tiktok #persen #remaja #indonesia #mengalami #stres #karena #media #sosial

KOMENTAR