Google Ungkap Terobosan Algoritma Kuantum 13.000 Kali Lebih Cepat, Jadi Fondasi Era Inovasi Global dalam Sains dan Teknologi
Google kembali mengukuhkan posisinya sebagai salah satu motor penggerak inovasi global setelah mengumumkan terobosan besar dalam komputasi kuantum.
Perusahaan menegaskan bahwa algoritma barunya yang dijalankan pada chip kuantum Willow mampu menuntaskan perhitungan rumit yang sebelumnya mustahil dicapai oleh superkomputer konvensional.
Algoritma tersebut yang disebut Quantum Echoes mampu menghitung struktur molekul dengan kecepatan luar biasa, yakni 13.000 kali lebih cepat dibandingkan algoritma yang berjalan pada superkomputer tercanggih.
Google menyatakan bahwa kinerja itu merupakan “komputasi di luar kemampuan klasik” yang dapat diverifikasi secara berulang dan menjadi landasan penting menuju penerapan komputasi kuantum dalam kehidupan nyata.
Menurut Google, ini merupakan kali pertama sebuah komputer kuantum menjalankan algoritma yang bukan hanya melampaui kemampuan superkomputer, tetapi juga menghasilkan output atau keluaran yang dapat diverifikasi pada berbagai perangkat kuantum maupun melalui eksperimen.
Kepala Ilmuwan di unit Quantum AI Google, Michel Devoret, menilai langkah tersebut sebagai kemajuan fundamental. “Ini menandai langkah baru menuju komputasi kuantum skala penuh,” ujarnya, dikutip dari The Guardian, Senin (17/11/2025).
Meski demikian, sejumlah pakar tetap memberikan catatan kritis. Profesor Winfried Hensinger dari University of Sussex menyampaikan bahwa meski Google telah menunjukkan “keunggulan kuantum”, demonstrasi ini masih berfokus pada persoalan ilmiah yang sempit dan belum memiliki dampak langsung dalam aplikasi sehari-hari.
Dia menambahkan bahwa komputer kuantum yang benar-benar tangguh akan membutuhkan ratusan ribu hingga jutaan qubit, sesuatu yang hingga kini belum dapat dicapai karena qubit sangat mudah terganggu.
Kendati tantangannya besar, Google tetap optimistis. Wakil Presiden Teknik Google Quantum AI, Hartmut Neven, memperkirakan bahwa aplikasi praktis komputer kuantum bisa muncul dalam lima tahun ke depan, seiring stabilisasi perangkat keras. Dia menambahkan bahwa komputer kuantum dapat menghasilkan data unik yang mampu memperkuat sistem kecerdasan buatan generasi berikutnya.
Secara teknis, komputer klasik mengolah informasi melalui bit bernilai 0 atau 1, sementara komputer kuantum menggunakan qubit yang dapat berada pada berbagai keadaan sekaligus berkat prinsip superposisi. Kemampuan ini memungkinkan eksplorasi berbagai kemungkinan secara paralel, sekaligus membuat perangkat kuantum sangat rentan terhadap gangguan lingkungan dan membutuhkan kondisi operasi yang ekstrem.
Namun, inovasi ini juga menimbulkan kekhawatiran, terutama di bidang keamanan siber. Seiring meningkatnya kapasitas komputasi kuantum, para ahli memperingatkan bahwa enkripsi tingkat tinggi yang kini digunakan secara luas berpotensi ditembus, sehingga pemerintah dan perusahaan dinilai perlu segera mengadopsi sistem kriptografi tahan kuantum.
Terobosan Google ini bukan sekadar pencapaian teknis, tetapi juga langkah strategis yang mempertegas dinamika persaingan teknologi di tingkat global. Komputasi kuantum, dengan potensi percepatan eksponensialnya, dapat mengubah arah inovasi di sektor medis, material, hingga kecerdasan buatan.
Dengan Quantum Echoes, Google menegaskan ambisinya untuk merebut posisi terdepan dalam kompetisi komputasi kuantum global. Terobosan ini menjadi pijakan strategis menuju era baru sains dan teknologi, ketika kemampuan komputasi ekstrem tidak lagi sekadar gagasan futuristik dalam film fiksi ilmiah, melainkan fondasi bagi lahirnya berbagai inovasi nyata yang dapat mengubah dunia. (*)
Tag: #google #ungkap #terobosan #algoritma #kuantum #13000 #kali #lebih #cepat #jadi #fondasi #inovasi #global #dalam #sains #teknologi