Kim Kadarshian Curhat, ChatGPT Bikin Dia Gagal Ujian Hukum
Kim Kadarshian()
08:06
16 November 2025

Kim Kadarshian Curhat, ChatGPT Bikin Dia Gagal Ujian Hukum

 - Selebriti sekaligus internet persona Kim Kadarshian mengaku punya masalah dengan chatbot ChatGPT.

Dalam sebuah video bertajuk "Kim Kardashian & Teyana Taylor Take Lie Detector Tests" yang tayang di kanal media Vanity Fair, Kim mengatakan ChatGPT membuat dirinya gagal dalam ujian hukum.

Bintang relity show Keeping Up with the Kadarshian ini menceritakan, dirinya menggunakan ChatGPT untuk meminta saran pertanyaan hukum.

"Jadi, ketika saya membutuhkan jawaban dari sebuah pertanyaan, saya akan memotretnya (soal) lalu menaruhnya (ke ChatGPT)," jelas Kim.

Akan tetapi, Kim mengatakan ChatGPT selalu memberikan jawaban keliru. Hal itu membuat dirinya kesal dan frustasi.

"Mereka (ChatGPT) selalu memberikan jawaban yang salah. Hal itu membuatku gagal ujian. Setiap saat. Ini membuatku gila dan aku akan meneriakinya, seperti 'Kamu bikin aku gagal. Kenapa tega kamu?'" kata Kim.

Setelah "berdebat" panjang dengan ChatGPT, Kim justru mendapat "pelajaran hidup". Dengan nada bercanda, ia mengatakan bahwa ChatGPT mengajarkannya untuk yakin dengan insting.

"Jadi kamu sudah tahu jawabannya sejak dulu," kata Kim menirukan jawaban dari ChatGPT.

Kim berpendapat, ChatGPT seharusnya dikembangkan lebih baik lagi karena ia cukup bergantung ke chatbot AI itu.

Untuk diketahui, Kim Kadarshian mengambil jurusan hukum sejak enam tahun lalu. Ia baru menuntaskan studinya dan diwisuda bulan Mei lalu.

Kim menyelesaikan program law school lewat jalur alternatif bernama "reading the law" di Negara Bagian California.

Jalur ini memungkinkan seseorang belajar hukum di bawah bimbingan pengacara profesional, tanpa harus kuliah di fakultas hukum tradisional.

Ia juga harus lulus serangkaian ujian ketat, termasuk baby bar atau Ujian Mahasiswa Hukum Tingkat Pertama/ First-Year Law Students' Examination (FYLSE), di mana dia gagal sebanyak tiga kali sebelum akhirnya lolos pada 2021.

ChatGPT sering halu

Kim tidak sendiri. Seiring popularitas ChatGPT, banyak pula orang yang mengandalkannya untuk berbagai hal.

Tidak sedikit pula pengguna yang serta merta percaya dengan segala informasi yang disodorkan ChatGPT.

Padahal, chatbot semacam ini, termasuk Gemini AI, Perplexity, dan sebagainya, masih rentan berhalusinasi. Hal ini juga diakui oleh Sam Altman, pendiri OpenAI, induk perusahaan ChatGPT.

“Orang-orang punya tingkat kepercayaan yang sangat tinggi terhadap ChatGPT, yang sebenarnya cukup mengejutkan, karena AI itu masih sering ‘berhalusinasi’,” kata Altman dalam sebuah siniar (podcast) perdana OpenAI yang mengudara beberapa waktu lalu.

Dalam dunia artificial intelligence, istilah “hallucination” bukan berarti AI benar-benar berkhayal seperti manusia, tapi merujuk pada kecenderungan model AI seperti ChatGPT menghasilkan informasi yang salah, meski disampaikan dengan bahasa yang terdengar meyakinkan.

Altman menyarankan agar pengguna selalu memverifikasi informasi yang diberikan oleh ChatGPT, terutama jika digunakan untuk hal penting seperti pendidikan, pekerjaan, riset, kesehatan, atau keuangan.

“Teknologi ini belum benar-benar bisa diandalkan 100 persen. Kami harus jujur dan terbuka soal itu,” kata Altman dalam podcast berdurasi sekitar 40 menit itu.

Altman menjelaskan bahwa ChatGPT bekerja dengan memprediksi kata berikutnya dalam sebuah kalimat, berdasarkan pola bahasa dari data yang digunakan saat pelatihan.

Artinya, chatbot ini tidak benar-benar “mengerti” topik yang sedang dibahas, melainkan hanya meniru pola bahasa yang sering muncul di internet, buku, dan dokumen lainnya.

Jadi, meski hasilnya sering terasa benar, tetap saja ada kemungkinan besar jawaban yang diberikan AI tidak akurat, keliru, atau bahkan sepenuhnya salah.

Maka dari itu, kata Altman, ChatGPT sebaiknya dipakai seperti kita menggunakan alat bantu lainnya (seperti kalkulator atau kamus), bukan sebagai satu-satunya sumber kebenaran.

Tag:  #kadarshian #curhat #chatgpt #bikin #gagal #ujian #hukum

KOMENTAR