YouTube Shorts Kini Mendulang Lebih Banyak Uang
- Fitur video singkat Shorts kini menghasilkan pundi dana yang lebih tinggi dibanding video panjang.
Hal ini terungkap dalam laporan pendapatan induk YouTube, Alphabet untuk kuartal III-2025 yang dipublikasikan baru-baru ini.
"Di Amerika Serikat, Shorts kini menghasilkan pendapatan per jam tonton yang lebih besar dari in-stream tradisional di YouTube," kata CEO Google, Sundar Pichai dalam laporan pendapatan Alphabet.
Pichai tidak mengungkap detail nominal pendapatan Shorts pada kuartal tersebut. Namun Chief Business Officer Google, Phillip Schindler menekankan adanya peningkatan berkelanjutan pada sistem rekomendasi Shorts.
"Sistem rekomendasi kami mendorong pertumbuhan waktu tonton yang kuat di area monetisasi utama kami, seperti Shorts dan Living Room. Seiring kami memanfaatkan model Gemini, kami melihat peningkatan penemuan (rekomendasi konten) lebih lanjut," papar Schindler dalam paparan pendapatan Alphabet.
Selain faktor algoritma, tren perilaku konsumen juga turut memperkuat performa Shorts.
Faktor pendorong lain atas naiknya pendapatan Shorts ditaksir adalah tingkat pembelian produk yang lebih tinggi dibanding video panjang.
Menurut survei Precise TV tahun 2025 terhadap 1.000 remaja AS beserta orangtuanya, 51 persen remaja laki-laki melakukan transaksi pembelian setelah melihat iklan YouTube Shorts.
Jumlahnya lebih tinggi dibanding remaja yang beli produk usai melihat iklan di TikTok, dengan persentase 44 persen.
Remaja perempuan juga melakukan hal yang sama di YouTube Shorts dengan persentase 43 persen, dibanding 41 persen di TikTok.
YouTube dinilai lebih efektif sebagai platform penemuan produk dibanding kompetitornya. Ini dibuktikan dengan 18 persen remaja meminta produk yang dilihat di YouTube kepada orangtuanya.
Survei ini juga menunjukkan bahwa 66 persen remaja AS rutin menonton YouTube Shorts, di mana 18 persen di antaranya menonton lebih dari 1,5 jam sehari.
Ilustrasi YouTube. Cara menghapus history YouTube.
Adapun total pendapatan Alphabet pada triwulan Juli-September 2025 itu tembus 100 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.668 triliun), menjadikan rekor bagi pendapatan kuartalan perusahaan.
Lebih spesifik dari total revenue itu, pendapatan iklan YouTube mencapai 10,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 171 triliun). Jumlahnya tercatat naik 15 persen dibanding kuartal III-2024 (year-on-year/YoY), menjadi indikasi bahwa YouTube turut berkontribusi besar dalam pendapatan grup Alphabet.
Selain dari iklan, layanan berlangganan termasuk YouTube Music, YouTube Premium serta YouTube TV juga tumbuh signifikan, hingga 21 persen YoY. Total pendapatan layanan berlangganan YouTube ini tembus 12,9 miliar dollar AS (sekitar Rp 215 triliun) pada kuartal III-2025.
Jumlah pelanggan YouTube Music juga tidak dirinci, tetapi total pelanggan layanan berlangganan Google sudah lebih dari 300 juta pelanggan. Kontributor terbesarnya adalah YouTube Premium dan Google One.
Di YouTube, Schindler menegaskan bahwa pelanggan berbayar memberikan kontribusi yang lebih besar ketimbang pengguna gratisan. Kendati demikian, platform berbagi video ini akan tetap mengakomodasi dua kategori pelanggan tersebut.
Performa YouTube pada kuartal ini juga kian menegaskan posisinya sebagai platform berbagi video itu nomor wahid di AS, berdasarkan waktu tontonnya, selama lebih dari dua tahun sebagaimana data Nielsen, dihimpun KompasTekno dari Ppc.land.