Jelang Asian Games 2026: Jepang Luncurkan Inovasi “Floating Village” hingga Stadion Ramah Lingkungan
Seorang pelari berlatih di sekitar Nagoya City Mizuho Park Athletic Stadium yang tengah dipersiapkan sebagai venue utama Asian Games 2026 di Prefektur Aichi, Jepang. (Dok. The Japan Times)
23:51
17 Oktober 2025

Jelang Asian Games 2026: Jepang Luncurkan Inovasi “Floating Village” hingga Stadion Ramah Lingkungan

Menjelang satu tahun penyelenggaraan Asian Games 2026 di Aichi–Nagoya, Jepang tengah mempercepat berbagai persiapan demi memastikan ajang olahraga terbesar di Asia itu berjalan sukses. Meskipun sebagian besar pembangunan infrastruktur telah selesai, panitia menghadapi tantangan besar dalam membangun antusiasme publik domestik yang masih tergolong rendah.

Dilansir dari The Japan Times, berbagai kampanye dan acara promosi kini digencarkan untuk menciptakan “buzz” di tengah masyarakat.

Salah satu proyek paling menonjol adalah Nagoya City Mizuho Park Athletic Stadium, yang akan menjadi lokasi upacara pembukaan, penutupan, dan cabang atletik utama.

"Stadion ini ditargetkan selesai pada Maret 2026 dan diproyeksikan menjadi ikon kesiapan Jepang dalam menyambut pesta olahraga se-Asia. Pemerintah lokal Aichi menyebut proyek ini sebagai simbol efisiensi, teknologi ramah lingkungan, dan semangat kolaborasi antarwilayah," tulis Japan Times.

Dalam hal akomodasi, Jepang menempuh langkah tak biasa dengan tidak membangun perkampungan atlet permanen. Sebagai gantinya, panitia memilih konsep “floating village”, yakni memanfaatkan kapal pesiar mewah dan kontainer yang diubah menjadi hunian sementara.

Dilaporkan oleh The Straits Times, sekitar 4.600 atlet dan ofisial akan tinggal di kapal pesiar yang berlabuh di pelabuhan Nagoya, sementara 2.400 lainnya menempati unit kontainer yang berjarak sekitar sepuluh menit perjalanan bus dari lokasi utama.

Langkah ini diambil untuk memangkas biaya sekaligus mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan. "Pembangunan infrastruktur baru dinilai tidak efisien secara jangka panjang, sehingga dana dialihkan untuk meningkatkan sistem transportasi dan digitalisasi selama ajang berlangsung. Selain itu, penggunaan kapal dan kontainer dinilai mampu mengurangi emisi karbon dibanding membangun fasilitas permanen," tulis laporan The Economic Times.

Meski demikian, Olympic Council of Asia (OCA) memberikan sejumlah catatan terhadap persiapan Jepang. Dilansir dari Tribune Philippines, OCA menyoroti kebutuhan peningkatan pada sektor transportasi publik dan kapasitas akomodasi tambahan. Pemerintah Jepang menegaskan bahwa semua rekomendasi telah direspons dengan langkah konkret dan tetap optimis penyelenggaraan akan sesuai jadwal.

Selain menyiapkan sarana fisik, panitia juga memperkuat strategi komunikasi publik. The Japan Times melaporkan bahwa kesadaran masyarakat Jepang terhadap Asian Games masih rendah, terutama di kalangan muda yang belum pernah menyaksikan ajang tersebut di negaranya sejak 1994.

Karena itu, pemerintah daerah bersama panitia pelaksana menggelar festival olahraga mini, pameran interaktif, serta kegiatan hitung mundur untuk membangun semangat nasional.

Dalam forum World Press Briefing yang digelar Oktober 2025, panitia mengundang lebih dari seratus jurnalis dari seluruh dunia untuk meninjau langsung progres pembangunan. Dikutip dari Xinhua News, media internasional diberikan kesempatan melihat langsung stadion Mizuho Park, arena judo, serta fasilitas media utama. Acara tersebut menjadi bukti transparansi panitia sekaligus bentuk diplomasi olahraga Jepang di mata dunia.

Tidak hanya fokus pada infrastruktur, Jepang juga menyiapkan inovasi di sektor olahraga yang akan dipertandingkan.

Dilansir dari The Straits Times, cabang mixed martial arts dan e-sport akan menjadi daya tarik utama untuk menarik penonton muda. "E-sport yang sebelumnya sukses pada Asian Games Hangzhou kembali dihadirkan sebagai simbol modernisasi olahraga Asia."

Gubernur Prefektur Aichi, Hideaki Omura, menegaskan bahwa seluruh proyek berjalan sesuai rencana dan siap menyambut ribuan atlet dari 45 negara peserta. "Omura menilai kritik yang datang dari OCA justru menjadi motivasi untuk mempercepat koordinasi lintas instansi dan memastikan kesiapan maksimal di semua sektor," tulis wawancara bersama The Japan Times.

Dengan mengusung tagline “Imagine One Asia”, Asian Games 2026 diharapkan bukan sekadar perhelatan olahraga, tetapi juga momentum mempererat solidaritas antarnegara Asia.

Jepang bertekad menghadirkan event yang tidak hanya megah, tetapi juga efisien, inovatif, dan berorientasi masa depan,sebuah cermin dari filosofi modern bangsa tersebut.

 

Editor: Hendra Eka

Tag:  #jelang #asian #games #2026 #jepang #luncurkan #inovasi #floating #village #hingga #stadion #ramah #lingkungan

KOMENTAR