Tak Gentar Hadapi Dingin, 12 Hewan Tangguh Ini Bisa Hidup di Lingkungan Bersuhu di Bawah Titik Beku
Sebuah daerah terpencil di Rusia dinyatakan dalam keadaan darurat akibat invasi puluhan beruang kutub di permukiman penduduk
06:30
8 Oktober 2024

Tak Gentar Hadapi Dingin, 12 Hewan Tangguh Ini Bisa Hidup di Lingkungan Bersuhu di Bawah Titik Beku

 

 Pernahkah teman-teman pergi berwisata ke tempat-tempat seperti Dieng di Jawa Tengah atau Bromo di Jawa Timur? Bagaimana, dingin bukan?

Tapi ada, lho, tempat-tempat seperti di Benua Antartika di selatan atau Samudra Arktik di utara yang selalu di bawah titik beku, yang bahkan mungkin kalian pun butuh jaket berlapis-lapis untuk bisa beraktivitas seperti biasa di sana!

Nah, tahukah teman-teman, kalau di tempat-tempat bersuhu luar biasa dingin itu, ternyata ada hewan-hewan yang cukup tangguh untuk bertahan hidup?

Hewan-hewan seperti mereka dikenal sebagai organisme ekstremofil yang bisa disebut mengabaikan gagasan bahwa kehidupan membutuhkan lingkungan yang aman dan nyaman untuk bisa bertahan.

Mereka, dengan segala bentuk adaptasi dari hasil evolusinya sampai sekarang, membuktikan bahwa lingkungan bersuhu di bawah titik beku tidak membuat mereka gemetar kedinginan.

Hewan-hewan apa saja, sih, yang bisa hidup di tempat-tempat dingin dengan suhu minus di bawah titik beku? Yuk, kita kenalan dengan mereka satu per satu!

  1. Penguin Kaisar

Burung-burung tangguh ini menghabiskan musim kawinnya di Benua Antartika, tempat di mana suhu secara rutin turun hingga mencapai −40 °C.

Hewan ini bertahan hidup dari dingin yang mengancam jiwa dengan berkoloni dalam kelompok-kelompok besar untuk berbagi kehangatan dan meminimalkan paparan individu dari unsur-unsur alam. Demi mempertahankan hidup koloninya, mengutip Jurnal Britannica, secara berkala, penguin-penguin yang berada di pinggiran luar kelompok dibawa ke tengah sehingga setiap anggota diberi kesempatan untuk menghangatkan diri.

  1. Beruang Kutub

Beruang bernama latin Ursus maritimus ini tidak seperti saudara mereka, beruang hitam dan cokelat di selatan yang berhibernasi. Hal ini, melansir situs Stacker, mungkin sebagian disebabkan oleh metabolisme energi mereka yang beradaptasi secara khusus, yang memungkinkan mereka tetap hangat dengan kehilangan energi minimum saat makanan sulit ditemukan.

Beruang kutub memiliki berbagai karakteristik lain yang memungkinkan mereka bertahan hidup dalam suhu dingin ekstrem, termasuk sekitar empat bulan musim dingin saat matahari hampir tidak terbit, dan suhu bulanan dapat mencapai rata-rata -29 derajat Fahrenheit. Mereka bisa tetap hangat selama musim dingin di Kutub Utara berkat struktur bulunya yang bekerja seperti termos. Bulu mereka secara efektif terdiri dari dua lapisan: bulu bagian bawah yang padat, dan rambut pelindung berongga dan transparan yang tampak putih saat memantulkan cahaya tampak. Pada musim panas, bulu putih beruang kutub membantunya menyerap lebih banyak sinar matahari. Di bawah kulit mereka terdapat lapisan lemak setebal 4,5 inci yang membantu menghangatkan tubuhnya yang besar.

Bahkan, kabarnya seekor beruang kutub dapat berenang hingga 80 kilometer di air laut yang sedingin es tanpa istirahat!

  1. Macan Tutul Salju

Hewan bernama latin Panthera uncia ini, melansir situs Discover Magazines, memiliki bulu tebal bercorak totol-totol berwarna kelabu-putih yang membantu mereka berlindung dari hawa dingin serta berkamuflase dengan sempurna di lanskap bersalju. Mereka dapat membaur dengan sangat baik di lingkungan pegunungan Asia Tengah, sampai dijuluki sebagai "hantu gunung." Mereka juga memiliki kaki belakang yang kuat yang dapat mendorong mereka enam kali lebih panjang dari ukuran tubuh mereka dan ekor yang panjang untuk menjaga keseimbangan dan kehangatan.

Macan Tutul Salju ditemukan di pegunungan tinggi dan terjal di Afghanistan, Bhutan, Tiongkok, India, Kazakhstan, Republik Kirgistan, Mongolia, Nepal, Pakistan, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan. Mereka beradaptasi dengan baik untuk hidup di lingkungan pegunungan yang dingin.

Mereka adalah karnivora dan predator penyergap yang memburu hewan yang lebih kecil seperti kelinci dan burung.

Meskipun hewan yang bercuaca dingin ini sangat cantik, spesies mereka terancam punah. Perubahan iklim, hilangnya habitat, kelangkaan pangan, dan perburuan liar merupakan ancaman utama bagi cara hidup macan tutul salju. Populasi macan tutul salju secara global, melansir situs Discover Magazines, diperkirakan berjumlah kurang dari 10.000 individu dewasa dan diperkirakan akan menurun sampai sekitar 10 persen pada tahun 2040.

  1. Katak Kayu

Mengutip jurnal Britannica, saat suhu menjadi dingin, katak kayu (Lithobates sylvaticus) beradaptasi dengan membiarkan dirinya membeku dan tetap berada dalam kondisi hibernasi hingga musim semi.

Melansir situs World Atlas, katak kayu dapat bertahan hidup dalam kondisi beku dengan mengakumulasi glukosa, suatu krioprotektan, dalam jaringannya. Glukosa pekat tersebut bertindak sebagai antibeku alami yang mencegah pembentukan es di jaringan tubuhnya.

Selain itu, katak ini juga menunjukkan respons fisiologis untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Misalnya, ketika terjadi musim kemarau yang panjang, katak ini akan mengubur dirinya di dalam tanah dan memasuki kondisi dormansi hingga kondisinya membaik.

  1. Salamander Siberia

Salamander Siberia (Salamandrella keyserlingii), melansir situs World Atlas, telah beradaptasi untuk hidup di habitat yang keras dengan suhu beku, oksigen rendah, dan salinitas tinggi di wilayah subarktik Rusia dan Mongolia. spesies amfibi unik ini mengurangi laju metabolismenya hingga hampir nol dan memasuki kondisi hibernasi di habitat dingin sampai bertahun-tahun. Hewan yang hidup di dua alam ini dapat bertahan hidup pada suhu rendah hingga -45 °C karena ia menghasilkan zat antibeku yang mencegah pembentukan es dalam jaringannya.

Sel-sel kulit salamander yang terspesialisasi membantunya menoleransi habitat rendah oksigen karena protein pengikat oksigen efisiensi tinggi membantu menyerap oksigen langsung dari air. Sel-sel kulit juga memungkinkan spesies ini beradaptasi dengan lingkungan salinitas tinggi seperti kolam payau dan danau salin dengan mencegah kehilangan air.

Salamander Siberia, melansir situs Stacker, memiliki distribusi habitat yang luas, mulai dari Rusia utara hingga ke timur hingga Korea dan Jepang. Salamander Siberia merupakan satu-satunya amfibi di wilayah utara yang jauh dari jangkauannya, berkat adaptasi yang luar biasa terhadap musim dingin yang ekstrem.

  1. Laba-laba Pelompat Himalaya

Laba-laba Pelompat Himalaya (Euophrys omnisuperstes) adalah anggota kelas arachnida atau hewan berbuku-buku yang tubuhnya terbagi atas kepala-abdomen yang berukuran antara 0,15 hingga 0,19 inci dengan tubuh berwarna cokelat dan bulu putih. Mata depannya tampak seperti bulu berumbai cokelat, dengan pejantan berwarna lebih gelap daripada betina.

Laba-laba ini mendapatkan nama 'omnisuperstes' karena habitatnya, yang berarti 'berdiri di atas segalanya', sebab arachnida ini hidup di ketinggian sekitar 22.000 kaki di atas permukaan laut.

Laba-laba bisa ini menetap di tempat-tempat yang pasokan oksigennya sangat terbatas bagi sebagian besar spesies, termasuk manusia. Pada ketinggian setidaknya 5.300 kaki lebih tinggi daripada tempat berpenghuni permanen tertinggi di bumi (La Rinconada di Andes Peru), laba-laba ini dapat digolongkan sebagai hewan non-migrasi yang tinggal di tempat tertinggi di dunia.

Laba-laba ini, mengutip situs World Atlas, dapat bertahan hidup dari semua kondisi ekstrem, termasuk kondisi beku, dan laba-laba ini hidup di celah-celah berbatu sambil memakan serangga dan makhluk kecil lain.

Adaptasi utama laba-laba pelompat adalah kemampuannya untuk mengatur suhu tubuh dengan berpindah ke area berbeda di lingkungannya untuk menemukan suhu yang lebih hangat atau lebih dingin sesuai kebutuhan. Penglihatan mereka yang luar biasa membantu mereka menjelajahi lingkungan dan menemukan mangsa.

 

 

  1. Cucujidae

Seperti katak kayu, kumbang kulit kayu pipih merah (Cucujus clavipes) atau cucujidae, melansir jurnal Britannica, menghasilkan zat kimia khusus untuk bertahan hidup pada musim dingin. Kumbang ini mengurangi jumlah air dalam tubuhnya sambil mengumpulkan protein pelindung jaringan, yang memungkinkannya bertahan hidup dari apa pun yang diberikan alam. Kumbang ini telah beradaptasi untuk hidup di hutan-hutan boreal dan subarktik di Amerika Utara dalam suhu yang sangat rendah dan dengan sumber makanan yang terbatas.

Kumbang ini, melansir situs World Atlas, diketahui dapat bertahan hidup dalam suhu di bawah nol karena mereka menghasilkan zat antibeku alami yang disebut gliserol yang melindungi sel-sel makhluk kecil ini dari pembekuan. Kumbang ini juga memiliki mekanisme unik untuk menghemat energi selama bulan-bulan musim dingin. Kumbang ini melakukannya dengan mengurangi metabolisme, memperlambat detak jantung, dan menggali ke dalam salju untuk menghemat panas tubuh, dan meminimalkan kehilangan air.

  1. Caribou

Meskipun caribou (Rangifer tarandus) hidup dan berhabitat di kutub, saat ini kebanyakan dari mereka adalah rusa kutub liar atau semi-domestikasi di Eropa utara dan Rusia, dan kawanan liar terakhir mereka terdapat di Amerika Utara, di mana mereka adalah satu-satunya rusa yang hidup sepanjang tahun di belahan bumi utara.

Caribou, melansir situs Stacker, beradaptasi dengan sangat baik terhadap cuaca ekstrem, dengan bulu berongga yang menyediakan lapisan isolasi, dan kuku besar yang berfungsi seperti sepatu salju, dan memungkinkan mereka menggali salju untuk menemukan lumut yang mereka andalkan sepanjang musim dingin. Tidak ada rusa lain yang memiliki tanduk, dan sementara rusa jantan menggunakan tanduk mereka untuk mempertahankan hak berkembang biak, rusa betina yang hamil dapat menggunakan tanduk mereka di musim dingin untuk mempertahankan area makan.

  1. Burung Hantu Salju

Burung hantu salju (Bubo scandiacus) telah menjadi salah satu ras burung hantu paling populer di seluruh dunia. Terkenal karena bulunya yang putih mencolok, yang memberikan kamuflase yang sangat baik di lingkungan bersalju, burung hantu ini telah menjadi simbol keindahan dan misteri Arktik. Burung hantu salju, mengutip situs Discover Magazines, biasanya ditemukan di Amerika Utara, di antara Lingkaran Arktik dan hingga ke Amerika Serikat bagian utara. Mereka juga dapat ditemukan di Eropa dan Asia.

Burung hantu salju adalah burung pemangsa yang sangat pintar dan lincah. Mereka terutama memburu mamalia kecil seperti hewan-hewan pengerat kecil, tetapi mereka juga memangsa hewan yang lebih besar seperti kelinci dan bahkan burung lain, mulai dari bebek, angsa, hingga sesama burung pemangsa.

Burung hantu salju juga merupakan burung hantu terberat di Amerika Utara, dengan berat sekitar empat pon karena bulunya yang tebal dan kedap udara. Tidak seperti kebanyakan burung hantu, burung hantu salju tidak aktif di malam hari, terutama karena siang hari yang panjang di Lingkaran Arktik.

 

 

  1. Walrus

Walrus (Odobenus rosmarus) adalah hewan unik yang hidup di cuaca dingin. Panjangnya bisa mencapai 11 kaki dan beratnya lebih dari 1 ton! Melansir situs Descovery Magazines, mereka adalah bagian penting dari ekosistem laut dan dikenal karena adaptasinya terhadap lingkungan Arktik. Namun, kelangsungan hidup mereka terkendala oleh faktor-faktor seperti perubahan iklim, yang memengaruhi habitat es laut mereka.

Ada dua subspesies walrus, yaitu Atlantik dan Pasifik. Atlantik hidup di lepas pantai Kanada dan Greenland, sedangkan Pasifik hidup di lepas pantai Rusia dan Alaska.

Diet utama hewan besar ini adalah invertebrata, terutama moluska seperti kerang. Mereka menggunakan kumis sensitifnya (vibrissae) untuk mendeteksi mangsa di dasar laut. Walrus juga dapat memakan organisme lain seperti udang, kepiting, cacing tabung, karang lunak, tunikata, dan teripang. Kadang-kadang, mereka mungkin memangsa ikan.

Gading mereka adalah gigi taring besar yang terus tumbuh sepanjang hidup mereka dan tidak digunakan untuk makan. Walrus menggunakan gigi mereka untuk berbagai hal, termasuk menyeret diri mereka keluar dari air dingin dan menyeberangi es.

Melansir situs Discovery Magazines, populasi walrus terus menurun karena mereka sering diburu untuk diperdagangkan dan diambil lemak serta gadingnya. Namun, mereka kini terancam oleh sesuatu yang sama sekali berbeda – perubahan iklim. Karena es di Lingkaran Arktik mencair, semakin sedikit ruang untuk menampung walrus yang bermigrasi saat mereka menuju sumber makanan. Sebaliknya, mereka berkumpul di pulau-pulau kecil berbatu yang tidak mungkin menampung mereka semua. Beberapa telah tenggelam sementara yang lain jatuh dari tebing setelah mencoba mencari tempat untuk beristirahat.

  1. Paus Beluga

Paus beluga (Delphinapterus leucas) adalah hewan cetacea unik lain yang hidup di cuaca dingin dan sebagian besar ditemukan di wilayah Arktik sampai sub-Arktik. Paus beluga umumnya terlihat di perairan Samudra Arktik, khususnya di wilayah seperti Laut Bering, Kepulauan Arktik Kanada, dan di sekitar Greenland. Mereka juga dikenal suka bepergian ke muara dan cekungan sungai.

Para pelaut mulanya memperhatikan seberapa sering paus-paus ini mencicit dan berkicau dan menjuluki mereka "burung kenari laut."

Paus beluga adalah hewan sosial yang berburu dan bermigrasi dalam kelompok. Mereka memiliki diet yang beragam, terutama memakan ikan, krustasea, dan sefalopoda. Ini termasuk spesies seperti salmon, herring, cod, udang, cumi-cumi, dan gurita. Kebiasaan makan mereka dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan musim.

Paus beluga merupakan bagian penting dari ekosistem; Namun, akibat pengeboran minyak dan kebisingan laut, habitat dan kesehatan mereka terancam. Mereka diklasifikasikan sebagai hampir terancam dalam Daftar Merah IUCN.

  1. Beruang Air (Tardigrada)

Tidak lengkap rasanya kalau membuat listikel hewan-hewan yang bisa bertahan di lingkungan ekstrem seperti suhu luar biasa dingin, tapi tidak menyertakan tardigrada di dalamnya.

Organisme mikroskopis yang menakjubkan ini, melansir jurnal Britannica dan situs World Atlas, makhluk aneh berkaki delapan ini adalah definisi hewan paling tahan banting di dunia, sebab ia ditemukan hidup di berbagai lingkungan dan kondisi mulai dari yang paling aman sampai yang paling ekstrem sekalipun!

Dalam kondisi lingkungan yang sangat keras dan sulit, tardigrada bertahan hidup dengan menonaktifkan segala metabolisme pada tubuhnya sampai seolah-olah telah mati, yang dikenal sebagai kriptobiosis. Pada mode ini, mereka dapat menoleransi semua jenis tekanan lingkungan dan bertahan hidup selama bertahun-tahun tanpa makanan atau air. Mereka dapat bertahan dalam kondisi ini selama beberapa dekade dan bisa kembali aktif bergerak saat kondisi lingkungan memungkinkan untuk hewan ini kembali hidup.

Fitur unik lain dari spesies yang tangguh ini adalah zat protein khusus mereka yang dapat memperbaiki kerusakan DNA akibat radiasi. Tardigrada juga dapat menahan tingkat tekanan yang sangat tinggi, sehingga mereka dapat bertahan hidup di habitat laut dalam. Mereka juga dapat melawan dehidrasi dengan tetap kering untuk waktu yang lama dan kembali hidup setelah terhidrasi kembali.

Para ilmuwan sangat terpesona dengan organisme ini dan percaya bahwa penelitian lebih lanjut tentang mereka dapat menghasilkan kemajuan di bidang-bidang seperti eksplorasi ruang angkasa, kedokteran, dan pelestarian lingkungan.

 ***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #gentar #hadapi #dingin #hewan #tangguh #bisa #hidup #lingkungan #bersuhu #bawah #titik #beku

KOMENTAR