16 Titik Megathrust 'Kepung' Indonesia, Mentawai hingga NTT, BMKG Sebut Gempa Tinggal Menunggu Waktu
Ilustrasi gempa. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membuat pernyataan mengejutkan dengan menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu. 
21:49
13 Agustus 2024

16 Titik Megathrust 'Kepung' Indonesia, Mentawai hingga NTT, BMKG Sebut Gempa Tinggal Menunggu Waktu

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membuat pernyataan mengejutkan dengan menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.

Apa itu gempa megathrust? Apa yang bisa kita ketahui seputar ancaman tersebut?

Dalam keterangannya, BMKG menyebut ada kekhawatiran dari ilmuwan Indonesia terhadap Megathrust Selat Sunda M 8.7 dan Megathrust Mentawai-Suberut M 8.9.

Pasalnya, dua megathrust tersebut sudah lama tidak melepaskan energi besarnya.

Apa Itu Gempa Megathrust?

Gempa jenis ini merupakan gempa bumi yang berasal dari zona megathrust.

Jika didasarkan kata, "Mega" itu artinya besar, sedangkan kata "Thrust" itu artinya sesar sungkup.

Letaknya berada di perbatasan pertemuan continental crust (kerak benua) dan oceanic crust (kerak samudra).

Berdasarkan hasil kajian para pakar gempa bumi, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust.

Gempa bumi pada lajur atau zona megathrust disebut juga gempa bumi interplate.

Zona megathrust juga kerap dipakai untuk menjelaskan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting).

Permodelan dari para ilmuwan Indonesia dan BMKG menunjukkan adanya potensi gempa besar pada dua zona megathrust tersebut.

Daftar zona megathrust yang ada di Indonesia

Tapi, selain dua megathrust tersebut (Selat Sunda M 8.7 dan Megathrust Mentawai-Suberut) Indonesia juga dikelilingi oleh banyak titik megathrust lain.

Ada 16 titik megathrust yang mengelilingi Indonesia, yaitu:

  • Aceh-Andaman
  • Nias-Simeulue
  • Kepulauan Batu
  • Mentawai-Siberut
  • Mentawai–Pagai
  • Enggano
  • Selat Sunda Banten
  • Selatan Jawa Barat
  • Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur
  • Selatan Bali
  • Selatan NTB
  • Selatan NTT
  • Laut Banda Selatan
  • Laut Banda Utara
  • Utara Sulawesi
  • Subduksi Lempeng Laut Pilipina

Dikutip dari Kompas.comahun 2018, disebutkan, zona megathrust terbentuk ketika lempeng samudera bergerak ke Bawah menunjam lempeng benua dan menimbulkan gempa bumi.

Zona megathrust di Indonesia sendiri sudah terbentuk sejak jutaan tahun saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan.

Karena menjadi wilayah sumber gempa, zona ini dapat memunculkan gempa bumi dengan berbagai magnitudo dan kedalaman.

Meski memiliki potensi menimbulkan gempa besar, tapi zona megathrust juga kerap menimbulkan gempa berbekuatan kecil.

"Data menunjukkan Sebagian besar gempa yang terjadi di zona megathrust adalah gempa kecil dengan kekuatan kurang dari M 5,0."

Apakah selalu menimbulkan potensi tsunami?

Berdasar kajian kegempaan, setiap zona megathrust tersebut memiliki potensi gempa yang berbeda.

Selain itu, tidak setiap gempa megathrust menimbulkan tsunami.

Ia menjelaskan tsunami punya syarat gempa besar, hiposenter (titik pusat gempa) dangkal, dan gerak sesar naik.

Meski begitu, bukan tidak mungkin tsunami terjadi akibat gempa megathrust.

Widjo Kongko, salah satu pakar tsunami di Indonesia yang diwawancarai KOMPAS.com tahun 2021 menyebut bahwa memang ada potensi tsunami di zoma megathrust.

Menurut Widjo, memang benar bahwa tsunami yang bersumber dari gempa megathrust di Indonesia akan berdampak katastropik. Artinya, tinggi tsunami bisa lebih dari 10 meter.

Meski begitu, Widjo menegaskan belum ada kajian terperinci dan detail mengenai hal ini.

Kesamaan dengan Jepang

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG), Daryono mengatakan kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai sama persis dirasakan oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.

"Rilis gempa di dua segmen ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata Daryono dalam pernyataannya, Senin(12/8/2024).

Kendati demikian lanjut Daryono, apabila kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap gempa Megathrust benar-benar terjadi di Nankai efeknya tidak bakal sampai ke Indonesia.

"Jika gempa dahsyat Nankai terjadi apakah ada efeknya terhadap lempeng tektonik di Indonesia? Jawabnya, dipastikan tidak berdampak terhadap sistem lempeng tektonik Indonesia karena jarak yang jauh, dan dinamika tektonik hanya berskala lokal hingga regional di Tunjaman Nankai," katanya.

Yang pasti lanjut Daryono apabila kekhawatiran akan terjadinya gempa besar yang disampaikan para ahli Jepang tersebut menjadi kenyataan, tentu saja akan terjadi gempa dahsyat yang tidak saja berdampak merusak tetapi juga akan memicu tsunami.

Sebab menurut Daryono, di zona Megathrust Nankai terdapat palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizouka di sebelah barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushu.

"Gempa M7,1 kemarin dikhawatirkan menjadi pemicu atau pembuka gempa dahsyat berikutnya di Sistem Tunjaman Nankai," ujarnya.

Palung Nankai kata Daryono memiliki beberapa segmen megathrust, namun jika seluruh tepian patahan tersebut tergelincir sekaligus, para ilmuwan Jepang yakin palung tersebut mampu menghasilkan gempa berkekuatan hingga M9,1.

"Sejarah menunjukkan Megathrust Nankai telah membangkitkan beberapa kali gempa dahsyat. 1. Gempa Hakuho – 684 2. Gempa Ninna 887 3. Gempa Kōwa 1099 4. Gempa Shōhei M8,4 1361 5. Gempa Keichō M7,9 - Tsunami 1605 6. Gempa Hoei M8,7 1707 7. Gempa Ansei M8,4 1854 8. Gempa Nankaido M8,4 1946," ujar Daryono.

Tag:  #titik #megathrust #kepung #indonesia #mentawai #hingga #bmkg #sebut #gempa #tinggal #menunggu #waktu

KOMENTAR