Cegah Kejadian Berulang, Polisi Harus Tindak Kasus Dugaan Kekerasan dalam Pembubaran Ibadah Mahasiswa Unpam
Ilustrasi ibadah umat katholik (MIFTAHUL HAYAT/ JAWA POS)
17:56
7 Mei 2024

Cegah Kejadian Berulang, Polisi Harus Tindak Kasus Dugaan Kekerasan dalam Pembubaran Ibadah Mahasiswa Unpam

 

- SETARA Institute menuntut pihak kepolisian untuk memastikan pengusutan tindak pidana dalam kasus pembubaran dan penganiayaan terhadap mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) yang melakukan kegiatan ibadah beberapa waktu lalu.

"Kepolisian perlu memastikan adanya dugaan tidak pidana yang terjadi," ujar Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan kepada wartawan, Selasa (7/5).   Menurutnya, penegakan hukum atas kasus-kasus persekusi seperti pembubaran ibadah secara paksa penting untuk dilakukan untuk mencegah perluasan persekusi dan pelanggaran Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (KBB).   "Dalam pemantauan SETARA Institute selama ini, lemahnya penegakan hukum sering terjadi berkenaan dengan pelanggaran KBB dan secara umum menjadikan kelompok minoritas sebagai korban," paparnya.   Selain itu, SETARA Institute mendorong seluruh pihak untuk menahan diri. Narasi-narasi lanjutan terkait peristiwa yang mereproduksi kebencian dan menaikkan tensi konfliktual mesti dihentikan. Para pihak diharapkan untuk melakukan upaya-upaya _cooling down_.   "SETARA Institute juga mendesak para pihak untuk menolak politisasi terkait kasus tersebut dalam rangka dinamika elektoral, khususnya terkait Pilkada pada November 2024 mendatang," ucapnya.   Halili juga mengatakan bahwa pihaknya mendesak pemerintah untuk melakukan tindakan lanjutan yang dibutuhkan, seperti penanganan korban, jaminan perlindungan hak atas KBB, dan penegakan hukum atas tindak kekerasan yang terjadi.   Berkenaan dengan banyaknya kasus pembubaran, persekusi, dan pelanggaran-pelanggaran lain atas KBB, kata Halili, agenda besar yang harus menjadi perhatian bersama yaitu membangun ekosistem toleransi di tingkat masyarakat.    "Ekosistem toleransi ini mesti dibangun dengan prakarsa kepemimpinan politik, yang mana wali kota dan seluruh kepemimpinan politik mesti memberikan perhatian untuk agenda pemajuan toleransi," urainya.   "Di samping itu, diperlukan inisiatif dan kepemimpinan birokrasi, termasuk birokrasi di tingkat Kecamatan dan RT/RW," pungkas Halili.   Sebelumnya, viral di media sosial yang diunggah mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) mengalami kekerasan hingga pembacokan saat melakukan ibadah.  

  Dalam video yang beredar, tampak sejumlah mahasiswa ketakutan dikerumuni massa. Beberapa dari mahasiswa tersebut terkena sabetan senjata tajam.   Salah satu mahasiswi mengaku ada pihak RT setempat yang turut melakukan persekusi.    "Kalian tidak menghargai saya sebagai RT," kata seorang mahasiswi tersebut menirukan ucapan RT.  

Editor: Kuswandi

Tag:  #cegah #kejadian #berulang #polisi #harus #tindak #kasus #dugaan #kekerasan #dalam #pembubaran #ibadah #mahasiswa #unpam

KOMENTAR