Cerita Hawawi, Atlet Voli Provinsi yang Banting Setir Jadi Petugas Keamanan di Pelabuhan Merak
Serombongan pemudik tampak terengah-engah sambil membawa kardus dan tas usai berlari ke arah pintu masuk kapal.
Mereka terlambat 3 menit ke keberangkatan kapal yang dituju tersebut.
"Sudah tutup, silakan ke pelayanan (dermaga) 3," tegas pria berpostur tegap dan berkumis lebat, lengkap dengan sepatu boots hitam.
Pria tersebut bernama Mochamad Hawawi (55), koordinator keamanan di sebuah perusahaan pelayaran yang beroperasi di Pelabuhan Merak- Bakauheni.
Namun, jabatan hanya sebuah nama bagi Hawawi - sapaan akrabnya.
Kendati menjabat sebagai kordinator keamanan, dia juga turut mengecek pas naik atau boarding pass para penumpang.
Pria kelahiran Serang itu sudah delapan tahun belakangan menggeluti profesi tersebut.
Pahit-manis, susah-senang menjadi catatan hidup seorang pria yang akan berusia 56 tahun pada 20 Agustus mendatang.
Hawawi pun mengaku tak jarang dianggap memperlambat pejalan kaki yang akan masuk ke kapal.
Namun, ia tetap mengedepankan Standar Operasional Prosedur (SOP) di tempatnya bekerja.
"Kemarin ada penumpang yang ngeyel. Tiketnya dua yang mau naik tiga, saya suruh balik lagi cari tiketnya," kata Hawawi.
Di balik pekerjaan yang dilakoninya kini, ada kisah menarik dari Mochamad Hawawi.
Ayah empat anak itu ternyata dulu seorang atlet voli di tingkat Provinsi.
Dari perawakannya memang sangat mendukung sebagai mantan atlet profesional.
"Saya dulu atlet voli. Dari tingkat kecamatan sampai provinsi," ujar Hawawi kepada Tribunnews.
"Saya aktif di tim Provinsi Lampung dan Banten, sekitar tahun 88 sampai 2001," sambungnya.
"Saya pernah sampai punya 5 KTP (Kartu Tanda Penduduk) untuk main di tempat yang beda-beda," sambungnya sambil tertawa.
Dia pun membeberkan mengapa ia bisa membela dua tim provinsi berbeda kala itu.
Hawawi muda memang kerap bermain di Lampung, tak heran jika dirinya masuk dalam daftar pemanggilan pemain untuk membela Sai Bumi Ruwa Jurai.
Meski bekerja sebagai petugas keamanan, Hawawi tak sepenuhnya meninggalkan dunia voli.
Pria yang pernah bekerja di perusahaan kimia itu pun menunjukkan sertifikat yang menyatakan bahwa ia adalah seorang pelatih voli tingkat provinsi.
"Sampai sekarang saya masih aktif di Voli. Saya masih ikut tanding, saya juga ada sertifikat pelatihan provinsi," kata Hawawi, sambil menunjukkan sertifikat yang telah ia foto di gawainya.
Saat masih aktif sebagai atlet Voli, Hawawi beroperasi sebagai spiker.
Kendati tak memiliki postur yang menjulang tinggi, pria kelahiran tahun 1968 itu mengatakan jika dirinya unggul dalam power dan daya lompat.
"Saya dapat anugerah dari Tuhan, tangan kanan-kiri saya aktif untuk smash," ucap Hawawi.
Di sisi lain, Hawawi juga menceritakan kisahnya bisa terjun ke dunia pengamanan.
Jauh sebelum menjadi petugas keamanan, rupanya Hawawi sempat mencoba dan telah lolos sebagai prajurit TNI.
Sayangnya takdir berkata lain, Hawawi dikeluarkan pada saat pendidikan karena bertengkar, untuk membela temannya.
Tag: #cerita #hawawi #atlet #voli #provinsi #yang #banting #setir #jadi #petugas #keamanan #pelabuhan #merak