Tragedi Ledakan Dahsyat Gudang Amunisi Cilandak 40 Tahun Silam, Roket Sebesar Batang Kelapa Ngamuk
Warga mengungsi akibat gudang amunisi milik Marinir di Cilandak, Jakarta, tiba-tiba meledak dan terbakar, tanggal 3 November 1984. 
04:49
1 April 2024

Tragedi Ledakan Dahsyat Gudang Amunisi Cilandak 40 Tahun Silam, Roket Sebesar Batang Kelapa Ngamuk

- Musibah meledaknya gudang nomor 6 di Gudang Amunisi Daerah (gudmurah) di Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat meldak pada Sabtu (30/3/2024) malam, menyebabkan puluhan rumah rusak.

Namun dampak dari peristiwa ini, berbeda jauh dengan terjadi pada tahun 1984. 

Ketika itu, tanggal 3 November 1984, Gudang Amunisi milik Marinir di Cilandak, Jakarta, tiba-tiba meledak dan terbakar.

Peluru nyasar berterbangan ke beberapa tempat hingga banyak jatuh korban.

Warga di sekitar lokasi kejadian terpaksa mengungsi.

Dikutip dari akun X Historia.ID, kompleks itu memiliki enam gudang yang menyimpan segala kebutuhan militer, seperti peluru tembak, bom, ranjau, granat, ranjau untuk tank, mortir, dan roket.

Sumber ledakan diduga berasal dari peluru mortir 80 milimeter buatan Yugoslavia karena jenis peluru ini memakai mesiu cair.

Dari pemberitaan, Kompas menyebut roket sebesar batang kelapa bukan hanya meledak di gudang, melainkan juga meluncur hingga berkilometer jauhnya ke berbagai arah.

Kompas, 31 Oktober 1984, memberitakan ribuan warga yang rumahnya berada di sekitar tempat kejadian menyelamatkan diri dengan berjalan kaki ke wilayah yang lebih aman.

Jalan raya sepanjang belasan kilometer dari daerah Pasar Minggu, Tanjung Barat, Lenteng Agung, Pondok Cina hingga Depok dipenuhi ribuan pengungsi, bahkan ada yang berjalan kaki hingga Bogor.

Warga mengungsi untuk menghindari peluru-peluru nyasar akibat kebakaran.

Dalam musibah ledakan gudang tersebut ada 15 orang meninggal, 26 luka-luka, 1.500 rumah rusak, dan 1.000 kepala keluarga mengungsi.

Sementara itu, kebakaran meludeskan 2.000 ton amunisi dan kerugian diperkirakan mencapai Rp1,3 miliar.

Akibat ledakan tersebut, butuh waktu sekitar satu bulan untuk dipastikan bahwa lokasi benar-benar kembali aman.

4 Gudang TNI-Polri meledak dalam 10 tahun terakhir

Tak hanya di Cilandak, ledakan gudang amunisi juga pernah terjadi di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/3/2014) silam.

Sebanyak 87 orang menjadi korban ledakan gudang amunisi milik Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL tersebut. 

Di mana 85 orang di antaranya menderita luka ringan dan sedang, satu orang kritis, dan satu lainnya meninggal.

Para korban rata-rata terkena pecahan genteng dan kayu dari gudang amunisi yang meledak tersebut.

Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) memasang garis menuju lokasi ledakan gudang amunisi Kopaska di Pangkalan Utama TNI AL III, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk kepentingan jalannya evakuasi korban, Rabu (5/3/2013). Ledakan gudang amunisi yang terjadi pada pukul 10.20 WIB tersebut menyebabkan seorang anggota TNI AL meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) memasang garis menuju lokasi ledakan gudang amunisi Kopaska di Pangkalan Utama TNI AL III, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk kepentingan jalannya evakuasi korban, Rabu (5/3/2013). Ledakan gudang amunisi yang terjadi pada pukul 10.20 WIB tersebut menyebabkan seorang anggota TNI AL meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

Adapun penyebab ledakan gudang amunisi tersebut diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik yang kemudian mengenai amunisi yang disimpan.

Sementara ledakan keras yang terjadi itu dikarenakan bahan peledak TNT (Trinitrotoluene), bukan senjata.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut saat itu, yakni Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menjelaskan, TNT yang berada di gudang tersebut, lanjutnya, digunakan untuk senjata ringan yang biasa digunakan anggota Kopaska.

Sementara itu, Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas mencatat, hingga saat ini terdapat total empat gudang munisi dan penyimpanan bahan peledak milik TNI-Polri meledak dalam 10 tahun terakhir.

Selain di Pondok Dayung, Anton mencatat, gudang berisi bahan peledak milik Brimbob Polda Jateng, Semarang yang meledak pada 14 September 2019 lalu.

Insiden tersebut melukai satu orang.

Ketiga, gudang milik Detasemen Gegana, Satuan Brimob Polda Jatim, Surabaya, Jawa Timur, meledak pada 4 Maret 2024 lalu.

Ledakan yang disebutkan berasal dari mortir yang akan didisposal melukai 10 anggota.

Suasana di area terjadinya ledakan di markas Detasemen Gegana, Satuan Brimob yang berlokasi di kawasan Jalan Gresik, Morokrembangan, Krembangan Surabaya, Senin (4/3/2024). Ledakan tersebut berasal dari sisa bahan peledak mortir yang disimpan dalam gudang di area markas tersebut. SURYA/HABIBUR ROHMAN Suasana di area terjadinya ledakan di markas Detasemen Gegana, Satuan Brimob yang berlokasi di kawasan Jalan Gresik, Morokrembangan, Krembangan Surabaya, Senin (4/3/2024). Ledakan tersebut berasal dari sisa bahan peledak mortir yang disimpan dalam gudang di area markas tersebut. SURYA/HABIBUR ROHMAN (Surya/Habibur Rohman)

Menurut Anton, mengingat insiden tersebut kerap berulang, maka penting untuk dilakukan evaluasi secara menyeluruh terkait standar penanganan munisi terutama yang telah kedaluwarsa dan akan dimusnahkan.

Ia mengatakan baik TNI maupun Polri memang telah ada aturan baku perihal penanganan munisi dan bahan peledak.

Akan tetapi, lanjut dia, mengingat beberapa insiden terakhir melibatkan bahan peledak kedaluwarsa maka sudah sepatutnya ada peninjauan aturan yang komprehensif.

"Selain itu, belajar dari ledakan Gudmurah, ada baiknya ke depan, Panglima TNI bersama para Kepala Staf untuk meninjau ulang semua lokasi penyimpanan munisi dan bahan peledak," kata Anton ketika dikonfirmasi pada Minggu (31/3/2024).

"Sebaiknya gudang penyimpanan munisi terletak jauh dari permukiman masyarakat guna menghindari adanya dampak yang lebih serius dari insiden serupa," sambung dia.

Selain itu, ia mendorong Panglima TNI menurunkan tim investigasi dalam insiden ledakan di Gudmurah Kodam Jaya.

Penyelidikan, kata dia, hendaknya tidak hanya berhenti pada mekanisme penjagaan di lapangan saja melainkan juga hingga setingkat Pangdam.

"Sekalipun tidak menimbulkan korban jiwa, pertanggungjawaban pimpinan dalam satuan tetap dibutuhkan. Hal ini dikarenakan terkait dengan penyediaan rasa aman di masyarakat," kata dia.

Kesaksian warga soal ledakan di Ciangsana

Andri, Ketua RT di Claster Visalia Kota Wisata, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengungkap suasana kepanikan warga saat Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya meledak pada Sabtu (30/3/2024) petang.

Menurut Andri, saat kejadian suara ledakan dari gudang amunisi Yon Armed 7 Bekasi terdengar sangat keras.

Ia menganalogikan, kebisingan suara ledakan layaknya sedang berada di medan perang.

"Kenceng banget udah kayak perang," kata Andri saat ditemui di lokasi, Minggu (31/3/2024).

Selain mendengar suara dentuman, Andri mennyebut di sekitar area tempat tinggalnya sempat terdapat sejumlah granat dan amunisi yang terpental dari gudang yang meledak.

Kata dia jumlah granat yang menyasar ke area pemukiman itu berjumlah lima buah.

"Kalau yang tadi pagi cuman ada setengah, tapi kalau yang semalam itu lima apa enam (granat) gitu," ucapnya.

Sementara itu, dijelaskan Andri terdapat pula kaca rumah warganya yang pecah akibat kerasnya suara ledakan tersebut.

Perumahan Claster Visalia Kota Wisata, Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor telah dipasang garis polisi usai terdampak ledakan gudang peluru milik TNI pada Sabtu (30/3/2024) malam, Minggu (31/3/2024) Perumahan Claster Visalia Kota Wisata, Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor telah dipasang garis polisi usai terdampak ledakan gudang peluru milik TNI pada Sabtu (30/3/2024) malam, Minggu (31/3/2024) (Tribunnews.com/ Fahmi Ramadhan)

"Ada yang pecah (kaca)," ucapnya.

Mendapati keadaan itu, warganya pun sempat panik dan berhamburan keluar rumah.

Warga, kata dia, sempat mengevakuasi kendaraan-kendaraan pribadi untuk keluar ke area perumahan.

"Pada ngamannin mobil suruh keluarin dulu," ucapnya.

Berdasarkan pantauan Tribunnews.com di lokasi, tampak garis polisi telah terpasang tepat di depan gerbang perumahan Claster Visalia Kota Wisata.

Sementara itu pada bagian dalam perumahan, terlihat satu unit mobil Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) milik TNI sudah terparkir.

Selain itu, tampak pula empat personel TNI dari Satuan Jihandak melintas di area perumahan sambil membawa alat pendeteksi benda berbahaya.

Seiring petugas menetralisir lokasi tersebut, sejumlah penghuni pun tampak lalu lalang keluar perumahan sambil membawa koper untuk mengungsi ke lokasi lebih aman.

Terkait keadaan ini, Andri mengatakan bahwa warganya berangsur mengungsi setelah diinstrusikanpetugas pasca-insiden ledakan gudang amunisi terjadi.

"(Mulai mengungsi) semalam, disuruh dikosongin," kata Andri.

Editor: Wahyu Aji

Tag:  #tragedi #ledakan #dahsyat #gudang #amunisi #cilandak #tahun #silam #roket #sebesar #batang #kelapa #ngamuk

KOMENTAR