Wamensos: Sekolah Rakyat Jadi Kunci Putus Rantai Kemiskinan Antargenerasi
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo(KOMPAS.COM /KIKI SAFITRI)
17:44
20 Desember 2025

Wamensos: Sekolah Rakyat Jadi Kunci Putus Rantai Kemiskinan Antargenerasi

MAGELANG, KOMPAS.com – Pemerintah menilai pendidikan sebagai kunci utama untuk memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi.

Salah satu upaya yang ditempuh adalah melalui Program Sekolah Rakyat, yang dirancang untuk memberi akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo mengatakan, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi jalan bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk meningkatkan kualitas hidup dan pada akhirnya membantu keluarganya keluar dari jerat kemiskinan.

“Sekolah itu dimulai dari sekarang. Supaya apa? Supaya anak-anak menjadi pintar. Kalau sudah pintar, mereka bisa bekerja, punya penghasilan, membantu dirinya sendiri dan keluarganya,” ujar Agus Jabo dalam peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Magelang, Sabtu (20/12/2025).

Menurut dia, Sekolah Rakyat dibangun sebagai instrumen negara untuk memastikan kemiskinan tidak terus diwariskan dari orangtua ke anak. Anak-anak dari keluarga miskin, kata dia, tidak boleh otomatis menjalani kehidupan yang sama.

“Pak Presiden membangun sekolah rakyat dalam rangka memutus transmisi kemiskinan. Nek wong tuo miskin, anaknya tidak boleh ikut, miskin,” ujarnya.

Agus Jabo menegaskan, program tersebut merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam membangun bangsa Indonesia yang cerdas, sehat, mandiri, dan bermartabat.

Dengan fondasi tersebut, Indonesia diharapkan mampu menjadi bangsa yang kuat, mandiri, serta disegani di dunia.

“Seperti yang pernah dikatakan Bung Karno, Indonesia harus menjadi mercusuar dunia,” katanya.

Selain pendidikan, pemerintah juga menaruh perhatian besar pada pemutakhiran data sosial di tingkat desa.

Para kepala desa diminta aktif mendata warga lanjut usia tunggal, anak yatim piatu, penyandang disabilitas, serta warga dengan kondisi rumah rusak berat yang belum tersentuh bantuan sosial.

Data tersebut selanjutnya akan disinkronkan dengan dinas sosial daerah dan Kementerian Sosial. Namun, Agus Jabo mengingatkan agar bantuan sosial tidak menimbulkan ketergantungan berkepanjangan.

Pemerintah melalui Kementerian Sosial mendorong berbagai program pemberdayaan bagi warga yang masih produktif agar dapat mandiri dan memiliki penghasilan sendiri.

“Ya, jadi nanti kami akan melakukan program-program pemberdayaan agar masyarakat tidak terus menerus tergantung dengan bantuan sosial,” ujarnya.

“Yang masih produktif, bisa berdaya, bisa mandiri, punya pengajilan sendiri sehingga hidupnya bahagia,” tambah dia.

Menurut Agus Jabo, peringatan HKSN menjadi momentum untuk mengingat kembali jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi gotong royong dan semangat perjuangan.

Dalam kunjungan tersebut, ia juga berdialog langsung dengan warga, termasuk penyandang disabilitas dan lansia, untuk memastikan program bantuan dan pemberdayaan berjalan tepat sasaran.

Agus Jabo berharap seluruh rangkaian peringatan HKSN dapat berlangsung lancar dan benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

“Mari kita sadar, kita keluar dari program bantuan sosial, supaya bisa digantikan oleh saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan, supaya semua masyarakat iso gemuyu,” pungkasnya.

Doa untuk korban bencana di Sumatra

Selain membahas program pengentasan kemiskinan, Agus Jabo juga mengajak masyarakat untuk bergotong royong membantu para korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Ia menekankan, kolaborasi antara negara, masyarakat, dan sektor swasta akan mempercepat proses pemulihan pascabencana.

"Saya hampir lima hari di sana, suasananya sedih. Kondisinya sangat berat. Semoga kehidupan di tiga provinsi (terdampak bencana) bisa segera normal, mereka bisa beraktivitas kembali,” cerita dia.

“Jadi mari kita bersolidaritas dan kita doakan bagi saudara-saudara yang meninggal terdampak banjir, mudah-mudahan mendapat tempat terbaik di sisi Gusti Allah," kata Agus Jabo.

Lebih lanjut, Agus Jabo kembali mendorong para kepala desa agar aktif membantu warga yang membutuhkan akses bantuan sosial. Namun, bagi warga yang dinilai telah meningkat taraf hidupnya, ia menegaskan pentingnya proses graduasi menuju program pemberdayaan.

“Jadi nanti Pak Kepala Desa mendata, terus kemudian dilaporkan ke Dinsos, dan nati Dinsos akan melaporkan ke Kemensos,” tegas dia.

Tag:  #wamensos #sekolah #rakyat #jadi #kunci #putus #rantai #kemiskinan #antargenerasi

KOMENTAR