Menu Kekinian Dua Minggu Sekali: Jurus Jitu SPPG Jemur Wonosari Surabaya Tarik Selera Anak
Di balik sekotak menu Makan Bergizi Gratis, ada cerita tarik-ulur antara piring sehat dan selera anak. Gizi sudah dihitung, lauk sudah ditakar, namun selera anak kerap menjadi 'batu sandungan'.
Orangtua tentu paham betul bagaimana keras kepalanya anak-anak soal makanan. Ada yang anti sayur, ogah makanan berminyak, bahkan lebih memilih makanan kekinian yang kandungan gizinya dipertanyakan.
Padahal di atas kertas, menu Makan Bergizi Gratis dirancang sempurna, mulai dari karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah, hingga susu yang akan memenuhi kebutuhan gizi harian.
Cerita tarik-ulur soal selera itu bermuara di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dapur tempat jutaan porsi menu Makan Bergizi Gratis diracik sebelum akhirnya sampai di meja makan anak-anak.
Dilema ini dirasakan oleh SPPG Jemur Wonosari yang beralamat di Jalan Jemur Andayani XV No.12, Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Ahli Gizi SPPG Jemur Wonosari, Aurelia Shagita Melanie mengatakan menu Makanan Bergizi Gratis sudah disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Porsinya pun disesuaikan dengan jenjang pendidikan.
"Kalau untuk SMP dan SMK itu porsinya besar, kalau SD sedang, dan KB - TK itu porsi kecil. Menunya juga kami buat variatif biar anak tetap tertarik dan mau makan," tutur Aurelia kepada JawaPos.com, Jumat (12/12).
Aurelia tak menampik bahwa pemilihan menu sangat berpengaruh pada nafsu makan anak. Lauk-pauk seperti daging, ayam kecap, ayam betutu, ayam geprek, sayur sop, cukup digemari oleh anak-anak.
"Kalau anak makan itu yang dilihat pertama pasti visualnya dulu, kedua baru lauknya enak apa nggak. Kalau visual menarik dan lauknya enak, semuanya habis," imbuh perempuan berusia 25 tahun itu.
Namun, harga pasar kebutuhan masak yang naik menjadi dilema lain bagi SPPG Jemur Wonosari. Dapur tidak menutup mata bahwa anak-anak penerima manfaat MBG mulai merasa bosan dengan lauk yang serba ayam.
"Kita usahakan dalam seminggu ada lauk daging walaupun mahal. Kalau ikan juga terbatas karena ada durinya, sehingga cari aman (lauknya) ayam. Kita penuhi ego anak, kalau nggak bisa jamin kualitas makanan itu kaya ada yang ganjel," tutur Aurelia.
Sementara untuk menu sayur dan buah, anak-anak cenderung tidak pilah-pilih dan 'rewel'. Hasil evaluasi food waste menunjukkan mereka melahap habis menu sayur-mayur di dalam ompreng MBG.
"Meskipun beberapa sayuran tidak disukai anak-anak, seperti wortel, pokcoy, kacang panjang. Buah-buahan juga kita pakai buah kulit agar tetap segar, seperti jeruk, salak, pisang, anggur, bervariasi," bebernya.
Jurus Jitu SPPG Jemur Wonosari Jaga Selera Makan Anak
Sebagai dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) tertua di Kota Pahlawan, SPPG Jemur Wonosari sudah melewati perjalanan panjang untuk meramu menu makanan yang digemari anak-anak.
"Dulu itu kita pakai buah kupas, kaya apel, semangka, terus dari pihak sekolah bilang kalau buahnya nggak segar dan asam, kita tampung dan evaluasi. Akhirnya beralih ke buah kulit agar tetap segar saat dimakan anak," tutur Aurelia.
Untuk mengatasi kebosanan menu, SPPG Jemur Wonosari juga menyajikan aneka menu kekinian, seperti keinginan anak-anak yang ditulis di secarik kertas kecil dan dimasukkan kedalam ompreng.
"Anak-anak ini suka nyelipin request di ompreng, ada yang minta spageti, mie ayam, burger, macam-macam. Kita kasih dua minggu sekali buat satu menu yang mereka 'request' agar anak-anak tetap exited," ucapnya.
Strategi SPPG Jemur Wonosari pun berbuah manis. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata makanan yang tidak habis dan kembali ke dapur kurang dari 10 persen. Artinya, anak-anak kini menyukai menu MBG.
"Dan limbah makanannya itu nggak dibuang, tetapi untuk makan magot, yang dibudidaya oleh Garda Pangan. Minyak juga diambil, plastik juga dirombeng, DLH cuma ambil sampah yang nggak bisa diolah lagi," tukas Aurelia.
Sebagai informasi, SPPG Jemur Wonosari setiap harinya memproduksi lebih dari 4.000 paket makanan, yang didistribusikan ke 6 sekolah dan 5 Posyandu di Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya.
Di antaranya KB Yasporbi, TK Yasporbi, SD Taquma, SMPN 13 Surabaya, SMAN 10 Surabaya, SMK 1 PGRI Surabaya, Posyandu RW 9, RW 5, RW 4, RW 3, dan RW 2. Untuk Posyandu, sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Tag: #menu #kekinian #minggu #sekali #jurus #jitu #sppg #jemur #wonosari #surabaya #tarik #selera #anak