Pemulihan Pascabencana di Sumatera Utara Butuh Anggaran Rp 12,8 Triliun
Pemerintah membutuhkan anggaran sekitar Rp 12,8 triliun untuk memulihkan kondisi Sumatera Utara yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, dalam rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Prabowo Subianto dan Kementerian/Lembaga terkait di Banda Aceh yang membahas penanganan bencana di Sumatera.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian PU untuk mengembalikan kondisi semula, ini rehabilitasi-rekonstruksi membutuhkan anggaran sekitar Rp 12,88 triliun,” kata Suharyanto dalam siaran langsung Sekretariat Presiden, Minggu (7/12/2025).
Suharyanto menegaskan bahwa data anggaran ini bersifat dinamis dan akan terus diperbarui seiring dengan perkembangan penanganan bencana.
Hingga Minggu (7/12/2025), dua kabupaten di Sumatera Utara masih terisolir akibat bencana.
“Sumatera Utara yang masih terisolir tinggal dua kabupaten. Dari 18 kota yang terdampak, 7 desa terisolir. Ini Humbang Hasundutan, satu kecamatan, dan Tapanuli Utara ada 7 kecamatan,” ujar Suharyanto.
“Tapanuli Utara yang dua kabupaten/kota yang masih tadi dikatakan terisolir, ini ada dua kecamatan. Humbang Hasundutan ada 6 kecamatan. Ini semuanya juga sudah didistribusikan logistik lewat udara,” tambahnya.
Upaya membuka akses jalan dari Tapanuli Utara menuju Tapanuli Tengah melalui Sibolga terus dikebut pemerintah.
Suharyanto melaporkan bahwa jalur tersebut masih terputus di Kecamatan Adian Koting, Kabupaten Tapanuli Utara.
“Per hari ini mungkin Satgas sudah bisa masuk 40 kilometer lebih, karena begitu saya tinggal ke Aceh kemarin sudah 38 kilometer. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama, satu minggu dari sekarang ini sudah bisa tembus,” katanya.
“Sehingga kalau ini bisa tembus, Tapanuli Tengah, yang Bapak Presiden datang, dengan Sibolga, ini sudah pulih hampir 100 persen, Bapak Presiden. Meskipun Tapanuli Tengah dengan Sibolga ini sekarang logistik, air, listrik tidak masalah karena bisa disuplai lewat laut,” lanjut Suharyanto.
Akses jalan dari Tapanuli Selatan menuju Mandailing Natal belum dapat dilalui kendaraan roda empat, namun sepeda motor sudah bisa melewati jalur tersebut.
Distribusi logistik di Bandara Silangit, Sumatera Utara, tercatat mencapai jumlah besar.
Sebanyak 193 ton bantuan telah didistribusikan, sementara buffer stock yang masih tersedia berjumlah 165 ton.
Persediaan ini mencakup pangan, minuman, sandang, sarana kebersihan, perlengkapan logistik, serta alat komunikasi.
Dalam penanganan jalur komunikasi, Sumatera Utara dilaporkan telah pulih 100 persen.
“Kemudian untuk listrik, ini terakhir per sore ini 99,9 persen dari Bapak Direktur Utama PLN, karena ada dua desa, yaitu Desa Tuka dan Desa Sorkang ini masih padam, karena dua desa itu masih terkena banjir begitu,” ujar Suharyanto.
“Desa Tuka barusan katanya sudah menyala, Bapak Presiden. Jadi tinggal satu saja, Desa Sorkang,” tambahnya.
Untuk layanan air bersih, operasional PDAM di Kabupaten Mandailing Natal telah pulih 100 persen, sementara di Tapanuli Selatan mencapai 90 persen.
Wilayah Tapanuli Tengah masih menghadapi kendala karena sejumlah daerah terisolasi dan akses darat belum dapat dilalui, sehingga perbaikan jaringan listrik juga tertunda.
Pemerintah memastikan ketersediaan alat utama sistem senjata (alutsista) di Sumatera Utara memadai, baik untuk dukungan darat, laut, maupun udara.
Setelah kondisi di Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah membaik, sebagian alutsista akan digeser untuk memperkuat penanganan bencana di Aceh.
Tag: #pemulihan #pascabencana #sumatera #utara #butuh #anggaran #triliun