Prabowo dan Raja Yordania, Sahabat Lama yang Bertemu Kembali saat Jadi Pemimpin
Dua sosok yang bersahabat lama, Presiden Prabowo Subianto dan Raja Kerajaan Yordania Hasyimiyah, Abdullah II ibn Al Hussein, kembali bertemu, kali ini di Jakarta, Indonesia, Jumat (14/11/2025).
Penyambutan ekstra dipersiapkan dan dipertontonkan sejak Raja Abdullah II mendarat di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada Jumat sore.
Pesawat kenegaraan Raja Abdullah II dikawal secara khusus saat memasuki wilayah udara Indonesia.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengatakan, pengawalan dilakukan oleh tujuh pesawat tempur F-16 dan tiga pesawat tempur T50 milik TNI AU.
Setibanya di Lanud Halim, Prabowo juga memberikan pelukan hangat kepada Raja Abdullah II yang sudah melemparkan senyum kepadanya.
Prabowo juga berada dalam satu mobil yang sama dengan Raja Abdullah II dalam perjalanan menuju Istana Merdeka.
Di Istana Merdeka, upacara kenegaraan yang menyambut Raja Abdullah II dilaksanakan dengan iringan pasukan berkuda, dentuman meriam hampa 21 kali, hingga pengumandangan lagu Indonesia Raya.
Sambutan hangat yang sama juga didapat Presiden Prabowo saat berkunjung ke Yordania pada April 2025.
Raja Abdullah II bahkan menyopiri Prabowo ke hotel tempatnya menginap.
Ia juga mengundang Kepala Negara untuk jamuan makan di kediaman pribadinya.
Sahabat sejak muda
Sambutan hangat itu tidak lain didasari karena hubungan dekat yang dimiliki keduanya sejak masih muda, ketika Prabowo masih menjadi prajurit.
Mengulas ke belakang, Prabowo mengenal Raja Abdullah II saat menempuh pendidikan bersama di Fort Benning, salah satu pusat pelatihan elite Angkatan Darat AS.
Pada masa itu, Prabowo masih berstatus perwira muda TNI Angkatan Darat (AD), sementara Abdullah II ibn Al Hussein adalah pangeran yang sedang meniti karier militer di Angkatan Darat Yordania.
Selepas itu, Abdullah II ibn Al Hussein melanjutkan karier militernya hingga akhirnya naik takhta menjadi Raja Yordania pada 1999, sedangkan Prabowo melanjutkan karier di TNI hingga kemudian masuk ke dunia politik dan terpilih menjadi Presiden RI sejak tahun 2024.
Prabowo mengungkapkan bahwa Raja Abdullah II adalah salah satu sosok yang membantunya ketika kariernya terpuruk seusai runtuhnya Orde Baru.
Dalam jamuan kenegaraan di Istana Negara pada Jumat malam, Prabowo menceritakan bagaimana Yordania membuka pintu dengan tulus ketika dirinya menghadapi masa sulit dalam perjalanan hidupnya setelah 1998, sekitar 25 hingga 26 tahun silam.
Tak heran, Prabowo menyebut bahwa hubungan ini berakar kuat pada persaudaraan.
“Saya memiliki ikatan emosional yang khusus dengan Kerajaan Hashemite. Pada waktu itu saya sedang menghadapi salah satu periode paling sulit dalam karier saya, dan pada saat itulah saya merasakan persahabatan dan kebersamaan dari Yang Mulia,” cerita Prabowo.
Prabowo menambahkan, ikatan personal itu berperan penting dalam memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan Yordania hingga saat ini.
Ia menegaskan bahwa kedua negara bukan sekadar mitra, tetapi telah terjalin dalam ikatan persaudaraan dan kebersamaan yang kuat.
Prabowo juga berharap agar hubungan Indonesia-Yordania terus tumbuh serta memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian global, termasuk perjuangan diplomatik untuk Palestina.
“Mohon terima harapan terbaik kami bagi kemakmuran kedua negara. Semoga persahabatan kita terus tumbuh dan lestari,” jelas Prabowo.
Ikatan emosional
Dalam pertemuan bilateral antara keduanya pada Jumat petang, Kepala Negara mengaku memiliki ikatan emosional dengan Yordania dan keluarga kerajaan.
Saat itu, ia juga kembali mengingat penerimaan dari ayah Raja Abdullah II, mendiang Raja Hussein, sekitar 25 hingga 29 tahun yang lalu.
Presiden Prabowo Subianto berbincang dengan Raja Kerajaan Yordania Abdullah II ibn Al Hussein dalam pertemuan tete a tete di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2025).
Dengan demikian, hubungan Indonesia-Yordania bukan hanya sekadar hubungan diplomatik yang sudah terjalin sejak 74 tahun lalu, tepatnya sejak Oktober 1951.
"Sedekat itulah hubungan kita. Saya selalu mengenang masa-masa saya di Yordania dengan penuh kasih. Oleh karena itu, sungguh menyenangkan bagi saya untuk menjamu Anda di Indonesia," beber Prabowo.
Pada kesempatan yang sama, Raja Abdullah II juga mengenang pertemanannya dengan Prabowo bertahun-tahun yang lalu.
Ia pun mengingat ketika dirinya bercerita tentang Prabowo saat berada di Yordania kepada ayahnya, yang dulu menjadi Raja.
Raja Abdullah II menganggap hubungannya dengan Prabowo sangat istimewa, hingga diklaim sebagai saudara.
"Ketika Anda datang ke Yordania, ayah saya bertanya, 'Kamu tahu, jadi siapa orang ini?' Saya jawab, 'Dia saudara saya'. Dan ayah saya berkata, jika dia saudaramu, maka dia saudaraku. Dan kami tidak pernah menyesalinya sejak saat itu," kata Abdullah II.
Prabowo juga meminta Raja Abdullah II untuk menganggap Indonesia sebagai rumah kedua.
Ia juga berharap, Raja Yordania dapat lebih lama tinggal di Indonesia, bukan hanya sekadar kunjungan singkat 1-2 hari.
"Sebenarnya, aku sudah menyiapkan tempat tinggalku sendiri untuk menyambutmu, tapi jaraknya satu jam dari Jakarta. Mungkin lain kali aku bisa meyakinkanmu untuk kembali lagi bersama keluargamu dan sebagainya," ajak Prabowo.
Puji Prabowo
Di sela-sela perbincangan, Raja Yordania juga memuji Prabowo setelah mengenalnya puluhan tahun.
Ada banyak program yang Prabowo tanamkan ketika memimpin Indonesia untuk menjangkau masyarakat yang membutuhkan.
Raja Abdullah II mengagumi determinasi maupun tekad Prabowo untuk itu.
Ia menduga, tekad itu berasal dari masa-masa ketika keduanya masih menjadi tentara.
"Saya rasa, berasal dari masa-masa ketika kami masih menjadi tentara. Kamu mengurus anak buahmu dan mengurus keluarga mereka," beber Abdullah II.
Oleh karenanya, ia merasa bangga dan terhormat berada di Jakarta dan dapat menyebut Prabowo sebagai sahabat lama.
Ia meyakini, akan ada banyak peluang baru untuk memperkuat ikatan antara Indonesia dan Yordania.
"(Kerja sama) ini akan berhasil berkat kemurahan hati, wawasan, dan kepemimpinan Anda. Jadi, saya sungguh bangga bisa kembali ke sini dan melihat saudara saya di posisi ini. Dan saya tahu bahwa Indonesia akan bergerak ke arah yang sangat baik dengan kekuatan, keberanian, dan kepemimpinan Anda," tutur Raja Abdullah II.
Sebagai penutup pertemuan sebelum jamuan makan malam, Raja Abdullah II menyematkan penghargaan tertinggi kepada Presiden Prabowo, "The Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda” (Order of the Renaissance)” di Istana Merdeka.
Penghargaan tersebut berbentuk pita yang terurai panjang dengan warna yang sama dengan bendera Yordania, yakni hijau, putih, merah, dan hitam.
Satu buah bintang besar berwarna putih dan kuning menghiasi di bagian bawah pita.
The Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda (Order of the Renaissance) merupakan salah satu penghargaan tertinggi Kerajaan Yordania Hasyimiah yang diberikan kepada raja, pangeran, dan kepala negara, serta dapat pula dianugerahkan kepada perdana menteri.
Penghargaan ini memiliki beberapa tingkatan, dengan Bejewelled Grand Cordon yang merupakan tingkatan tertinggi dan paling bergengsi dari kategori tanda jasa dan kehormatan tersebut.
Penghargaan The Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda (Order of the Renaissance) bukanlah penghormatan sembarangan.
Sejumlah tokoh terkemuka dunia dari keluarga kerajaan hingga kepala negara pernah menerimanya.
Di antaranya Pangeran Philip - Duke of Edinburgh yang juga merupakan suami Ratu Elizabeth II, Raja Denmark Frederik X, Ratu Belanda Maxima, Angela Merkel - Kanselir Jerman (2005-2021), hingga Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embaló.
Tag: #prabowo #raja #yordania #sahabat #lama #yang #bertemu #kembali #saat #jadi #pemimpin