Wamen Stella: Kami Tidak Ingin Magang Itu Identik dengan Bikin Kopi dan Fotokopi
Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie. (Istimewa) (mia/ Jawa Pos)
11:40
18 Juni 2025

Wamen Stella: Kami Tidak Ingin Magang Itu Identik dengan Bikin Kopi dan Fotokopi

 – Program Magang Berdampak resmi diluncurkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan, tak ingin Magang Berdampak ini memiliki kesan bikin kopi dan fotokopi.

Stella mengungkapkan, program ini merupakan lanjutan dari program magang merdeka atau Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) sebelumnya. Yang mana, setelah dievaluasi memiliki dampak yang signifikan.

Misalnya, 16,22 persen mahasiswa lulusan MSIB dan 6,25 persen peserta studi independen menerima tawaran pekerjaan langsung dari mitra. Kemudian, rata-rata gaji mereka pun mencapai Rp 5,5 juta atau 98,62 persen lebih tinggi dibandingkan dengan eh survei angkatan kerja nasional.

Yang juga patut diapresiasi, program ini berhasil menjangkau mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Data menyebutkan, 33 persen peserta berasal dari latar belakang prasejahtera, bahkan 12,44 persen dari orang tua yang tidak tamat SD. Artinya, program ini turut menghadirkan keadilan sosial dalam akses kesempatan.

Karenanya, dia menegaskan, program magang bukan lagi sekadar aktivitas pelengkap, melainkan menjadi jembatan penting antara kampus dan dunia kerja. “Program ini dirancang agar mahasiswa mengalami proses belajar yang utuh langsung dari lapangan, menghadapi tantangan nyata, dan membangun jaringan profesional sejak dini,” paparnya dalam peluncuran Program Magang Berdampak 2025, di kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, dikutip Selasa (16/6).

Selain itu, Stella memastikan, program Magang Berdampak ini tak seperti stigma kebanyakan orang. Di mana, magang identik dengan bikin kopi dan fotokopi. “Kita sering dengar kadang-kadang ada kesan mungkin magang itu bikin kopi dan bikin fotokopi, nah ini, penting sekali kita tekankan Magang Berdampak bukan magang yang seperti itu,” tegasnya.

Hal ini pun telah disampaikan pada para mitra Magang Berdampak agar betul-betul memberikan pengalaman kerja bagi para mahasiswa. Selain itu, dia juga berpesan pada mahasiswa untuk memanfaatkan waktu satu semesternya pada proses magang ini untuk benar-benar belajar dan mengembangkan diri.

Nantinya, Magang Berdampak ini juga akan dikonversi ke dalam satuan kredit semester (SKS), maksimal 20 SKS. Pada pemagangan sebelumnya, sebanyak 82 persen program studi mengonversi maksimal 20 SKS, dan 6,5 persen lainnya mengonversi antara 16–19 SKS. Ini membuktikan bahwa program magang sudah terintegrasi dalam sistem pendidikan, bukan sekadar program tambahan.

Pendaftaran Program Magang Berdampak 2025 sudah dibuka mulai 16 Juni-11 Juli 2025. Sementara, programnya akan dilaksanakan mulai Agustus hingga Desember 2025.

Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Pendidikan Tinggi, Kemendiktisaintek, Berry Juliandi mengungkapkan, saat ini, ada 17 mitra dan 344 lowongan pada Magang Berdampak 2025. Program ini terbuka bagi jenjang vokasi dan sarjana dari semua jurusan.

Adapun bidang magang yang ditawarkan antara lain, logistik dan supply chain, konsultan dan layanan TI, Artificial Intelligence (AI), infrastruktur publik, agency, dan lainnya.

“Sama seperti sebelumnya, mahasiswa akan mendapatkan bantuan biaya hidup dan setelah magang, dapat dikonversi hingga 20 SKS,” ungkapnya. (mia)

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #wamen #stella #kami #tidak #ingin #magang #identik #dengan #bikin #kopi #fotokopi

KOMENTAR