



Anak Berbuat Asusila di Bekasi, Psikolog Sinyalir Pelaku Pernah Jadi Korban
- Kasus anak usia tahun melakukan asusila terhadap sembilan bocah lainnya di daerah Bekasi, Jawa Barat (Jabar), sangat mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, tindakan itu belum seharusnya dilakukan oleh anak seumuran tersebut. Apalagi korbannya cukup banyak.
Psikolog Dody Tri meminta publik untuk tidak lantas menyimpulkan bahwa pelaku sebagai anak jahat, anak bejat, anak setan, atau sejenisnya. Dia menekankan, anak bukanlah miniatur dari orang dewasa.
"Di balik tubuh kecil seorang anak, ada dunia yang belum selesai tumbuh. Emosi mereka masih rapuh, moral mereka masih mencari bentuk, dan pikiran mereka masih mengeja makna hidup satu per satu," kata Dody Tri kepada JawaPos.com, Rabu (11/6).
"Saat seorang anak melakukan hal yang mengejutkan—apalagi yang bersifat seksual—itu bukan karena dia jahat. Itu karena ia sedang mengulang sesuatu yang pernah ia lihat, alami, atau dengar. Bukan karena niat, tapi karena belum tahu cara membedakan," imbuhnya.
Dody Tri mengimbau kepada orang dewasa untuk melihat permasalahan ini tidak dengan sudut pandang orang dewasa. Karena anak belum sepenuhnya memahami apa yang dilakukan.
"Tugas kita bukan memaksa mereka mengerti dunia kita, tetapi kita yang masuk ke dunia mereka, duduk di sebelahnya, dan memahami dari sudut pandangnya," tuturnya.
Bisa jadi anak yang menjadi pelaku itu pernah korban dari tindakan asusila dilakukan orang lain. Seiring berjalannya waktu, anak itu kemudian meniru melakukan perbuatan hal yang sama ke teman-temannya.
"Sering kali, anak yang melukai adalah anak yang juga sedang berdarah. Maka sebelum kita menghukum, mari kita selidiki, mungkin sia pun sedang butuh ditolong," ungkapnya.
"Mudah bagi kita untuk menyebut anak pelaku sebagai 'bermasalah.' Tapi mari kita bertanya, dari mana dia belajar menyakiti? Anak-anak tidak menciptakan kekerasan dari udara kosong. Mungkin dia pernah melihat film tak pantas di HP orang tuanya. Mungkin pernah disentuh tanpa izin oleh seseorang yang seharusnya melindunginya. Atau mungkin, dia hanya meniru, tanpa tahu apa yang dia tiru itu berbahaya," ujarnya.
Kasus sodomi dilakukan anak 8 tahun di Bekasi terungkap ke publik setelah NDP, ibu dari anak berusia 4 tahun yang menjadi korbannya, mengungkapkan hal itu ke publik melalui media sosial dan kemudian mendapat atensi.
Ibu korban baru tahu bahwa anaknya menjadi korban setelah dia tidak mau menginap di rumah kakek dan neneknya. Selain itu, anaknya juga menolak ke masjid meski azan berkumandang.
Hal ini cukup aneh bagi ibunya mengingat sang putra biasanya langsung bergegas ke masjid begitu mendengar kumandang azan. Setelah ditanya, anaknya mengaku temannya melakukan sodomi padanya di masjid. Bukan hanya satu kali, katanya sampai 3 kali.
Sebagai seorang ibu, dia pun marah, emosi, sampai gemetar usai mengetahui cerita anaknya menjadi korban tindakan tak senonoh dari pelaku yang juga anak-anak.
Tag: #anak #berbuat #asusila #bekasipsikolog #sinyalir #pelaku #pernah #jadi #korban