



Arsin Sempat Jemawa Sebut Presiden Tak Bisa Jebloskannya ke Penjara, Kini Jadi Tersangka Pagar Laut
Bareskrim Polri tak hanya menetapkan Arsin sebagai tersangka, tetapi ada tiga orang lainnya yaitu sekretaris desa (sekdes) Kohod berinisial UK dan penerima kuasa berinisial SP dan CE.
"Dari hasil gelar perkara, kami seluruh penyidik dan peserta gelar telah sepakat menentukan empat tersangka di mana mereka adalah kaitannya masalah pagar laut."
"Di mana mereka adalah Saudara A selaku Kades Kohod, Saudara UK selaku sekdes Kohod, Saudara SP selaku penerima kuasa, dan Saudara CE selaku penerima kuasa, telah sepakat kita tetapkan sebagai tersangka," kata Direktur Tindak pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Adapun peran para tersangka termasuk Arsin adalah diduga telah memalsukan sejumlah surat seperti surat tanah girik, surat pernyataan tidak sengketa, hingga penerbitan surat kuasa pengurusan permohonan sertifikat dari warga desa Kohod.
Djuhandhani mengatakan aktivitas semacam itu telah dilakukan Arsin dkk sejak akhir tahun 2023 lalu.
Aktivitas tersebut membuat terbitnya 260 surat hak milik (SHM) tanah atas nama warga Kohod.
"Dibuat oleh Kades dan Sekdes sejak Desember 2023 hingga Desember 2024. Di mana seolah-olah pemohon untuk mengajukan permohonan pengukuran melalui KJSB Raden Muhammad Lukman Fauzi Parekesit dan permohonan hak kantor pertanahan Kabupaten Tangerang hingga terbitlah 260 SHM atas nama warga Kohod," jelasnya.
Kini, Bareskrim Polri telah melakukan pencekalan terhadap Arsin dkk agar tidak bisa kabur ke luar negeri.
"Setelah ditetapkan menjadi tersangka, kami berkoordinasi dengan pihak Imigrasi telah mencekal keempat tersangka ke luar negeri," kata Djuhandhani.
Arsin Pernah Jemawa Sebut Presiden Tak Bisa Tangkap
Sebelumnya, Arsin dikenal oleh warga sebagai orang yang mengklaim kebal hukum dan tidak bakal bisa ditangkap siapapun terkait pagar laut.
Adapun hal itu disampaikan Arsin dan para pengawalnya saat menemui kuasa hukum warga Kohod, Henri Kusuma beberapa waktu lalu.
Sambil menepuk dada, sang kades dengan sombongnya menyebut tidak bakal bisa dijebloskan ke penjara oleh siapapun, termasuk Presiden.
“Dia bilang sambil tangan sambil menepuk dada kiri, ‘Enggak ada yang bisa penjarain gue, sekalipun presiden.’ Itu yang dia katakan,” ujar Henri menirukan ucapan Arsin.
Jemawanya Arsin pun turut diikuti oleh para pengawalnya. Bahkan, dia menggaransi bakal potong leher jika 'majikannya' tersebut ditangkap oleh polisi dan dijebloskan ke penjara.
"Bodyguard-nya bilang begitu juga, 'Iris kuping gue kalau Arsin (bisa) ketangkap. Eh, jangan kuping deh, tapi leher aja, kalau kuping gue belum mati'. Itu kata paspamdesnya tuh," kata Henri sembari menirukan ucapan anak buah Arsin.
Di sisi lain, Henri menyebut intimidasi semacam itu dilakukan Arsin sejak menjabat sebagai Kades Kohod pada tahun 2021 lalu.
Bahkan, Arsin disebut oleh Henri tak segan mengerahkan preman hingga tukang pukul untuk menghadapi warga yang tidak mengikuti perintahnya.
"Di mata warga Kohod, Arsin seperti monster. Apa pun yang dia bilang harus diikuti warga. Arogan," katanya.
Bantah Jadi Aktor Intelektual Kasus Pagar Laut
Sementara, terkait kasus yang menjeratnya, Arsin sempat membantah bahwa dirinya menjadi aktor intelektual dalam kasus pagar laut di Tangerang.
Kuasa hukum Arsin, Yunihar, menyebut kliennya hanyalah korban.
Yunihar berdalih Arsin menjadi korban karena minimnya pengetahuan soal birokrasi sehingga percaya saja terhadap dua sosok berinisial SP dan C.
Ia mengatakan SP dan C adalah pihak ketiga yang datang kepada Arsin pada pertengahan tahun 2022 lalu yang menawarkan jasa peningkatan hak tanah berupa tanah garap milik sejumlah warga menjadi sertifikat.
"Faktanya klien kami sebagai Kepala Desa Kohod juga sebagai korban akibat kurangnya pengetahuan dalam birokrasi, dan terlalu percaya kepada pihak ketiga yang berinisial SP dan C," kata Yunihar dalam konferensi pers di kediaman Arsin di Jalan Kali Baru, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (14/2/2025).
"Klien kami tidak mengetahui secara detail dan tidak terlibat terhadap penerbitan SHM maupun SHGB, klien kami menduga itu semua dilakukan dan diurus oleh pihak ketiga tadi," sambungnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Abdi Ryandi Shakti)
Tag: #arsin #sempat #jemawa #sebut #presiden #bisa #jebloskannya #penjara #kini #jadi #tersangka #pagar #laut