



Kesal Dihalangi Bicara oleh Petugas Kejaksaan, Tom Lembong: Saya Punya Hak Berbicara
- Terdakwa kasus dugaan korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag) periode 2015-2016, Thomas Trikasih Lembong (TTL) atau Tom Lembong tampak kesal karena seperti dihalangi berbicara kepada awak media oleh petugas Kejaksaan.
Peristiwa itu terjadi saat Tom Lembong, berkas perkara, bukti-bukti terkait kasusnya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) jakarta Pusat pada Jumat (14/2/2025).
Berdasarkan tayangan Kompas TV, Tom Lembong yang digiring keluar dari gedung Kejari Jakarta Pusat usai menyelesaikan proses pelimpahan perkara tampak ingin memberikan pernyataan kepada awak media yang sudah menunggunya.
Tetapi, petugas Kejaksaan yang berada di sebelah kiri Tom Lembong tampak berusaha untuk menggiringnya langsung ke mobil tahanan.
Bahkan, petugas tersebut terus memegangi bahu Tom Lembong agar terus berjalan menuju mobil tahanan.
Mantan Menteri Perdagangan itu akhirnya protes. Dengan wajah kesal, Tom Lembong menegaskan kepada petugas tersebut bahwa dia tetap memiliki hak untuk berbicara atau memberikan pernyataan kepada awak media.
“Saya punya hak ya untuk berbicara,” kata Tom Lembong dengan tangan diborgol.
Awak media pun sempat menimpali dan membenarkan bahwa Tom Lembong tetap memiliki hak untuk berbicara.
“Betul Pak Tom,” ujar awak media.
Namun, saat Tom Lembong baru berbicara satu kalimat, petugas yang sama berusaha menggiring paksa Tom untuk berjalan meninggalkan awak media.
“Saya bukannya punya hak untuk bicara ya,” kata Tom Lembong tegas kepada petugas tersebut.
Berusaha mempertahankan suasana tetap kondusif, petugas Kejaksaan lainnya mengingatkan agar Tom Lembong tidak lama berbicara pada awak media
“Sebentar saja ya,” kata petugas tersebut.
“Saya akan terus kooperatif dan berupaya untuk kondusif tapi bagi saya ini prosesnya agak lama ya,” ujar Tom Lembong kemudian pada awak media.
Tetapi, untuk ketiga kalinya, Tom Lembong diinterupsi oleh petugas Kejaksaan.
Seorang petugas Kejaksaan yang mengenakan batik biru dari arah belakang Tom Lembong tiba-tiba berusaha memegang sang terdakwa untuk memintanya kembali berjalan.
“Makin lama, makin lama ya Pak kalau diinterupsi terus begini, maaf,” ujar Tom Lembong telihat berusaha tetap sabar.
“Jadi rasanya prosesnya agak lama ya, sprindik terbitnya Oktober 2023. Katanya penyidikan sudah berjalan 12 bulan,” kata Tom melanjutkan.
Saat berbicara mengenai penyidikan yang lama, petugas Kejaksaan berbaju batik coklat yang memberi kesempatan Tom Lembong bicara langsung memotong.
Petugas itu mengatakan bahwa pernyataan Tom Lembong tersebut sudah masuk dalam materi perkara.
“Kalau sudah itu, sudah masuk pokok perkara Pak. Jadi nanti saja Pak,” ujar petugas pada Tom Lembong.
Namun, Tom Lembong menjawab bahwa pernyatannya belum masuk dalam pokok perkara.
“Ini tidak pokok perkara, ini proses,” kata Tom Lembong tegas.
“Jadi ini saya sudah ditahan tiga bulan. Jadi, buat saya sih agak lama ya prosesnya. Terima kasih,” ujarnya lagi seraya berjalan menuju mobil tahanan.
Sebagaimana diberitakan, Tom Lembong diketahui baru ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung pada 29 Oktober 2024, terkait pemberian izin impor gula.
Selain Tom Lembong dan CS, Kejagung telah menetapkan sembilan tersangka baru dalam kasus korupsi impor gula.
Para tersangka tersebut di antaranya adalah Direktur Utama PT AP berinisial TW; Presiden Direktur PT AF berinisial WN; Direktur Utama PT SUC berinisial HS; Direktur Utama PT MSI berinisial IS; dan Direktur PT MP berinisial TSEP.
Kemudian, Direktur PT BSI berinisial HAT; Direktur Utama PT KTM berinisial ASB; Direktur Utama PT BFM berinisial HFH; dan Direktur PT PDSU berinisial ES.
Tag: #kesal #dihalangi #bicara #oleh #petugas #kejaksaan #lembong #saya #punya #berbicara