Orang-orang yang Tidak Pernah Merasa Didengarkan saat Tumbuh Dewasa Biasanya Menunjukkan 9 Perilaku ini saat Dewasa
Saat tumbuh dewasa, perasaan tidak didengarkan dapat meninggalkan dampak yang bertahan lama. Ketika anak-anak merasa pikiran, pendapat, atau emosi mereka tidak penting, ini dapat membawa perasaan itu hingga dewasa.
Alih-alih berbicara dengan percaya diri, mereka mungkin akan meragukan diri sendiri. Tak hanya itu, alih-alih merasa aman dalam sebuah hubungan, mereka mungkin akan berjuang dengan kepercayaan atau batasan.
Ini terjadi karena cara kita diperlakukan saat kanak-kanak akan membentuk cara kita menjalani hidup sebagai orang dewasa. Orang-orang yang tidak pernah merasa didengarkan seringkali mengembangkan perilaku tertentu tanpa menyadarinya.
Dilansir dari Hack Spirit, inilah sembilan perilaku dari orang-orang yang tumbuh dengan perasaan tidak didengarkan.
1. Kesulitan untuk mengekspresikan kebutuhannya
Ketika seseorang tumbuh besar dengan perasaan bahwa suaranya tidak penting, mereka seringkali belajar untuk tetap diam. Alih-alih berbicara ketika mereka membutuhkan bantuan atau dukungan, mereka mungkin menyimpan semuanya sendiri, dan terkadang tanpa menyadarinya.
Hal ini dapat terlihat dalam hubungan, di tempat kerja, atau bahkan dalam situasi sehari-hari yang sederhana. Mereka mungkin ragu untuk meminta apa yang mereka inginkan, karena takut diabaikan atau diabaikan seperti saat mereka masih anak-anak.
2. Terlalu banyak meminta maaf
Mereka akan meminta maaf atas hal-hal yang bukan kesalahannya seperti menyenggol kursi, mengajukan pertanyaan sederhana, atau bahkan sekadar mengambil ruang dalam percakapan. Itu sudah menjadi kebiasaan.
Saat tumbuh dewasa, mereka merasa pendapatnya tidak penting, seperti terlalu banyak berbicara akan menjadi hal yang merepotkan bagi orang lain daripada sesuatu yang menjadi haknya. Jadi, mereka belajar untuk melembutkan sikapnya dengan terus menerus meminta maaf.
3. Terlalu memikirkan segalanya
Ketika tumbuh dengan perasaan tidak didengarkan, mereka akan belajar untuk mempertanyakan diri sendiri. Alih-alih membuat keputusan dengan percaya diri, mereka mungkin memutar ulang percakapan di kepala, menganalisis setiap kata yang diucapkan, dan khawatir tentang bagaimana orang lain memandangnya.
Ini adalah siklus yang melelahkan, yang dapat membuat pilihan sederhana pun terasa memberatkan. Berpikir berlebihan sebenarnya terkait dengan tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi.
Ketika otak tetap berada dalam mode analisis, ia kesulitan untuk rileks, yang dapat membuatnya lebih sulit untuk fokus, tidur, atau bahkan menikmati momen saat ini.
4. Kesulitan menetapkan batasan
Ketika seseorang tumbuh dengan perasaan bahwa suaranya tidak berarti, mereka seringkali kesulitan untuk berkata “tidak”. Mereka mungkin berusaha keras untuk menyenangkan orang lain, bahkan dengan mengorbankan diri mereka sendiri.
Entah itu dengan mengambil pekerjaan tambahan, menyetujui rencana yang tidak mereka inginkan, atau membiarkan orang lain melewati batas pribadi, mereka kesulitan mempertahankan pendirian mereka.
Hal ini biasanya terjadi karena sebagai anak-anak, mereka belajar bahwa berbicara tidak akan mengubah apa pun. Seiring berjalannya waktu, mereka berhenti mencoba dan malah berfokus untuk menjaga perdamaian.
5. Meremehkan prestasinya
Orang-orang yang tumbuh dengan perasaan tidak didengarkan seringkali kesulitan untuk mengambil penghargaan atas prestasi mereka. Alih-alih merayakan keberhasilannya, mereka justru mengabaikannya, dengan mengatakan hal-hal seperti, “Itu bukan apa-apa,” atau, “Saya hanya beruntung.”
Mereka bahkan mungkin merasa tidak nyaman saat orang lain memuji mereka, karena tidak yakin apakah mereka benar-benar pantas mendapatkan pengakuan tersebut.
Hal ini dapat bermula dari pengalaman masa kecil ketika usaha mereka diabaikan atau diremehkan. Jika tidak ada yang mengakui prestasi mereka saat itu, mereka mungkin telah belajar melakukan hal yang sama pada diri mereka sendiri.
6. Merasa seperti beban
Tidak seorang pun seharusnya menjalani hidup dengan perasaan bahwa dirinya "terlalu berlebihan" bagi orang lain. Namun, bagi mereka yang tumbuh tanpa didengarkan, perasaan ini dapat tertanam dalam diri mereka.
Ketika pikiran dan emosi anak diabaikan, mereka mulai percaya bahwa kebutuhan mereka adalah suatu gangguan. Mereka belajar untuk tetap diam, menangani segala sesuatunya sendiri, menghindari "mengganggu" orang lain, bahkan ketika mereka sedang berjuang.
Sebagai orang dewasa, hal ini dapat membuat mereka sulit meminta bantuan atau membuka diri secara emosional. Mereka mungkin menyimpan masalah mereka sendiri, takut ketika mereka menceritakannya akan menjauhkan dari orang lain.
7. Menghindari konflik dengan segala cara
Perbedaan pendapat seharusnya tidak terasa menakutkan, tetapi bagi sebagian orang, hal itu seringkali terjadi. Pikiran ketika membuat seseorang kesal, mengatakan hal yang salah, diabaikan, cukup untuk membuat mereka tetap diam, bahkan ketika ada sesuatu yang benar-benar mengganggu nya
Mereka akan menahan rasa frustrasi, mengatakan pada diri sendiri bahwa itu "bukan masalah besar," dan mengesampingkan perasaan mereka sendiri hanya untuk menjaga kedamaian.
Namun kenyataannya, kata-kata yang tak terucapkan tidak akan hilang begitu saja. Kata-kata itu menumpuk. Kata-kata itu bertahan, dan pada akhirnya, kata-kata itu berubah menjadi kebencian.
8. Mencari validasi dari orang lain
Ketika seseorang tumbuh dengan perasaan tidak didengarkan, mereka mungkin kesulitan memercayai pikiran dan keputusan mereka sendiri. Sebaliknya, mereka mencari orang lain untuk meyakinkannya dan terus-menerus mencari persetujuan sebelum merasa yakin dengan pilihan mereka.
Mereka mungkin meragukan diri sendiri, ragu untuk berbicara, atau merasa tidak nyaman kecuali orang lain memastikan bahwa mereka melakukan hal yang benar. Seiring waktu, hal ini dapat menciptakan ketergantungan pada validasi eksternal daripada kepercayaan diri.
9. Berjuang untuk percaya bahwa mereka penting
Ketika suara anak diabaikan, mereka tidak hanya merasa tidak didengarkan, mereka mulai merasa tidak penting. Kepercayaan itu terus menghantui mereka hingga dewasa, membentuk cara mereka memandang diri sendiri dan tempat mereka di dunia.
Mereka mungkin meremehkan harga diri mereka, ragu untuk mengambil tempat, atau merasa kehadiran mereka tidak terlalu berarti. Namun, hal itu memang terjadi. Selalu terjadi.
Setiap orang berhak untuk didengarkan. Setiap orang berhak untuk dihargai dan tidak seorang pun seharusnya menghabiskan hidupnya untuk membuktikan bahwa dirinya penting.
Tag: #orang #orang #yang #tidak #pernah #merasa #didengarkan #saat #tumbuh #dewasa #biasanya #menunjukkan #perilaku #saat #dewasa