Mengapa Perlu Diwaspadai? Begini Jejak Sejarah Gempa dan Tsunami yang Pernah Terjadi di Selat Sunda
Ilustrasi Gempa. BMKG memastikan bahwa gempa yang terjadi di kawasan Selat Sunda tak berpotensi tsunami.
16:16
13 September 2024

Mengapa Perlu Diwaspadai? Begini Jejak Sejarah Gempa dan Tsunami yang Pernah Terjadi di Selat Sunda

 

Beberapa waktu lalu BMKG sempat mengeluarkan peringatan mengenai potensi gempa Megathrust di wilayah Selat Sunda dan Mentawai - Siberut.

Melansir Radar Mojokerto, bahwa potensi gempa dan tsunami di Selat Sunda bukanlah hal yang baru.

Pasalnya, lempeng Selat Sunda dan Mentawai - Siberut sudah ditandai sejak dahulu menjadi zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.

Seismic gap pada Selat Sunda dan Mentawai - Siberut dapat melepaskan kekuatan gempa besar sewaktu-waktu, sehingga harus tetap diwaspadai.

Lempeng selat yang aktif

Selat Sunda sendiri menjadi daerah rawan gempa dan banyak meninggalkan jejak tsunami dari ratusan tahun yang lalu.

Letak Selat Sunda yang berada pada Lempeng India - Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan wilayah ini memiliki aktivitas tektonik yang rumit.

Menyadur artikel Jurnal Geologi Indonesia yang ditulis oleh Yudhicara dan K. Budiono, adanya Palung Sunda yang merupakan batas pertemuan lempeng menyebabkan kawasan ini berpotensi menghasilkan gempa-gempa besar.

Selain itu, kesenjangan lempeng di Selat Sunda menyebabkan penumpukan energi yang dapat dilepaskan setiap waktu dan berpotensi menghasilkan tsunami.

Struktur geologi Selat Sunda yang fluktuatif dan aktif membentuk reruntuhan yang memungkinkan terjadinya longsor di bawah laut apabila gempa bumi terjadi.

Topografi pantai di sekitar Selat Sunda juga mempunyai pengaruh terhadap potensi terjadinya bencana.

Hal ini dikarenakan topografi pantai yang relatif terjal mengakibatkan menghasilkan tingkat pelapukan yang tinggi, terutama pada Teluk Semangko dan Teluk Lampung.

Pelapukan tersebut dapat mengakibatkan longsor di bawah pantai terutama jika curah hujan di daerah tersebut tinggi.

Jika longsoran tersebut jatuh ke laut walaupun intensitasnya kecil dan bersifat lokal, maka dapat memicu terjadinya tsunami.

Sejarah dan jejak gempa dan tsunami di Selat Sunda

Katalog tsunami yang ditulis oleh Soloviev dan Go mencatat adanya tsunami yang pernah terjadi di Selat Sunda.

Dalam katalog tersebut dijelaskan bahwa salah satu penyebab terjadinya tsunami erupsi gunung api pada tahun 416.

Catatan mengenai tsunami ini berasal dari Catatan Kitab Raja Purwa yang ditulis oleh Ronggowarsito.

Kitab ini menceritakan tentang terjadinya erupsi Gunung Kapi (Gunung Krakatau), naiknya gelombang air laut yang membanjiri daratan di negeri timur Gunung Batuwara yang sekarang diyakini menjadi Gunung Pulosari Pandeglang, Banten.

Banjir tersebut juga sampai pada wilayah Gunung Rajabasa yang terletak di Lampung Selatan serta mengakibatkan orang-orang disekitarnya hanyut.

Melansir artikel pada Prosiding Nasional yang ditulis oleh Ferry Dwi C, tsunami di Selat Sunda juga terjadi pada tahun 1722 akibat gempa yang sangat kuat.

Menyusul 20 tahun setelahnya pada tahun 1757 terjadi gempa bumi yang mengakibatkan air laut naik dan membanjiri Jakarta.

Tahun 1851, terjadi gempa di Teluk Betung Lampung yang menyebabkan tsunami setinggi 1 - 1,5 meter.

Pada tahun 1863 hingga 1883 terjadi erupsi Gunung Krakatau yang memicu terjadinya gelombang tsunami dengan ketinggian 30 meter di Selat Sunda, 4 meter di selatan Pantai Sumatera dan 2 -2, 5 meter di Pantai Selatan dan Utara Pulau Jawa.

Lima bulan setelah erupsi tersebut, pada tahun 1884 terjadi tsunami kecil di Selat Sunda yang diakibatkan oleh erupsi gunung api.

Lima tahun berikutnya, pada tahun 1889 terjadi kenaikan permukaan air laut yang tidak wajar di wilayah Pantai Anyer.

Gunung Krakatau kembali mengalami erupsi pada tahun 1928 yang menyebabkan kenaikan gelombang laut di sekitar wilayah gunung api.

Menyusul kemudian pada tahun 1930, selama 3 bulan terjadi gelombang pasang setinggi 1,5 meter yang disusul dengan gempa di Jakarta.

Pada tahun 2018, terjadi letusan Anak Krakatau yang menyebabkan tsunami yang menyebabkan beberapa wilayah sekitar Selat Sunda terdampak.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #mengapa #perlu #diwaspadai #begini #jejak #sejarah #gempa #tsunami #yang #pernah #terjadi #selat #sunda

KOMENTAR