Daftar Marga Habaib Keturunan Rasulullah di Indonesia dan Sejarahnya
Dua habib, Habib Luthfi bin Yahya dan Habib Rizieq Shihab saat bersama (Foto: Hops.id)
17:04
9 Juli 2024

Daftar Marga Habaib Keturunan Rasulullah di Indonesia dan Sejarahnya

Gelar habib atau keturunan langsung Rasulullah kerap menjadi kontroversi di Indonesia bersamaan dengan maraknya para habib palsu. Tidak mengherankan karena habib sering dipandang sebagai seseorang dengan ilmu agama lebih tinggi dibanding kebanyakan. Macam – macam marga keturunan Rasulullah atau habib di Indonesia juga menarik untuk dikulik sejarahnya.

Pelajaran penting ini bisa menjadi pengetahuan agar masyarakat terhindar dari habib palsu. Seperti kasus yang belum lama ini terjadi, sosok bernama Bahar bin Smith yang mengaku sebagai keturunan Rasulullah. Publik terutama umat muslim menjadi ingin tahu kebenaran dari catatan Rabithah Alawiyah mengenai silsilah Bahar bin Smith.

Sosok bernama asli Sayyid Bahar bin Ali bin Smith ini mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad ke-29. Pendiri dan pemimpin Majelis Pembela Rasulullah itu mendekam di penjara selama tiga tahun karena kasus SARA.

Sejarah Catatan Keturunan Rasulullah di Indonesia

Baca Juga: Habib Bahar bin Smith Jadi Perbincangan, Gus Muwafiq Pernah Beri Pesan Menohok

Melansir sejumlah sumber, sejarah masuknya habib di Indonesia dapat ditelusuri kembali ke abad ke-13 ketika para pedagang dan ulama dari Hadhramaut, Yaman, mulai datang ke Nusantara.

Saat itu, para pedagang Arab dari Hadhramaut, khususnya kaum Sayyid yang merupakan keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW, mulai berlayar ke Asia Tenggara untuk berdagang dan menyebarkan Islam. Beberapa dari mereka menetap di wilayah-wilayah Nusantara seperti Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.

Para Habib memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia. Mereka menjadi ulama, guru, dan pemimpin spiritual yang dihormati oleh masyarakat.

Di Indonesia catatan keturunan Rasulullah didokumentasikan oleh lembaga bernama Rabithah Alawiyah, yang didirikan pada 1928. Pada awalnya pendirian Rabithah Alawiyah untuk mendidik anak yatim piatu, menolong janda-janda, orang tidak mampu bekerja, fakir miskin, serta memelihara keturunan sayyid.

Berdasarkan buku Menakar Nasab Habib di Indonesia karya K.H Imaduddin Utsman al-Bantani, para habib di Indonesia datang pada sekitar tahun 1880 M dari Yaman sampai tahun 1943 sebelum kedatangan Jepang.

Baca Juga: Di Depan Suami Kartika Putri Goda Ari Wibowo Agar Duduk di Sampingnya, Reaksi Suaminya Langsung Jadi Sorotan

Di Indonesia, mereka kebanyakan tidak melakukan asimilasi dengan penduduk lokal, dari itu maka mereka dapat dikenali dengan mudah dari marga-marga yang diletakan di belakang nama mereka. Berikut adalah nama – nama habib yang terkenal.

1. Al-Attas

Marga Al-Attas adalah salah satu marga yang sangat dihormati. Mereka dikenal sebagai keluarga yang banyak melahirkan ulama dan cendekiawan Muslim. Di Indonesia, keturunan Al-Attas banyak ditemukan di Jakarta, Bogor, dan Surabaya.

2. Al-Habsyi

Marga Al-Habsyi juga sangat dikenal di Indonesia, terutama karena banyak anggotanya yang menjadi tokoh agama terkemuka. Salah satu tokoh terkenal dari marga ini adalah Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, pendiri Majelis Ta'lim Al-Habsyi di Kwitang, Jakarta.

3.  Al-Haddad

Marga Al-Haddad memiliki banyak ulama yang berkontribusi besar dalam penyebaran Islam dan pendidikan agama di Indonesia. Anggota marga ini banyak yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

4. Assegaf

Marga Assegaf merupakan salah satu marga terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. Banyak dari mereka yang menjadi ulama, pengusaha, dan tokoh masyarakat. Keturunan Assegaf dapat ditemukan di berbagai daerah seperti Jakarta, Pekalongan, dan Surabaya.

Sayyidil Walid Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf. [Facebook@AlHabibAliAssegaf]Sayyidil Walid Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf. [Facebook@AlHabibAliAssegaf]

5. Al-Kaff

Marga Al-Kaff juga merupakan salah satu marga terkemuka yang banyak berperan dalam perkembangan Islam di Indonesia. Mereka banyak tinggal di wilayah Jawa dan Sumatera.

6. Al-Jufri

Marga Al-Jufri dikenal memiliki banyak ulama dan tokoh pendidikan. Salah satu tokoh terkenal dari marga ini adalah Habib Saggaf bin Muhammad Al-Jufri, pendiri Yayasan Al-Khairaat di Sulawesi. Keturunan Al-Jufri banyak yang tinggal di Sulawesi, Jakarta, dan Jawa.

Habib Ali Al-Jufri. [Dok nu.or.id]Habib Ali Al-Jufri. [Dok nu.or.id]

7. Al-Muhdhar

Marga Al-Muhdhar dikenal karena banyak anggotanya yang menjadi ulama besar dan berpengaruh di komunitas Muslim Indonesia. Mereka banyak ditemukan di daerah Jawa dan Sumatera.

8. Al-Aidid

Marga Al-Aidid memiliki banyak anggota yang berperan penting dalam penyebaran Islam dan pendidikan agama di Indonesia. Mereka banyak tinggal di Jakarta, Surabaya, dan beberapa daerah lainnya di Jawa.

9. Alatas

Marga Alatas juga merupakan marga yang sangat berpengaruh, dengan banyak tokoh yang berkontribusi dalam bidang keagamaan dan sosial di Indonesia. Keturunan Alatas dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

Habib Hanif Alatas.Habib Hanif Alatas.

Berkaitan dengan keturunan Nabi Muhammad, dalam ajaran Islam, Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkan umat Muslim untuk menghormati dan mencintai Ahlul Bait.

Namun, khusus untuk keturunan Rasulullah SAW, garis keturunan diambil dari putri tercintanya, Fathimah Az-Zahra. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis yang artinya, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan keturunan setiap nabi dalam sulbinya. Dan Allah menetapkan keturunanku dalam sulbi Ali bin Abi Thalib.” (HR Imam at-Thabrani)

Lebih lanjut, perintah mengenai Ahlul Bait ini dijelaskan sebagai salah satu dari dua hal yang harus dipegang teguh oleh umat Rasulullah SAW. Seperti yang disebutkan dalam hadis, “Aku tinggalkan dua perkara yang sangat berharga pada kalian. Yang pertama adalah Kitab Allah, yang kedua adalah Ahlul Bait-ku,” riwayat Imam Muslim. Meskipun dalam riwayat Hakim disebutkan, “Yang kedua adalah sunnahku,” riwayat Imam Muslim diakui oleh semua ulama sebagai yang lebih kuat.

Selain itu, Al-Qur’an juga mengatur perintah untuk mencintai Ahlul Bait dalam surah Asy-Syura ayat 23, yang berbunyi, “Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak meminta upah kepada kalian kecuali rasa cinta kepada kerabatku.” 

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

Editor: M Nurhadi

Tag:  #daftar #marga #habaib #keturunan #rasulullah #indonesia #sejarahnya

KOMENTAR