Survei Pusat Riset Konsumen Ganesha Sebut Galon Guna Ulang jadi Pilihan Masyarakat karena Aman dan Ramah Lingkungan
Pusat Riset Konsumen (PRK) Ganesha menangkap tingkat pemakaian galon guna ulang berbahan polikarbonat yang tinggi mencapai hampir 90 persen. Ada beragam alasan masyarakat tetap menggunakan galon tersebut di tengah gempuran isu miring terkait BPA, salah satunya ramah lingkungan.
"Jadi selain aman dan praktis, tentu ramah lingkungan ini menjadi alasan kuat karena tidak perlu menggunakan plastik baru dalam setiap kemasan jadi lebih hemat dalam menggunakan plastik," kata Peneliti Senior Lembaga Pusat Riset Konsumen Ganesha, Aan Rusdianto dalam diskusi yang digelar pada 5 November 2024.
Dari hasil survei yang dilakukan terhadap total 94 institusi mulai dari rumah sakit, kantor pemerintah dan kantor berita di Jakarta, Bekasi, Depok dan Tangerang menunjukan bahwa 89,36 persen menggunakan AMDK galon polikarbonat, sementara 5,32 persen yang menggunakan AMDK galon sekali pakai dan 5,32 persen yang menggunakan kedua jenis galon tersebut.
Aan menjelaskan, Indonesia saat ini dalam kondisi darurat sampah plastik. Dia melanjutkan, jumlah sampah plastik akan terus menggunung apabila setiap orang, rumah tangga hingga instansi menggunakan galon sekali pakai, apalagi rumah sakit yang mengonsumsi air galon dalam jumlah besar per harinya. Memakai galon guna ulang dapat membantu mengurangi tumpukan sampah plastik, terlebih yang berukuran besar. Belum lagi, sambung dia, proses daur ulang yang menelan sejumlah biaya dan lain hal sebagainya.
"Jadi bisa dibayangkan kalau setiap hari harus membuang (galon) gitu ya, mereka (rumah sakit) konsumsinya sangat besar setiap saat. Artinya nanti setiap hari harus membuang itu kan akan menimbulkan tumpukan-tumpukan sampah yang tidak perlu," katanya.
Rincian hasil survei memperlihatkan dari total 36 rumah sakit sebanyak 33 rumah sakit (91%) menggunakan galon guna ulang, sedangkan 1 rumah sakit (3%) menggunakan galon sekali pakai. Sementara 2 rumah sakit (6%) menggunakan kombinasi kedua tipe galon tersebut.
Selanjutnya, dari total 36 lembaga Pemerintahan yang di survei, sebanyak 32 instansi (90%) memakai galon guna ulang, berbanding 2 instansi pemerintahan (5%) menggunakan galon sekali pakai. Sementara, 2 instansi pemerintah lainnya (5%) menggunakan kombinasi keduanya
Kemudian, dari total 25 kantor media yang di survei, sebanyak 22 kantor (88%) memakai galon guna ulang. Sementara 2 kantor lainnya (8%) menggunakan galon sekali pakai dan 1 kantor (4%) memakai kedua jenis galon itu.
"Umumnya alasan mereka memakai galon guna ulang karena aman, praktis, tidak menimbulkan sampah tambahan dan tidak pernah ada keluhan selama bertahun-tahun menggunakan," kata Aan lagi.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra yang juga menjadi pembicara pada diskusi yang digelar LPR Ganesha, mengapresiasi hasil survei yang dilakukan. Menurutnya, rumah sakit merupakan instansi yang sangat menaruh perhatian terhadap kualitas kesehatan apalagi penggunaan kemasan pangan yang baik.
"Artinya bisa jadi mereka concern pada green hospital karena dalam konsep green hospital itu tidak boleh ada sampah baik medis atau non medis yang terjadi pemborosan dan akhirnya mengganggu kesehatan lingkungan," kata Hermawan.
Hermawan melanjutkan, rumah sakit hijau merupakan bagian dari health promoting hospital. Dimana hal itu menggunakan sumber daya yang efisien dan efektif dengan mengutamakan standarisasi, jaminan kualitas dan jaminan mutu.
Meski demikian, Hermawan mengingatkan agar galon guna ulang harus SNI dan disimpan di tempat yang tepat, penggunaan higienitasnya baik, frekeuensi isi ulangnya diperhatikan dan tidak disimpan pada tempat-tempat yang beresiko atau terpapar suhu dan juga bakteri.
"Itu sudah dipahami oleh rumah sakit sebagai bagian dari penjagaan terhadap kesehatan, dan rasanya sih tetap aman dan wajar rumah sakit menggunakan itu (galon guna ulang)," katanya.
Tag: #survei #pusat #riset #konsumen #ganesha #sebut #galon #guna #ulang #jadi #pilihan #masyarakat #karena #aman #ramah #lingkungan