7 Tanda Orang yang Terus Menerus Berdebat Tentang Politik Menurut Psikologi, Bisa Mengganggu Kesehatan Mental?
Ilustrasi orang yang sedang berdebat politik. (Pixabay.com/ViliusKukanauskas)
15:08
19 Oktober 2024

7 Tanda Orang yang Terus Menerus Berdebat Tentang Politik Menurut Psikologi, Bisa Mengganggu Kesehatan Mental?

 

 - Menjelang musim Pemilu atau Pilkada, seluruh lapisan masyarakat kerap antusias menyambutnya dalam hal memilih pemimpin yang sesuai dengan harapan mereka.

Kemudian sering terjadi antar masyarakat berdebat dengan isu-isu politik dan saling menguatkan calon pemimpin yang akan dipilih, terutama saat mendekati hari-hari pemilihan itu.
Melansir dari laman Ge Editing, menurut psikologi, inilah 7 tanda orang yang terus menerus berdebat tentang politik.

1. Gairah yang Mengakar

Ada sesuatu yang mungkin kamu perhatikan yaitu orang-orang yang sering terlibat dalam argumen politik tampaknya memiliki minat tak tergoyahkan terhadap subjek tersebut.

Semangat ini berasal dari keyakinan mendalam terhadap keyakinan mereka, serta merasakan kewajiban moral untuk membuat orang lain melihat sesuatu dari sudut pandangnya.

Kebutuhan untuk memvalidasi opini politik ini bisa membela mereka dari pandangan yang berlawanan, hingga menjadi sifat yang hampir obsesif. Ini lebih dari sekedar ketertarikan biasa, tapi menjadi hal mendasar dari identitas dirinya.

Hal ini terkait dengan konsep “bias konfirmasi”, disaat individu lebih menyukai informasi dengan menegaskan keyakinan atau nilai-nilai hidup yang dimiliki, dan sering mengabaikan bukti-bukti yang kontradiktif.

2. Kegigihan yang Keras Kepala

Orang yang selalu siap berdebat tentang politik adalah tingkat kegigihannya yang keras kepala. Ini adalah semacam tekad tanpa henti untuk membuktikan pendapat mereka.

Kegigihan tanpa henti seperti ini terlihat pada mereka yang terus-menerus berdebat tentang politik. Tidak hanya bersedia untuk sekedar terlibat, tapi mereka berkomitmen untuk menyelesaikan diskusi sampai akhir.

Seperti yang dikatakan oleh psikolog terkenal Albert Bandura, “Orang dengan keyakinan tinggi terhadap kemampuan mereka menganggap tugas-tugas sulit sebagai tantangan yang harus dikuasai, bukan sebagai ancaman yang harus dihindari.”

Hal ini dengan sempurna mencerminkan esensi dari mereka yang terus-menerus berdebat tentang politik dan memandang setiap diskusi sebagai tantangan yang harus dikuasai.

3. Perlunya Validasi Sosial

Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, tapi orang yang sering berdebat dalam argumen politik akan mencari validasi sosial. Kamu mungkin berasumsi bahwa mereka tidak akan peduli dengan pendapat orang lain, tapi seringkali yang terjadi justru sebaliknya.

Meski menghadapi kritik dan perselisihan, seseorang ini menemukan validasi dalam tindakan berdebat itu sendiri. Mereka merasa ditegaskan ketika dapat mempertahankan pendiriannya dan mempertahankan pandangannya dengan percaya diri dan semangat.

Keinginan untuk mendapatkan validasi sosial tidak terfokus pada membujuk orang lain agar setuju dengan mereka. Sebaliknya, hal ini berpusat pada menunjukkan kekuatan intelektual dan keyakinan yang dipegang teguh.

4. Toleransi terhadap Ambiguitas

Politik adalah bidang yang penuh dengan ambiguitas dan ketidakpastian. Kebijakan dapat mempunyai implikasi yang tidak terduga, dan hasil dari peristiwa politik tidak dapat diprediksi.

Namun, orang yang berdebat tentang politik biasanya merasa nyaman menghadapi ketidakpastian ini. Mereka tidak memerlukan jawaban yang jelas atau kebenaran mutlak untuk membentuk argumennya.

Mereka mampu mengatasi kompleksitas dan kontradiksi yang melekat dalam wacana politik, merasa nyaman dengan gagasan bahwa tidak selalu ada jawaban yang ‘benar’ atau ‘salah’, tapi juga terdapat berbagai perspektif yang memungkinkan.

Hal ini dengan sempurna mencerminkan pola pikir individu yang sering terlibat dalam debat politik bahwa mereka memandang ketidakpastian sebagai peluang untuk mengeksplorasi dan mengartikulasikan sebuah perspektif.

5. Kegemaran terhadap Rangsangan Intelektual


Ada sensasi tersendiri ketika terlibat dalam debat yang penuh semangat, terutama saat hal tersebut cukup menantang pemikiran dan memaksa seseorang untuk mempertahankan pandangannya.

Kegemaran terhadap rangsangan intelektual inilah yang mampu mendorong seseorang secara terus menerus berdebat tentang politik dengan menawarkan beragam topik, mulai dari kebijakan sosial, teori ekonomi, hingga hubungan internasional dan hak asasi manusia.

Terlibat dalam isu-isu ini membuat pikiran tetap aktif dan tajam, menyediakan sumber rangsangan intelektual yang sulit ditandingi. Kecintaan terhadap keterlibatan intelektual ini lebih dari sekedar hobi tapi pencarian pengetahuan dan pemahaman secara berkelanjutan.

6. Rasa Keadilan yang Kuat


Rasa keadilan yang kuat adalah ciri umum lainnya di antara orang-orang yang sering berdebat mengenai politik. Mereka sangat prihatin dengan isu-isu keadilan, kesetaraan, sehingga dapat menggunakan debat politik sebagai platform untuk mengungkapkan keprihatinan ini.

Entah itu dengan mengadvokasi perubahan kebijakan, mengkritik sistem yang tidak adil, atau membela kelompok yang terpinggirkan. Orang-orang ini didorong oleh keinginan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Komitmen terhadap keadilan ini lebih dari sekedar kata-kata. Banyak dari mereka yang secara aktif terlibat dalam hal-hal yang sangat dipedulikan, menyumbangkan waktu, sumber daya, dan energi untuk melakukan perubahan.

Seperti yang dikemukakan oleh psikolog berpengaruh Lawrence Kohlberg dalam teorinya tentang perkembangan moral, individu yang mencapai tingkat penalaran moral tertinggi didorong oleh prinsip-prinsip etika universal.

Komitmen terhadap keadilan dan kesetaraan merupakan ciri khas orang-orang yang sering terlibat dalam perdebatan politik.

7. Keterbukaan Pikiran

Keterbukaan pikiran adalah sifat penting pada individu yang suka berdebat tentang politik. Meskipun mereka memegang teguh keyakinannya, tapi juga bersedia mendengarkan dan mempertimbangkan sudut pandang orang lain.

Memiliki pikiran terbuka tidak berarti mudah terpengaruh oleh setiap ide atau argumen baru. Sebaliknya, hal ini menunjukkan kesediaan mereka untuk menggunakan perspektif yang berbeda, mengkajinya secara kritis, dan mungkin memasukkannya ke dalam pemahaman diri sendiri.

Kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang lain inilah yang memicu minat mereka dalam perdebatan politik, sehingga memungkinkan terjadinya diskusi yang lebih kaya dan pemahaman lebih luas mengenai isu yang sedang dihadapi.

Selain sifat-sifat unggul yang dimiliki mereka, mengutip dari laman Halodoc bahwa terlalu banyak berdebat politik khususnya saat musim Pemilu atau Pilkada bisa menghadirkan tantangan berat bagi kesehatan mental.

Tapi meskipun berdebat politik itu menimbulkan stres, menurut penelitian Alan J. Lipman, dalam diri manusia mendambakan ledakan adrenalin yang memicu saraf simpatik dan meningkatkan berbagai sensasi perasaan.

Sensasi perasaan ini bisa mulai dari rasa percaya diri, gairah, serta keinginan untuk mengekspresikan pendapat, kemarahan, dan peluang untuk mengungkapkan sesuatu. Berdebat mengenai politik adalah salah satu upaya seseorang mengekspresikan nilai-nilai dalam dirinya.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #tanda #orang #yang #terus #menerus #berdebat #tentang #politik #menurut #psikologi #bisa #mengganggu #kesehatan #mental

KOMENTAR