5 Pertengkaran yang Cuma Dialami oleh Hubungan Toxic, Pernah Mengalaminya?
- Pertengkaran dalam hubungan romantis adalah hal yang wajar. Bahkan, pasangan yang sehat sekalipun pasti pernah berbeda pendapat.
Namun, para ahli hubungan menegaskan, hal yang membedakan hubungan sehat dan hubungan toxic bukanlah seberapa sering bertengkar, melainkan bagaimana konflik itu dijalani.
“Pertengkaran bisa disebut toxic ketika tidak produktif sama sekali,” kata Alana Carvalho, konselor kesehatan mental berlisensi dan pakar hubungan, seperti dilansir dari Best Life, Senin (22/12/2025).
Ia menjelaskan, pertengkaran toxic tidak bertujuan menyelesaikan masalah, melainkan melukai pasangan lewat kata-kata kasar, menyalahkan, dan merendahkan.
5 Pertengkaran yang hanya dialami oleh hubungan toxic
1. Pertengkaran berulang dengan masalah yang sama
Salah satu ciri paling jelas dari hubungan toxic adalah pertengkaran yang terus berulang tanpa solusi. Setiap konflik terasa seperti mengulang adegan lama, seolah tidak pernah ada titik akhir.
“Pertengkaran toxic yang paling sering saya temui adalah pertengkaran berulang, di mana masalah yang sama muncul lagi dan lagi tanpa penyelesaian,” ujar Carvalho.
Menurutnya, pola ini menandakan bahwa salah satu atau kedua pasangan tidak menindaklanjuti kesepakatan atau ada masalah mendasar yang tidak pernah benar-benar dibahas.
Dalam hubungan toxic, pasangan bisa terus bertengkar soal keuangan, pembagian tugas rumah, atau komitmen, tanpa pernah mendengarkan sudut pandang satu sama lain secara utuh.
Ilustrasi depresi
2. Pertengkaran yang bertujuan untuk menang, bukan memahami
Dalam hubungan toxic, pertengkaran sering berubah menjadi ajang adu argumen demi memenangkan perdebatan. Fokusnya bukan lagi mencari solusi, melainkan membuktikan siapa yang paling benar.
“Ciri utama pertengkaran toxic adalah ketika salah satu atau lebih pihak tidak memiliki tujuan untuk menyelesaikan masalah,” kata terapis kognitif perilaku berlisensi dan pendiri Bay Area CBT Center, Avigail Lev, PsyD.
Ia menjelaskan, ketika seseorang hanya ingin menang, ia akan sibuk menyiapkan jawaban berikutnya tanpa benar-benar mendengarkan pasangannya. Akibatnya, konflik tidak pernah memberi rasa lega atau aman secara emosional.
3. Menyangkal realitas pasangan
Gaslighting merupakan bentuk perilaku toxic yang kerap muncul dalam pertengkaran. Ini terjadi ketika pasangan menyangkal pengalaman atau perasaan satu sama lain, hingga membuat korban meragukan realitasnya sendiri.
Carvalho mengungkap, menyangkal kenyataan pasangan, misalnya dengan berkata, “Itu tidak pernah terjadi”, adalah bentuk manipulasi emosional yang serius.
“Perilaku ini bisa sangat merusak harga diri dan kepercayaan diri seseorang,” ujarnya.
4. Pola saling menyalahkan
Pola saling menyalahkan juga menjadi ciri khas hubungan toxic. Saat satu pihak menyampaikan luka batinnya, pihak lain justru mengalihkan kesalahan kembali.
“Blame shifting adalah strategi yang tidak membantu dalam menyelesaikan konflik,” kata Lev.
Ia menegaskan, seseorang harus memilih antara ingin menyelesaikan masalah atau ingin mencari siapa yang salah.
Di hubungan toxic, pertengkaran semacam ini membuat kedua pasangan defensif dan enggan bertanggung jawab atas peran masing-masing.
5. Memperdebatkan perasaan
Pertengkaran menjadi toxic ketika perasaan pasangan justru diperdebatkan atau diabaikan.
Misalnya, saat seseorang mengungkapkan rasa sedih, pasangannya malah mengatakan bahwa perasaan itu berlebihan.
“Contoh perilaku toxic dalam pertengkaran adalah mengatakan pada pasangan apa yang seharusnya mereka rasakan,” jelas Lev.
Ia menilai, hal ini seolah menyiratkan bahwa seseorang lebih tahu emosi pasangannya dibandingkan dirinya sendiri.
Lev menegaskan, perasaan tidak bisa diperdebatkan. Dalam hubungan toxic, pengingkaran emosi ini dapat membuat seseorang merasa tidak didengar dan tidak aman secara emosional.
Pertengkaran toxic tidak selalu berarti hubungan harus berakhir. Namun, pola ini menjadi sinyal kuat bahwa hubungan membutuhkan bantuan profesional dan aturan konflik yang lebih sehat.
Tanpa perubahan, pertengkaran toxic berisiko mengikis rasa percaya, hormat, dan keamanan emosional dalam jangka panjang.
Tag: #pertengkaran #yang #cuma #dialami #oleh #hubungan #toxic #pernah #mengalaminya