Menurut David Goggins, Singkirkan 7 Alasan Ini Jika Ingin Membangun Mental yang Tak Terkalahkan
Ilustrasi orang yang memiliki mental tak terkalahkan (freepik)
08:56
20 Desember 2025

Menurut David Goggins, Singkirkan 7 Alasan Ini Jika Ingin Membangun Mental yang Tak Terkalahkan

pengembangan diri, sangat sedikit tokoh yang berbicara tentang ketangguhan mental seberani David Goggins.

Mantan Navy SEAL dan atlet ultra-endurance itu dikenal bukan hanya karena prestasi fisiknya yang ekstrem, tetapi juga karena pendiriannya yang teguh: jangan biarkan alasan mengendalikan hidup Anda.

Lachlan Brown, pendiri The Expert Editor, telah lama mempelajari pola pikir para tokoh inspirasional, dan Goggins adalah salah satu di antaranya.

Menurut Brown, kekuatan Goggins bukan hanya pada kemampuannya berlari ratusan kilometer atau menyelesaikan ribuan pull-up, tetapi pada cara ia menyingkirkan alasan-alasan kecil yang sering membuat banyak orang menyerah sebelum tantangan sebenarnya tiba.

Filosofi itu pula yang membuat Brown menulis ulang pemahaman tentang mentalitas sehari-hari.

Menurutnya, alasan terbesar yang menghambat manusia tidak selalu datang dari luar, tetapi dari percakapan batin yang diam-diam kita biarkan membatasi diri sendiri.

Dilansir dari The Expert Editor, berikut tujuh alasan paling umum yang menurut David Goggins harus dihilangkan—dan bagaimana Lachlan Brown memaknainya dalam kehidupan sehari-hari.

1. “Saya tidak merasa termotivasi”

Dalam hampir setiap wawancara, Goggins menegaskan bahwa motivasi adalah salah satu sumber energi yang paling tidak stabil.

Brown melihat pernyataan itu benar adanya. Motivasi bersifat musiman—muncul ketika suasana hati sedang baik, menghilang ketika hari terasa buruk.

Goggins selalu menekankan disiplin, bukan motivasi. Dan Brown sendiri pernah mengalami hal ini ketika ia masih menjadi penulis pemula.

Ia sering berkata bahwa ia akan menulis lebih banyak ketika inspirasi datang. Namun, inspirasi itu jarang hadir. Tulisan-tulisannya pun tersendat.

Saat ia memutuskan untuk membuat jadwal menulis harian, segalanya berubah. Ia tidak selalu ingin duduk dan mengetik, tetapi kebiasaan itulah yang menciptakan momentum. Momentum itu jauh lebih kuat daripada motivasi.

Seperti kata Goggins, Anda tidak butuh motivasi untuk memulai, Anda hanya perlu gerakan kecil. Disiplin akan menjaga Anda tetap bertahan jauh setelah motivasi menghilang.

2. “Saya tidak punya waktu”

Alasan ini mungkin paling sering diucapkan, dan menurut Goggins, ini juga yang paling menipu. Brown mengingat satu prinsip sederhana dalam ajaran Buddha yang ia pelajari: introspeksi jujur.

Ketika seseorang mengatakan “Saya tidak punya waktu,” sering kali itu bukan tentang kekurangan waktu, tetapi tentang prioritas yang tidak selaras.

Kita menghabiskan waktu di ponsel, bersosialisasi tanpa tujuan, atau tenggelam dalam aktivitas yang tidak penting, lalu merasa waktu habis begitu saja. Goggins mengatakan: “Kamu punya waktu. Kamu hanya memilih hal lain.”

Brown menyadari hal ini ketika ia mulai memetakan rutinitas hariannya. Ia menemukan bahwa sering kali waktu terselip di antara aktivitas yang sebenarnya bisa dikurangi.

Latihan 20 menit, meditasi 10 menit, atau menulis satu halaman—semuanya bisa dilakukan jika seseorang berani mengakui bahwa waktu bukan masalah, melainkan komitmen.

Ketika waktu kembali menjadi milik Anda, kendali diri ikut tumbuh. Dan itu adalah fondasi pertama menuju kekuatan mental yang lebih besar.

3. “Saya terlalu lelah”

Kelelahan itu nyata, tetapi Goggins mengingatkan bahwa sebagian besar orang berhenti jauh sebelum tubuh mereka benar-benar mencapai batas.

Ia menyebutnya aturan 40 persen: ketika pikiran berkata Anda sudah selesai, Anda sebenarnya baru menggunakan 40 persen kapasitas Anda.

Brown pun pernah merasakan ini saat berlari. Ada masa ketika langkah terasa berat, napas tersengal, dan suara kecil di kepala berkata, “Berhenti saja.”

Namun lima menit kemudian, ketika ia memutuskan untuk tetap bergerak, tubuhnya menemukan ritme baru.

Itu membuatnya bertanya: apakah ia benar-benar kelelahan, atau hanya ingin menghindari ketidaknyamanan?

Rasa lelah sering menjadi kedok bagi ketakutan dan penundaan. Satu pertanyaan sederhana dapat mengubah hari Anda:

“Apakah saya benar-benar lelah secara fisik, atau pikiran saya yang mulai menyerah?” Sebagian besar waktu, jawabannya jelas.

4. “Saya akan mulai besok”

Jika motivasi adalah teman yang tidak dapat diandalkan, maka besok adalah teman yang suka membatalkan janji. Menunda adalah cara paling halus untuk menggagalkan diri sendiri.

Menurut Goggins, setiap kali Anda menunda sesuatu yang Anda tahu harus dilakukan, Anda sedang melatih otak untuk melemahkan keputusan Anda sendiri.

Besok berubah menjadi minggu depan, lalu menjadi tahun depan, hingga akhirnya hidup terasa stagnan.

Brown mengingat salah satu ajaran favoritnya dalam filsafat Timur: segala yang nyata hanya terjadi di momen kini. Tidak ada aksi nyata yang dapat terjadi besok—masa depan hanyalah asumsi.

Karena itu, apa pun yang ingin Anda mulai hari ini, mulailah dengan langkah paling kecil yang mungkin. Tidak harus drastis, tidak harus sempurna. Yang penting adalah tindakan hari ini, bukan janji esok hari.

Momentum tumbuh dari momen yang dihadapi saat ini, bukan dari rencana masa depan.

5. “Saya tidak cukup baik”

Ini adalah alasan yang paling berbahaya karena terdengar seperti suara “realistis.” Padahal, ini adalah bentuk keraguan diri yang paling merusak.

Goggins tumbuh dalam lingkungan penuh trauma dan keterbatasan, tetapi ia memilih untuk tidak membiarkan narasi masa lalu menentukan jalan hidupnya.

Brown pun memiliki pengalaman serupa ketika ia pertama kali menerbitkan tulisan secara online atau memulai bisnisnya. Selalu ada bisikan halus tentang ketidaklayakan: Siapa kamu untuk melakukan ini?

Tetapi keterampilan tidak datang dari keyakinan—keterampilan datang dari latihan. Kepercayaan diri tumbuh dari pengalaman. Dan kelayakan lahir dari keberanian untuk hadir, bukan dari kesempurnaan.

Anda tidak harus cukup mahir untuk mulai. Anda akan menjadi cukup mahir karena Anda mulai.

6. “Ini bukan waktu yang tepat”

Tidak ada waktu yang benar-benar tepat untuk melakukan sesuatu yang sulit. Selalu ada tekanan pekerjaan, masalah keluarga, atau kecemasan yang datang dan pergi.

Brown pernah menunggu waktu yang “lebih tenang” untuk mengejar proyek penting. Namun waktu itu tidak pernah tiba. Hidup justru semakin padat dan berantakan.

Ia akhirnya menyadari apa yang juga diajarkan Goggins: menunggu momen ideal adalah bentuk penghindaran yang terselubung. Jika Anda hanya bergerak ketika situasi sempurna, Anda tidak akan bergerak sama sekali.

Anda tidak perlu keadaan ideal. Anda hanya perlu keberanian untuk mulai dari situasi yang ada saat ini—karena inilah satu-satunya titik awal yang benar-benar tersedia bagi siapa pun.

7. “Orang seperti saya tidak bisa melakukan itu”

Alasan terakhir ini adalah yang paling membatasi karena menyentuh identitas, bukan situasi.

Banyak orang percaya bahwa usia, latar belakang, pengalaman, atau kepribadian mereka membuat mereka tidak mungkin mencapai sesuatu yang besar.

Goggins membuktikan bahwa identitas adalah sesuatu yang fleksibel, bukan tembok. Sementara itu, Brown menghubungkannya dengan konsep Buddhis bernama anatta, yang berarti “tanpa diri yang tetap.”

Dalam pandangan ini, manusia bukanlah sosok statis, manusia adalah proses yang terus berkembang.

Ketika seseorang berhenti berkata “Saya bukan tipe orang yang disiplin,” atau “Saya bukan orang yang percaya diri,” saat itu pula muncul ruang baru untuk perubahan.
Identitas bukanlah penjara. Ia adalah bahan mentah yang siap dibentuk.

Alasan sering kali terasa aman. Mereka melindungi dari rasa gagal, malu, atau tidak nyaman. Namun, alasan juga membuat hidup mengecil. Mereka membangun tembok tak terlihat di sekitar potensi seseorang.

Menurut Lachlan Brown, inti pendekatan David Goggins bukanlah menjadi sosok keras tanpa emosi. Sebaliknya, itu tentang merebut kembali kendali pikiran dari cerita-cerita yang melemahkan Anda.

Saat tujuh alasan ini mulai ditinggalkan, perubahan pun muncul. Rasa percaya diri tumbuh. Tindakan menjadi lebih cepat.

Negosiasi dengan keraguan diri berkurang. Dan momentum mental berkembang—kekuatan yang tidak mudah runtuh di bawah tekanan.

Kekuatan mental tidak tumbuh dalam satu malam. Ia lahir dari keputusan jujur yang diambil berulang kali.

Anda tidak perlu menjadi pelari ultra-maraton seperti Goggins untuk memilikinya. Anda hanya perlu berhenti memberikan alasan yang membatasi hidup Anda.

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #menurut #david #goggins #singkirkan #alasan #jika #ingin #membangun #mental #yang #terkalahkan

KOMENTAR