8 Cara Mengatasi Kebiasaan People Pleaser Biar Lebih Berani
Panduan praktis bagi people pleaser untuk belajar menetapkan batas, berani berkata tidak, dan memprioritaskan diri. (Freepik) (Seva Levytskyi)
18:26
27 November 2025

8 Cara Mengatasi Kebiasaan People Pleaser Biar Lebih Berani

- Pernahkah Kamu merasa sangat lelah, tetapi tetap bilang “iya” ketika ada yang meminta bantuan hanya karena takut membuat orang kecewa? Jika pernah, kamu mungkin termasuk dalam kelompok people pleaser, orang-orang yang sangat baik hati namun sering mengorbankan diri sendiri.

Di mata banyak orang, kamu adalah penyelesai masalah, penolong darurat, dan teman yang selalu siap kapan pun dibutuhkan. Namun di dalam diri, kamu menyadari bahwa semua ini bukan lagi sekadar kebaikan, tetapi kebiasaan yang perlahan menguras energi, waktu, dan rasa percaya diri.

Pada awalnya, disukai banyak orang terasa menyenangkan. Konflik jarang muncul dan pujian mengenai kebaikanmu terdengar membahagiakan. Tetapi lama-kelamaan hidup terasa seperti milik orang lain. Waktu beristirahat menghilang, mimpi pribadi tertunda, dan muncul rasa bersalah setiap kali ingin menjaga ruang untuk diri sendiri.

Tenang, kamu tidak sendirian. Kebiasaan people pleaser dapat diubah. Perubahan dimulai dari langkah kecil, yaitu berani memprioritaskan diri tanpa merasa menjadi pribadi yang buruk. Berikut 8 cara praktis yang dapat membantu kamu keluar dari dari kebiasaan people pleasure biar hidup lebih berani.

1. Melatih Diri Bilang "Tidak" Dari Hal Kecil

Mulailah dari penolakan kecil yang risikonya rendah, misalnya menolak ajakan ngobrol panjang lewat chat atau menolak bantu teman yang sebenarnya bisa dia kerjakan sendiri. Latihlah menggunakan kalimat seperti “Maaf, aku tidak bisa” titik. Tanpa alasan, tanpa “tapi”, tanpa “mungkin lain kali”.

Menjelaskan Alasan panjang lebar justru membuka celah buat orang membujukmu lagi. Orang yang menghargaimu tidak akan marah hanya karena kamu menolak permintaannya.

2. Tunda Jawaban, Jangan Langsung “Iya”

Kebiasaan people pleaser biasanya langsung bilang “iya” tanpa mikir karena takut orang kecewa. Coba ubah kebiasaan dengan kalimat “Aku pikir dulu ya, nanti aku kabari.” Besoknya baru kasih jawaban lewat chat kalau memang harus menolak. Memberi jeda membantumu mengambil keputusan yang lebih jernih.

3. Tetapkan Batasan yang Jelas

Sebelum menjawab permintaan apa pun, tanya 3 hal ini pada diri sendiri:

- Apakah aku benar-benar mau?
- Apakah aku punya waktu dan tenaga tanpa mengorbankan diri seperti istirahat, keluarga, pekerjaan utama?
- Nanti aku akan bangga atau malah kesal sama diri sendiri?

Kalau ada satu jawaban “tidak”, itu tandanya ada batas yang perlu dijaga. Sampaikan dengan kalimat yang sopan dan berfokus pada diri sendiri. Contohnya “ Maaf, aku tidak bisa membantu hari Minggu ini karena aku butuh waktu untuk beristirahat.”

4. Kenali Prioritas Hidup Kamu Sendiri

Buat daftar apa yang benar-benar penting buatmu? Waktu sama keluarga, olahraga, belajar skill baru, atau sekadar istirahat? Kalau ada permintaan yang mengganggu prioritas itu, lebih baik ditolak. Kamu berhak punya hidup yang kamu sukai sendiri.

 

5. Berhenti Menawarkan Bantuan Sebelum Diminta

People pleaser biasanya langsung melangkah membantu bahkan sebelum diminta. Coba tahan diri. Biarkan orang lain belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Kalau mereka memang butuh bantuan, biasanya mereka akan minta. Kalau mereka gagal atau kesulitan, itu bagian dari proses belajar mereka dan bukan tanggung jawab kamu untuk menyelamatkan semua orang setiap saat.

6. Terima Bahwa Akan Ada Orang yang Kecewa atau Menjauh

Saat kamu mulai bilang tidak, pasti ada yang bilang kamu berubah, sombong, atau tidak peduli lagi. Itu reaksi normal dari orang yang selama ini terbiasa memanfaatkanmu. Teman sejati akan tetap stay dan menghormati batasan barumu. Yang pergi? Selamat tinggal, kamu baru saja membersihkan lingkaran pertemanan dari energi toksik.

7. Arahkan ke Sumber Bantuan Lain

Kamu bukan satu-satunya orang yang bisa membantu. Kalau diminta tolong sesuatu yang terlalu berat, bilang “Maaf aku tidak bisa, tapi coba hubungi si A atau cari jasa profesional ya.” Ini cara elegan menolak sekaligus tetap terlihat membantu.

8. Bantu Hanya Kalau Kamu Benar-Benar Ingin, Bukan karena Takut Ditolak

Kebaikan tetap boleh, asal motivasinya bukan karena takut ditolak, dikucilkan, atau ingin dipuji. Bantu karena kamu tulus ingin membantu, bukan karena terpaksa. Dengan begitu kamu tetap orang baik, tapi tidak lagi mengorbankan diri sendiri.

Perubahan memang tidak instan. Mulai dari satu atau dua cara dulu, konsisten, dan lama-lama kamu akan merasa jauh lebih ringan serta bahagia. Kamu berhak menempatkan diri sendiri di urutan pertama tanpa merasa bersalah. Semangat jadi versi diri yang lebih berani!

 

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #cara #mengatasi #kebiasaan #people #pleaser #biar #lebih #berani

KOMENTAR