Prabowo Subianto . (BPMI Setpres)
Keran Investasi Menguat, Hilirisasi Industri di Era Prabowo Dinilai Cerah
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia muncul sebagai salah satu destinasi utama investasi dari Tiongkok dan Hong Kong. Investasi Tiongkok, yang pada 2015 baru mencapai USD 0,6 miliar, melonjak menjadi USD 8,1 miliar pada 2024. Sektor logam dan pertambangan menjadi pendorong utama di balik aliran investasi tersebut. Tren ini sejalan dengan hilirisasi industri yang merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. "Dengan alam yang kaya akan nikel, tembaga, hingga bauksit, Indonesia memainkan peran kunci bagi lahirnya industri masa depan, termasuk kendaraan listrik hingga solusi energi rendah karbon," kata Managing Director, Global Head of Metals and Mining, DBS Bank Ltd Mike Zhang dalam The 4th DBS Metal & Mining Forum 2025," Kamis (27/11/2025). Namun industri mineral saat ini tengah dihadapkan pada berbagai tantangan. Mike menyebut dinamika geopolitik serta ketidakpastian pasar global menuntun sektor pertambangan nasional memasuki fase transformasi yang semakin kompleks. Perang dagang mempengaruhi rantai pasok mineral strategis. "Industri mineral global kini menghadapi tekanan dari fragmentasi pasar dan pergeseran geoekonomi. Hambatan perdagangan sejak 2024 paling terasa pada mineral kritis dengan konsentrasi pasokan tinggi, diperparah oleh penerapan tarif impor AS terhadap nikel, seng, dan kobalt, serta pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Tiongkok," papar Mike. Perang dagang tersebut, dia melanjutkan, mengancam prinsip ‘hukum harga tunggal’ dan mendorong perbedaan harga antar pasar. Kondisi ini memunculkan tantangan, yakni bagaimana memastikan keterjangkauan, keandalan, dan keberlanjutan tercapai secara bersamaan agar stabilitas energi tetap terjaga. Untuk mengantisipasi potensi gangguan pasokan pada industri mineral, pemerintah telah menetapkan 47 komoditas sebagai mineral kritis. Langkah ini diambil dalam rangka memperkuat ketahanan pasokan, stabilitas industri, dan strategi hilirisasi nasional. Mineral-mineral strategis tersebut berkontribusi sekitar 10–11 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menjadi fondasi utama hilirisasi industri di era pemerintahan Prabowo. Kendati kondisi global tengah menantang, permintaan logam masih tetap kuat di berbagai komoditas. Dalam satu dekade mendatang, kebutuhan investasi pertambangan diperkirakan mencapai USD 3,5 triliun. Fokus belanja modal ini diproyeksikan tetap terkonsentrasi pada tembaga (35 persen) dan emas (17 persen), disusul batu bara (14 persen) dan bijih besi (12 persen). Hal ini menunjukkan bahwa sektor mineral tetap menarik meski menghadapi tekanan geopolitik. "Sentimen industri dalam negeri terus membaik, didorong oleh permintaan yang lebih kuat dan meningkatnya belanja pemerintah. Dengan ruang kebijakan yang masih dimiliki pemerintah dan bank sentral, pertumbuhan ekonomi berpotensi tetap terjaga. Ke depan, perkembangan kebijakan domestik, khususnya fiskal, akan menjadi katalis penting bagi pasar," ujar Senior Economist DBS Bank Radhika Rao. Seperti diketahui, pemerintah terus mendorong penguatan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing nasional. Hilirisasi ini menjadi fondasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV), khususnya industri baterai, sekaligus membuka arah baru menuju pengembangan industri semikonduktor. Pasar semikonduktor global diproyeksikan akan mencapai nilai USD 1 triliun pada 2030.
Editor: Mohamad Nur Asikin
Tag: #keran #investasi #menguat #hilirisasi #industri #prabowo #dinilai #cerah