



4 Cara Mencegah Stres Saat Terjebak Macet, Menurut Praktisi Wellness
— Macet adalah situasi yang hampir tak terhindarkan bagi warga kota besar, seperti Jakarta.
Dari pagi hingga malam, jalanan yang padat kerap memancing emosi dan menambah stres, apalagi setelah seharian bekerja.
Namun, menurut Wellness Enthusiast and Practitioner Rahne Putri, ada cara sederhana untuk tetap tenang, meski terjebak dalam kemacetan panjang.
Ia membagikan empat tips mindfulness yang bisa membantu tubuh dan pikiran tetap rileks di tengah hiruk pikuk jalanan. Simak 4 tips berikut ini.
Cara mencegah stres saat terjebak macet
1. Matikan handphone dan notifikasi
Bagi banyak orang, momen di dalam mobil seringkali dihabiskan dengan menatap layar ponsel. Namun, Rahne menyarankan hal sebaliknya.
“Ketika masuk ke mobil atau taksi, coba untuk heningkan notifikasi handphone. Setelah sibuk beraktivitas dan harus menghadapi kemacetan, biarkan diri mendapat ketenangan sejenak,” katanya dalam acara Media Gathering #TenangBersamaBlueBird di Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2025).
Menurutnya, kebiasaan langsung membuka ponsel dan menggulir media sosial secara tidak sadar dapat menambah stres.
“Banyak orang yang masuk ke mobil atau taksi itu langsung buka HP dan scrolling yang tidak mindful, akhirnya bisa menambah stres,” ujarnya.
Momen perjalanan yang sering dianggap membosankan justru bisa menjadi waktu untuk berhenti sejenak dari distraksi digital.
Dengan menonaktifkan notifikasi, tubuh dan pikiran diberi kesempatan untuk benar-benar istirahat.
2. Duduk yang nyaman dan atur napas
Selain menjauhkan diri dari gawai, Rahne juga menekankan pentingnya memperhatikan postur tubuh dan pernapasan saat di jalan. Duduk yang kaku dan napas yang pendek justru membuat tubuh semakin tegang.
“Duduk dengan nyaman, turunkan bahu dalam keadaan yang rileks, dan coba latih pernapasan 4-2-6,” ujarnya.
Teknik ini berarti menarik napas selama empat detik, menahan selama dua detik, lalu menghembuskannya perlahan selama enam detik.
“Rasakan kenyamanannya dan rilis rasa tegang setelah lelah seharian,” lanjutnya.
Latihan sederhana ini bisa membantu mengendurkan otot-otot yang tegang sekaligus menenangkan sistem saraf.
Hasilnya, meski terjebak di tengah kemacetan, kamu tetap bisa merasa tenang dan tidak mudah tersulut emosi.
3. Dengarkan suara kota tanpa bereaksi
Daripada mengeluh tentang bisingnya jalan, ia justru mengajak untuk mendengarkan suara kota dengan penuh kesadaran.
“Dengarkan suara-suara yang ada di lingkungan sekitar kita, misalnya suara klakson, suara detik jam, dan di keheningan itu kamu akan merasakan bahwa momennya berharga,” ujarnya.
Pendekatan ini disebut mindful listening, mendengarkan tanpa bereaksi. Dengan cara ini, kamu bisa menyadari bahwa setiap suara hanyalah bagian dari kehidupan kota yang tidak bisa dikendalikan.
Alih-alih melawan atau mengeluh, menerima kondisi ini membuat hati terasa lebih ringan.
Dalam kesibukan dan kebisingan, kamu belajar untuk hadir sepenuhnya pada momen saat ini.
4. Sentuh dada atau perut untuk menyadari napas
Bagi yang ingin lebih dalam terhubung dengan diri sendiri, Rahne menyarankan memberikan sentuhan lembut pada tubuh, terutama di bagian dada atau perut.
“Jika ingin lebih terhubung dengan diri sendiri, pegang dada, perut, atau area yang tegang lainnya. Berikan sentuhan lembut dan tanyakan ke diri sendiri, coba ajak diri sendiri ngobrol,” ujarnya.
Langkah sederhana ini bisa menumbuhkan rasa tenang dan empati terhadap diri sendiri.
Dengan menyentuh area tubuh yang tegang, kamu memberi sinyal ke otak bahwa semuanya baik-baik saja.
Momen ini juga menjadi pengingat bahwa tubuh dan pikiran perlu istirahat, bahkan di tengah perjalanan yang penuh macet sekalipun.
Rahne menekankan, kemacetan tidak selalu harus menjadi pengalaman buruk. Dengan latihan mindfulness sederhana, perjalanan pulang dari kantor bisa berubah menjadi waktu refleksi diri yang menenangkan.
Tanpa disadari, kemacetan bisa menjadi ruang kecil untuk bernapas, bersyukur, dan kembali mengenal diri.
Tag: #cara #mencegah #stres #saat #terjebak #macet #menurut #praktisi #wellness