Produsen Memori Berpaling ke AI, Harga RAM PC di 2026 Bakal Masih Selangit
Ilustrasi RAM untuk PC. (Shutterstock)
11:32
5 Desember 2025

Produsen Memori Berpaling ke AI, Harga RAM PC di 2026 Bakal Masih Selangit

- Lonjakan permintaan memori untuk kecerdasan buatan (AI) di seluruh dunia mulai terasa dampaknya hingga ke meja perakitan PC rumahan. Harga RAM DDR5 di Indonesia yang merangkak naik selama 2025 kini memasuki fase yang membuat banyak pengguna PC mengernyitkan dahi.

Data dari marketplace menunjukkan bahwa beberapa varian RAM bahkan sudah mendekati harga motor matic baru. Pantauan JawaPos.com pada Jumat (5/12/2025) di sejumlah toko komputer besar di Tokopedia dan Shopee memperlihatkan lonjakan harga yang terjadi hampir merata.

Paket Corsair Vengeance RGB 32GB (6000 MHz C30) kini berada di angka Rp 6.549.000, sementara Corsair Dominator Titanium RGB 32GB (7200 MHz C34) menyentuh Rp 7.709.000. Untuk kapasitas 64GB, harga melonjak ke rentang Rp 12,4 juta hingga Rp 13,4 juta. Bahkan varian 128GB seperti Corsair Vengeance RGB (6400 MHz) kini dipasarkan hampir Rp 29 juta.

Brand yang selama ini dianggap value seperti Crucial juga tak kalah tinggi. Kit Crucial Pro Overclocking 64GB DDR5-6400 kini dijual sekitar Rp 13,5 juta, sementara versi 32GB berada di Rp 5,94 juta. Bandingkan dengan Agustus 2024, ketika kit 32GB premium masih bisa dibeli sekitar Rp 3,5 juta. Dalam waktu 15 bulan, harga RAM melompat dua hingga tiga kali lipat.

Tren kenaikan ini bukan muncul tiba-tiba. Industri memori global sedang berada dalam fase ketegangan suplai akibat ledakan AI. Pabrik-pabrik chip kini diarahkan untuk memproduksi lebih banyak HBM (High Bandwidth Memory) dan DRAM server, dua jenis memori yang menjadi tulang punggung model AI generasi terbaru.

Micron Technology menjadi salah satu produsen besar yang secara terbuka mengakui perubahan arah industri tersebut. Dalam pernyataan resminya pada 3 Desember 2025, Micron mengumumkan penghentian penjualan memori dan penyimpanan konsumer di bawah merek Crucial. Langkah itu bukan tanpa alasan.

“Pertumbuhan yang digerakkan oleh AI di pusat data telah menyebabkan lonjakan permintaan memori dan penyimpanan. Micron membuat keputusan sulit untuk keluar dari bisnis konsumer Crucial demi meningkatkan pasokan dan dukungan bagi pelanggan strategis kami,” kata Sumit Sadana, EVP dan Chief Business Officer Micron.

Dengan keluarnya Crucial, salah satu pemasok RAM konsumer terbesar, tekanan pada pasar retail otomatis meningkat. Namun Micron bukan satu-satunya perusahaan yang mengubah orientasi produksi.

SK Hynix, yang kini menjadi pemimpin pasar HBM global, juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Dalam sebuah forum industri, pimpinan SK Group mengatakan mereka menerima permintaan memori dari begitu banyak perusahaan hingga sulit memenuhi semuanya.

Kapasitas produksi HBM dan DRAM server mereka untuk 2026 bahkan disebut sudah habis dipesan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar lini produksi mereka kini diarahkan untuk kebutuhan AI skala besar, bukan lagi konsumen PC.

Samsung Electronics berada dalam posisi yang tak jauh berbeda. Laporan riset pasar menyebut perusahaan itu memilih memprioritaskan memori premium seperti HBM dan DDR5 server, sejalan dengan melonjaknya permintaan AI. Ekspansi untuk DRAM konsumer ditahan agar profitabilitas tetap terjaga. Hasilnya, suplai untuk RAM PC semakin terbatas, sementara persaingan mendapatkan chip memori semakin keras.

Kombinasi ketiga faktor itu menjelaskan kondisi pasar Indonesia hari ini. Kenaikan harga RAM bukan lagi sekadar fluktuasi musiman atau permainan distributor, tetapi dampak langsung dari pergeseran strategis produsen memori global. Selama permintaan HBM dan DDR5 server untuk AI belum melambat, pasokan untuk RAM PC kemungkinan tetap ketat.

Analis memperkirakan harga RAM konsumer sulit turun dalam waktu dekat. Dengan kapasitas pabrik terserap oleh pesanan AI hingga 2026, konsumen harus mempertimbangkan kembali waktu upgrade. Bagi perakit PC, terutama kreator konten atau profesional 3D yang membutuhkan RAM besar, kenaikan harga ini menjadi tantangan baru yang harus dihadapi.

Sementara itu, gelombang AI terus bergerak, dan pasar memori dunia ikut berubah mengikutinya. Satu hal yang kini jelas terasa: ketika AI menyerap sebagian besar produksi memori global, konsumen PC-lah yang harus membayar harga termahalnya.

Editor: Dhimas Ginanjar

Tag:  #produsen #memori #berpaling #harga #2026 #bakal #masih #selangit

KOMENTAR