



Kenapa Cuaca Panas Bikin Cepat Emosi? Ini Penjelasan Psikiater
Belakangan cuaca terasa makin panas di berbagai daerah Indonesia. BMKG menyebut, hal ini berkaitan dengan musim pancaroba.
Tak hanya bikin gerah, suhu udara yang tinggi ternyata juga bisa memengaruhi suasana hati seseorang.
Sebagian orang mungkin merasa lebih cepat lelah, mudah tersinggung, atau sulit fokus ketika udara terasa terik.
Kondisi ini ternyata bukan sekadar perasaan, tapi memiliki dasar ilmiah yang berkaitan dengan cara kerja tubuh dan otak dalam merespons panas.
Menurut psikiater dr. Santi Yuliani, M.Sc., Sp.KJ, cuaca panas dapat berdampak langsung pada kesehatan mental seseorang.
“Kita jadi lebih gampang capek, fokus berkurang, mood naik turun. Kalau terus-menerus terpapar panas tanpa cukup istirahat atau pendinginan, bisa memicu stres, kecemasan, bahkan memperburuk kondisi mental yang sudah ada sebelumnya, seperti depresi atau gangguan cemas,” jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (17/10/2025).
Cuaca panas tak hanya bikin gerah, tapi juga bisa ganggu suasana hati. Psikiater jelaskan kenapa suhu tinggi bikin cepat emosi dan cara mengatasinya.
Mengapa seseorang mudah emosi saat cuaca panas?
Tubuh bekerja ekstra saat suhu meningkat
Dokter Santi menerangkan, tubuh manusia sebenarnya memiliki batas toleransi terhadap panas.
Saat suhu meningkat, sistem tubuh bekerja lebih keras untuk menjaga suhu tetap stabil.
Proses ini membutuhkan energi ekstra dan dapat memengaruhi keseimbangan hormon.
"Saat suhu meningkat, tubuh kerja ekstra untuk menjaga suhu tetap stabil—itu butuh energi. Akibatnya, kita gampang lelah. Ditambah lagi, otak kita bisa terganggu dalam mengatur emosi, karena panas bikin hormon stres seperti kortisol meningkat. Akibatnya, otak bisa lebih sulit mengatur emosi," ujarnya.
Kondisi tersebut membuat seseorang jadi lebih sensitif, mudah tersinggung, atau mudah meledak secara emosional. Itulah sebabnya, banyak orang merasa “lebih emosional” ketika cuaca sedang panas.
Dehidrasi dan kurang tidur memperburuk suasana hati
Selain faktor psikologis, efek panas pada tubuh secara fisik juga berperan besar dalam perubahan suasana hati.
“Dehidrasi, kurang tidur, atau tidur yang nggak nyenyak karena cuaca panas itu punya dampak besar ke mood,” kata dr. Santi.
Ketika tubuh kekurangan cairan, seseorang bisa merasa pusing, lemas, bahkan sulit berpikir jernih.
Tidur yang tidak berkualitas juga mengganggu kemampuan otak untuk melakukan reset emosi.
Kombinasi antara kelelahan fisik dan stres akibat panas inilah yang sering membuat orang merasa lebih mudah marah atau tersulut emosi.
Kelompok rentan terhadap efek panas ekstrem
Menurut dr. Santi, dampak cuaca panas terhadap kesehatan mental bisa dirasakan siapa saja.
Namun, ada beberapa kelompok yang lebih rentan, seperti lansia, anak-anak, ibu hamil, pekerja lapangan, dan mereka yang sudah memiliki masalah kesehatan mental sebelumnya.
“Mereka lebih berisiko karena tubuhnya mungkin tidak sekuat orang dewasa muda dalam beradaptasi terhadap panas. Bahkan orang yang sehat pun bisa terdampak kalau terus-menerus berada di suhu tinggi tanpa cukup istirahat atau hidrasi,” jelasnya.
Cara menjaga emosi tetap stabil di tengah cuaca panas
Dokter Santi menyarankan agar setiap orang lebih peka terhadap tanda-tanda stres yang muncul saat cuaca panas.
“Kalau sudah mulai merasa gelisah, mudah kesal, atau sulit fokus, coba ambil jeda sebentar. Tarik napas dalam, minum air putih, atau cari tempat yang lebih sejuk,” sarannya.
Selain itu, mengatur aktivitas agar tidak terlalu banyak di jam-jam panas terik juga penting.
Jika harus beraktivitas di luar ruangan, pastikan asupan cairan cukup dan kenakan pakaian yang ringan serta nyaman.
“Menjaga pola tidur yang cukup dan tetap melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti olahraga ringan atau meditasi juga bisa membantu menyeimbangkan emosi,” tambahnya.
Apabila kondisi emosional terasa tidak stabil terus-menerus hingga lebih dari dua minggu, dr. Santi menyarankan untuk tidak ragu berkonsultasi dengan profesional kesehatan jiwa.
Cuaca panas bukan hanya urusan fisik, tetapi juga bisa memengaruhi kondisi mental.
Peningkatan suhu, dehidrasi, dan kurang tidur dapat memicu stres hingga perubahan suasana hati.
Dengan mengenali tanda-tanda stres sejak dini dan menjaga gaya hidup sehat, kita bisa tetap tenang dan berpikir jernih meski cuaca sedang panas-panasnya.
Tag: #kenapa #cuaca #panas #bikin #cepat #emosi #penjelasan #psikiater