Bisa Berbahaya, Inilah 6 Potensi Reaksi Negatif Media Sosial Bagi Anak!
Ilustrasi anak-anak cemas./pixabay_Alexas_Fotos
15:12
1 Februari 2024

Bisa Berbahaya, Inilah 6 Potensi Reaksi Negatif Media Sosial Bagi Anak!

– Memasuki era digital saat ini, penggunaan media sosial merupakan gaya hidup yang tidak bisa dipisahkan saat ini. Media sosial tidak terbatas tren tapi juga bagian dari kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan.

Penggunaan media sosial juga tidak terbatas pada orang dewasa, tapi semua kalangan menggunakan media termasuk usia anak-anak.

Kita perlu cari tahu, apakah penggunaan media sosial untuk anak-anak itu berdampak positif atau negatif.

Maka dari itu, kita simak penjelasannya mengenai media sosial untuk anak-anak.

Dilansir dari health.clevelandclinic.org menjelaskan mengenai dampak yang diberikan oleh media sosial terhadap usia anak-anak.

Kita ketahui, media sosial punya dampak yang positif bukan berarti tidak memiliki dampak negatif untuk anak-anak.

Sebetulnya, ketika banyak waktu menatap layar dan ekspektasi serta persepsi yang tidak realistis dapat menyebabkan peningkatan risiko kecemasan dan depresi. Bahkan media sosial ini dapat memberikan dampak untuk kesehatan mental.

Meskipun aplikasi media sosial mengharuskan penggunanya berusia minimal 13 tahun.

Pada kenyataannya menurut Surgeon General A.S. mengungkapkan 40% anak-anak berusia 8 hingga 12 tahun, dan 95% anak-anak berusia 13 hingga 17 tahun pengguna media sosial.

Banyaknya anak-anak dibawah umur atas penggunaan media sosial, sudah diingatkan oleh Ahli Bedah Umum AS tentang bagaimana media sosial mempengaruhi kesehatan mental anak-anak dan remaja.

Bagi anak yang menggunakan media sosial penting untuk memberikan nasihat mengenai apa yang dimaksud media sosial, aturan apa yang harus diterapkan, dan bagaimana media sosial tidak selalu menampilkan hal yang akurat.

“Media sosial memudahkan kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata psikolog anak Kate Eshleman, PsyD.

“Kebanyakan orang mengunggah apa yang mereka ingin Anda lihat di media sosial. Dan dengan menggunakan media sosial, kita semua mempunyai kemampuan untuk mengakses informasi tanpa batas kapanpun kita mau, dan hal itu bisa sangat sulit bagi anak-anak.” Ungkap Eshleman.

Media sosial untuk anak memiliki dampak yang kurang baik, misalnya tidak ada interaksi sosial yang dilakukan oleh sang anak dan memiliki peluang untuk anak mengunjungi situs yang tidak sehat untuk anak-anak.

Selain itu, menurut survei nasional 33% anak perempuan berusia 11 hingga 15 tahun merasa kecanduan sosial serta anak merasa kesulitan untuk berhenti menggunakan media sosial.

Mari kita lihat mengapa media sosial bisa begitu buruk untuk anak? Dr. Eshleman memandu kita memahami potensi risiko negatif media sosial, diantaranya:

1. Masalah Citra Tubuh

Ketika waktu habis menggunakan aplikasi media sosial dapat mengakibatkan ketidakpuasan terhadap tubuh, gangguan makan, dan rendahnya harga diri.

Bahkan menurut laporan menunjukkan 46% remaja berusia 13 hingga 17 tahun mengatakan media sosial membuat mereka merasa lebih buruh terhadap tubuh.

“Penting untuk disadari bahwa dengan ponsel berteknologi tinggi dan berbagai aplikasi, jauh lebih mudah untuk mengambil 'gambar sempurna', yang mungkin bukan representasi sebenarnya dari penampilan seseorang,” kata Dr. Eshleman.

2. Perundungan Siber

Berbicara penindasan tidak terbatas terjadi di taman bermain sekolah saja, saat ini penindasan juga terjadi di dunia maya dengan cara melalui teknologi, internet dan media sosial untuk melecehkan.

Pada media sosial terdapat bahasa, gambar, video yang berbahaya dan akan mempengaruhi bagi anak-anak.

Sebanyak 64% remaja melaporkan bahwa mereka sering terpapar konten berbasis kebencian.

“Tantangan terhadap cyberbullying adalah bahwa cyberbullying selalu ada, sehingga semakin sulit untuk menjauh dari interaksi negatif,” jelas Dr. Eshleman.

“Hal ini juga dapat menyebar lebih jauh, lebih cepat, sehingga mengakibatkan perhatian negatif terlihat dan terdengar jauh melampaui lingkaran sosial terdekat seseorang.” Ungkap Dr. Eshleman.

3. Predator Daring

Bagaimana kejahatan telah merambat ke media sosial, target dari kejahatan tersebut terhadap anak-anak dan remaja dengan cara mengeksploitasi secara seksual, memeras secara finansial, juga tempat pemasaran obat-obatan terlarang secara ilegal.

Bagi anak-anak akan kesulitan untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh.

Dari statistik menunjukkan hampir 6 dari 10 remaja putri mengatakan telah dihubungi orang asing melalui platform media sosial dengan cara yang membuat anak-anak tidak nyaman.

“Sebagai orang tua, rasanya hampir mustahil untuk menyadari dan mengelola semua ini. Hal yang baik untuk memulai adalah berkomunikasi dengan anak-anak Anda tentang potensi bahaya ini, memberitahu mereka apa yang harus diwaspadai dan memperingatkan mereka untuk tidak berbagi informasi apapun dengan orang yang tidak mereka kenal secara pribadi,” saran Dr. Eshleman.

4. Tren Viral yang Berbahaya

Suatu hal yang tidak aneh kita temukan, hal yang viral tapi berbahaya dengan akibat diikuti oleh anak-anak.

Sehingga atas tren tersebut mengakibatkan seperti ditangkap, harus dirawat di rumah sakit dan bahkan kematian. Hal tersebut sangat berbahaya bagi anak-anak.

“Anak-anak tidak memiliki fungsi kognitif dan eksekutif untuk memikirkan situasi berbahaya dan mengapa hal tersebut mungkin merupakan ide yang buruk,” kata Dr. Eshleman. “Jadi, terkadang mereka menempatkan diri mereka dalam risiko fisik.”

5. Tic

Fenomena anak-anak yang menggunakan Tik Tok mengembangkan tics dan mengalami serangan tic. Sebuah gangguan pergerakan yang dialami oleh anak-anak atas faktor stres dan kecemasan.

Gangguan pergerakan tak sadar secara berulang-ulang merupakan gejala akibat anak-anak terlalu banyak bermain di dunia maya daripada dunia nyata.

6. Perubahan Perilaku Anak

Dampak yang lain dari media sosial adalah, terjadi perubahan perilaku sehari-hari dari anak. Seperti Peningkatan iritabilitas, Meningkatnya kecemasan, Peningkatan depresi, Peningkatan masalah tidur, Kurangnya harga diri, Kurangnya fokus dan konsentrasi.

“Jika anak-anak diminta untuk berhenti menggunakan media sosial dan mengerjakan pekerjaan rumah mereka, atau tugas apa pun yang tidak mereka sukai, orang tua mungkin akan melihat peningkatan periode lekas marah atau frustrasi yang ditujukan kepada orang tua mereka,” catat Dr. Eshleman.

Media sosial telah memberikan dampak positif juga buat anak seperti membantu kegiatan belajar, tapi harus selalu dalam kontrol orang tua. Untuk menghindari hal-hal yang negatif menimpa anak-anak.

Editor: Hanny Suwin

Tag:  #bisa #berbahaya #inilah #potensi #reaksi #negatif #media #sosial #bagi #anak

KOMENTAR