

Ilustrasi jalan kaki di pagi hari. (freepik)


Benarkah Rutin Jalan Kaki Menurunkan Risiko Terkena Penyakit Diabetes Tipe 2? Simak Faktanya Berdasarkan Penelitian!
- Manfaat jalan kaki cepat atau jogging tidak bisa diremehkan. Selain menyehatkan, kebiasaan ini juga ternyata bisa menurunkan risiko diabetes tipe 2. Hal ini terungkap melalui penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine. Melansir Medical News Today, penelitian ini dilakukan dengan meninjau banyak studi relevan yang dipublikasikan dari tahun 1999 hingga tahun 2022. Dengan tindak lanjut studi setiap 3-11 tahun. Para ilmuwan menemukan 10 penelitian yang memenuhi syarat, dengan partisipan orang dewasa berjumlah 508.121 berasal dari Amerika Serikat, Jepang dan Inggris. Hasil tinjauan dari 10 penelitian tersebut menemukan 4 fakta penting berikut: 1.Berjalan cepat 3.2 hingga 4.8 kilometer per jam menurunkan risiko diabetes tipe 2 hingga 15% dibandingkan jalan kaki biasa. 2.Jalan cepat 4.8 hingga 6.4 kilometer per jam menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebanyak 24% jika dibandingkan jalan biasa. 3.Berjalan cepat 6.4 kilometer per jam menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebanyak 39% dibandingkan jalan biasa. 4.Setiap peningkatan 1kilometer jalan cepat akan menambah penurunan risiko diabetes tipe 2 sebanyak 9%. Dr. Minsha Sood seorang ahli endokrinologi dari RS Northwell Lenox Hill di New York mengatakan bahwa orang yang tidak aktif secara fisik akan membatasi kemampuan ototnya dalam memanfaatkan glukosa menjadi energi. "Akibatnya, massa otot jadi berkurang dan memperburuk masalah ini (risiko diabetes)," ujarnya. Dr. Minsha Sood juga mengatakan bahwa penemuan dalam penelitian ini selaras dengan pemahaman dalam kedokteran dimana kesehatan otot sangat penting dalam pemanfaatan glukosa dalam tubuh. Selain itu, kesehatan otot juga bisa menurunkan inflamasi dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Lebih lanjut, Dr. Minsha Sood memberikan saran bagaimana memulai program jalan cepat untuk menyehatkan tubuh. "Mulailah dengan memastikan tidak ada lecet atau luka terbuka di kaki Anda. Pakailah alas kaki yang sesuai untuk menghindari cedera kaki atau kulit saat melakukan jalan cepat." Dr. Minsha Sood memberi saran. "Kemudian pakai pedometer atau cara lain untuk menghitung jumlah langkah Anda setiap harinya dan melacak aktivitas alami fisik Anda. Dengan ini Anda bisa tahu rata-rata berapa langkah yang dilakukan dalam jangka waktu 5-7 hari," lanjutnya. Kemudian, Dr. Minsha menyarankan untuk menambah jumlah langkah harian 1000 langkah setiap 1-2 minggu sekali. Hingga mencapai angka 7500-8000 langkah sehari. Dr. Minsha juga menambahkan bahwa berjalan kaki selama 10-15 menit setelah makan adalah ide yang bagus untuk memaksimalkan pemanfaatan glukosa. "Berjalan keliling dari satu ruangan ke ruangan lain di dalam rumah bisa menimbulkan kebiasaan bagus untuk menciptakan kebiasaan jalan kaki setelah makan dalam durasi yang lebih lama," pungkasnya. Sementara itu, Dr. Pouya Shafipour, seorang dokter spesialis obesitas di Providence Saint John's Health Center di California menambahkan rekomendasi bagi mereka yang terlanjur mengalami resistensi insulin. "Saya merekomendasikan minimal 30 menit jalan kaki per hari dan latihan kekuatan tiga kali seminggu untuk membantu (mengatasi) resistensi insulin," ujar Dr. Pouya. "Saya percaya, latihan interval adalah yang terbaik. Contohnya Anda bisa berjalan cepat sepanjang 2 blok lalu jalan pelan 1 blok. Ini bisa membantu variabilitas detak jantung," tutupnya.
Editor: Novia Tri Astuti
Tag: #benarkah #rutin #jalan #kaki #menurunkan #risiko #terkena #penyakit #diabetes #tipe #simak #faktanya #berdasarkan #penelitian