Bersiap Gelar RUPSLB, Bank Mandiri (BMRI) Bakal Rombak Direksi dan Komisaris?
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) bakal melakukan perombakan jajaran Direksi dan Dewan Komisaris perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Jumat, 19 Desember 2025.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/11/2025), perubahan susunan pengurus emiten perbankan pelat merah itu masuk dalam mata acara RUPSLB Desember mendatang.
“Perubahan susunan pengurus perseroan mata acara rapat ketiga,” demikian tulis manajemen BMRI dalam surat pemberitahuan.
Struktur Dewan Komisaris Bank Mandiri saat ini dipimpin oleh Kuswiyoto, yang menjabat sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen.
Ia didampingi oleh Zainuddin Amali sebagai Wakil Komisaris Utama/Wakil Komisaris Independen.
Anggota Komisaris lainnya terdiri dari Muhammad Yusuf Ateh, Luky Alfirman, dan Yuliot.
Sedangkan Mia Amiati dan Zulkifli Zaini masing-masing menjabat sebagai Komisaris Independen.
Pada level Direksi, Bank Mandiri dipimpin oleh Riduan sebagai Direktur Utama dan didampingi oleh Henry Panjaitan selaku Wakil Direktur Utama.
Adapun jajaran direksi lainnya meliputi Timothy Utama sebagai Direktur Operations, Eka Fitria sebagai Direktur Human Capital & Compliance, Danis Subyantoro sebagai Direktur Risk Management, Totok Priyambodo sebagai Direktur Commercial Banking, dan Mochamad Rizaldi sebagai Direktur Corporate Banking.
Selanjutnya, Saptari sebagai Direktur Consumer Banking, Ari Rizaldi sebagai Direktur Treasury & International Banking, Novita Widya Anggraini sebagai Direktur Finance & Strategy, Jan Winston Tambunan sebagai Direktur Network & Retail Funding, serta Sunarto Xie sebagai Direktur Information Technology.
Selain perombakan manajemen, RUPSLB juga membahas persetujuan perubahan Anggaran Dasar perseroan dan pendelegasian kewenangan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2026.
Perubahan Anggaran Dasar diajukan seiring berlakunya Undang-Undang No. 16 Tahun 2025 tentang Perubahan Keempat atas UU BUMN yang mewajibkan penyesuaian paling lambat satu tahun sejak diundangkan.
Terkait pendelegasian kewenangan persetujuan RKAP 2026, merujuk pada ketentuan Pasal 15G ayat (3) dan (5) UU BUMN, Direksi wajib menyusun rencana kerja tahunan sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
Rencana kerja tahunan sebagaimana dimaksud disampaikan kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan.
Bank Mandiri membukukan raihan laba bersih konsolidasian di kuartal III-2025 senilai Rp 37,7 triliun.
Angka ini turun 10,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 42,01 triliun.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, mengatakan hingga akhir September 2025, total aset konsolidasi Bank Mandiri turut meningkat dan mencapai Rp 2.563 triliun, naik 10,3 persen secara YoY.
Bank Mandiri juga mencatat penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp 1.764,32 triliun, tumbuh 11 persen secara tahunan atau year on year (YoY), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang tercatat sebesar 7,70 persen YoY menurut data Bank Indonesia.
"Kinerja ini mencerminkan keunggulan intermediasi Bank Mandiri dalam memperluas pembiayaan yang berorientasi pada produktivitas dan penciptaan nilai tambah ekonomi," katanya dalam Paparan Kinerja Kuartal III-2025 di Jakarta pada Senin (27/10/2025).
Bank berkode emiten BMRI ini menilai bahwa pertumbuhan tersebut ditopang oleh seluruh segmen bisnis yang ditunjang oleh ekosistem bisnis di wilayah.
“Kami melihat sektor padat karya, industri berorientasi ekspor, serta industri makanan dan minuman masih menjadi motor pertumbuhan yang signifikan. Kredit yang disalurkan di sektor-sektor ini terbukti memberikan multiplier effect terhadap lapangan kerja dan daya beli masyarakat,” kata Novita.
Bank Mandiri akan terus menjadi mitra bagi pelaku usaha untuk memperluas kapasitas dan daya saing melalui pembiayaan yang berkelanjutan.
Pertumbuhan kredit yang solid juga diikuti dengan manajemen risiko yang terjaga.
Pada akhir September 2025, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross bank only tercatat 1,03 persen, dengan rasio pencadangan atau coverage ratio tetap terjaga baik pada level 271 persen.
Selanjutnya, hingga akhir September 2025, Livin’ by Mandiri telah digunakan oleh 35,1 juta pengguna, tumbuh 27 persen secara YoY, dengan frekuensi transaksi meningkat 25 persen secara tahunan, dan nilai transaksi mencapai Rp 3.220 triliun, naik 10 persen dalam sembilan bulan pertama 2025.
Lewat kehadiran Livin’ by Mandiri, kini lebih dari 91 persen pembukaan rekening baru di Bank Mandiri telah dilakukan secara digital.
Sementara itu, Livin’ Merchant telah digunakan oleh sekitar 3 juta pelaku usaha, berhasil tumbuh 35 persen secara tahunan.
Platform ini disebut tidak hanya memperluas akses UMKM terhadap pembayaran digital, namun turut membantu pelaku usaha dalam mengelola transaksi secara real-time dan meningkatkan efisiensi operasional.
Tag: #bersiap #gelar #rupslb #bank #mandiri #bmri #bakal #rombak #direksi #komisaris