Apakah Harus Menjual Emas Saat Harganya Turun?
- Dalam dunia investasi, emas batangan dikenal sebagai aset safe haven, yakni pelindung nilai di tengah gejolak ekonomi.
Namun, tak sedikit investor yang panik saat harga emas mengalami penurunan tajam dan langsung memutuskan untuk menjual. Pertanyaannya, apakah langkah tersebut bijak?
Menjual emas saat harga turun bisa tampak logis demi mencegah kerugian lebih lanjut, tetapi keputusan ini sebaiknya tidak diambil secara emosional.
Ilustrasi emas. Simak daftar harga emas Antam, UBS, dan Galeri24 di Pegadaian hari ini.
Dalam artikel ini akan dijelaskan penyebab harga emas turun dan apakah yang harus dilakukan investor ketika harga emas turun?
Mengapa harga emas bisa turun?
Berikut beberapa penyebab harga emas turun yang perlu diketahui.
1. Penguatan dollar AS
Penurunan harga emas sering terjadi saat dollar AS menguat, karena semakin mahal harga emas untuk pembeli non?AS.
2. Kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed)
Saat The?Fed menaikkan suku bunga, instrumen berbasis bunga seperti obligasi atau deposito lebih menarik daripada emas, sehingga investor menjual emas mereka.
3. Aksi ambil untung dan deleveraging
Investor sering menjual emas saat sudah meraih untung (profit-taking) atau untuk menutup tekanan margin di aset lain.
4. Penurunan permintaan fisik
Turunnya konsumsi emas perhiasan dan kebutuhan industri turut menekan harga emas.
Ilustrasi emas.
5. Pulihnya ekonomi global
Saat ekonomi membaik, investor beralih ke aset berisiko seperti saham, mengurangi permintaan emas safe?haven.
Faktor penurunan harga emas termasuk ketegangan geopolitik, volatilitas mata uang, dan kondisi global yang tidak menentu.
Perlukah langsung menjual emas saat harganya turun?
Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menjual emas saat harganya turun.
1. Tujuan investasi
Jika tujuan investasi Anda adalah angka panjang (5 sampai 10 tahun), perlu diketahui emas cocok sebagai pelindung kekayaan. Fluktuasi jangka pendek bukan masalah jika Anda berniat hold.
Rata?rata kenaikan harga emas dalam jangka panjang secara global adalah sekitar 12 per tahun dan di Indonesia sekitar 8,5 persen per tahun.
Jika ada kebutuhan dana mendesak, menjual emas saat harga stabil atau tinggi lebih menguntungkan. Jika harga turun, menunggu perbaikan kondisi bisa lebih bijak.
2. Biaya dan pajak
Spread jual?beli cukup besar, kadang selisih Rp 84.000 per gram untuk emas Antam 1?gram.
Buyback dikenai PPh Pasal 22 sebesar 0,9 sampai 1,5 persen, tergantung NPWP. Ada juga pajak capital gain jika dijual mahal dengan perbedaan signifikan.
3. Aksi investor lain
Penjualan massal saat panik bisa menekan harga lebih dalam secara temporer, namun ini juga membuka peluang beli kembali lebih murah jika analis melihat potensi rebound.
Ilustrasi emas. Harga emas turun seiring dengan ada pengumuman gencatan senjata Israel-Iran
4. Diversifikasi portofolio
Emas berfungsi sebagai lindung nilai (hedge) dan instrumen diversifikasi. Saat saham atau obligasi turun, emas biasanya stabil atau naik.
Kesimpulannya, tidak wajib menjual emas secara langsung saat harga turun. Keputusan terbaik tergantung tujuan, profil risiko, dan kondisi keuangan Anda.
Untuk investasi jangka panjang, disarankan tahan dan manfaatkan fluktuasi sebagai kesempatan akumulasi.
Jika butuh likuiditas saat ini, juallah ketika harga dan biaya mendukung.
Mengelola investasi emas secara cerdas tak berarti bereaksi emosional terhadap penurunan harga, tapi memilih strategi berdasarkan fakta data, tujuan, dan perhitungan rasional.