Garuda Indonesia Berencana Right Issue pada 2026, Masih Dikaji bersama Pemegang Saham
- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) membuka peluang untuk kembali menggelar aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue pada 2026. Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Sugiarto Oentoro mengatakan, opsi rights issue lanjutan masih berada pada tahap kajian bersama para pemegang saham dan pemangku kepentingan.
"Kedepan, sejalan dengan roadmap aksi korporasi 2026 dalam penguatan kinerja bisnis secara group, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan aksi korporasi lanjutan guna memperkuat kinerja bisnis grup," ujar dia, dalam Public Expose di Jakarta, Kamis (27/11).
Sebelumnya, Garuda Indonesia telah merampungkan aksi rights issue melalui anak usahanya, yakni PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) pada akhir Oktober 2025.
"Proses rights issue sebelumnya telah kami laksanakan melalui GMFI sebagai bagian dari rangkaian aksi korporasi di lini anak usaha kami pada akhir Oktober lalu," kata Thomas.
Sebagaimana diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) GMFI menyetujui penerbitan maksimal 124,27 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp25 per saham melalui mekanisme rights issue.
Rights issue disertai penyetoran modal nontunai (inbreng) dari PT Angkasa Pura Indonesia (API) berupa lahan seluas 972.123 meter persegi di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, senilai Rp5,66 triliun. Area lahan tersebut mencakup wilayah operasional utama GMFI, mulai dari Hanggar 1 hingga Hanggar 4.
Direktur Utama GMFI Andi Fahrurrozi mengatakan aksi korporasi tersebut akan memperkuat struktur modal sekaligus membalikkan posisi ekuitas perseroan yang sebelumnya berada pada level negatif.
Dengan tambahan aset tersebut, ekuitas GMFI diproyeksikan berbalik positif dari minus 248,99 juta dolar AS menjadi positif 102,87 juta dolar AS.
Andi menjelaskan bahwa penyertaan modal dari API merupakan bagian dari program restrukturisasi Garuda Indonesia yang telah disetujui pemerintah, sekaligus menegaskan integrasi strategis antara GMFI dan ekosistem aviasi nasional di bawah API.
"Dengan memiliki aset strategis dan struktur permodalan yang lebih kuat, GMFI siap memperluas kapasitas bisnis, memperkuat kemandirian operasional, serta memperkokoh posisinya sebagai MRO terintegrasi yang andal di tingkat global," ujar Andi.
Tag: #garuda #indonesia #berencana #right #issue #pada #2026 #masih #dikaji #bersama #pemegang #saham