8 Teknik Mengatasi Kemalasan yang Diadopsi dari Budaya Jepang Ini Bisa Ditiru untuk Mengembalikan Produktivitas
ilustrasi kemalasan (Foto: Freepik/wavebreakmedia_micro)
18:58
16 Juni 2025

8 Teknik Mengatasi Kemalasan yang Diadopsi dari Budaya Jepang Ini Bisa Ditiru untuk Mengembalikan Produktivitas

- Semua orang pasti pernah mengalami kehilangan motivasi untuk memulai sesuatu, bahkan mengerjakan tugas rutin.

Kemalasan merupakan hambatan umum yang memperlambat produktivitas dan mencegah seseorang mencapai tujuan.

Oleh karena itu orang Jepang memiliki beberapa teknik untuk bisa mengembalikan produktivitas dan menghilangkan rasa malas mereka.

Berikut 8 teknik mengatasi kemalasan yang diadopsi dari budaya Jepang, dilansir JawaPos.com dari Leadership Quest.

Ikigai: Temukan Tujuan Hidup

Salah satu cara paling ampuh untuk melawan kemalasan adalah menemukan ikigai, atau alasan untuk hidup.

Ketika merasa memiliki tujuan hidup yang jelas, akan lebih mudah untuk menemukan motivasi untuk menyelesaikan sesuatu.

Kaizen: Melakukan Perubahan Kecil

Konsep Jepang tentang kaizen, atau perubahan baik yang berkelanjutan, mengajarkan bahwa perubahan besar datang dari langkah-langkah kecil yang konsisten.

Alih-alih mencoba merombak seluruh hidup sekaligus, fokuslah untuk membuat perbaikan kecil setiap hari.

Teknik Pomodoro: Kelola Waktu

Teknik Pomodoro adalah metode manajemen waktu yang sederhana namun efektif yang dapat membantu tetap fokus dan menghindari kejenuhan.

Metodenya adalah bekerja dalam interval 25 menit, diikuti dengan istirahat 5 menit. Setelah menyelesaikan empat pomodoro, beristirahatlah lebih lama selama 15-30 menit.

Teknik ini berhasil karena memecah tugas-tugas besar menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola dan membantu mempertahankan fokus.

Hara Hachi Bu: Berlatih Moderasi

Konsep Okinawa tentang hara hachi bu, yang berarti "makan sampai 80% kenyang," dapat diterapkan pada banyak aspek kehidupan selain sekadar makan.

Idenya adalah untuk berlatih moderasi dan menghindari makan berlebihan, yang dapat menyebabkan perasaan lesu dan malas.

Shoshin: Kembangkan Pola Pikir Pemula

Shoshin, atau pola pikir pemula, adalah konsep Zen yang mendorong untuk mendekati tugas dengan pola pikir terbuka dan ingin tahu, bebas dari prasangka dan ekspektasi.

Ketika seseorang melepaskan kebutuhan untuk menjadi sempurna atau memiliki semua jawaban, mereka menjadi lebih reseptif terhadap pembelajaran dan pertumbuhan.

Wabi-Sabi: Temukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan

Estetika wabi-sabi Jepang merayakan keindahan ketidaksempurnaan, kesederhanaan, dan kefanaan.

Dengan merangkul pola pikir ini, seseorang dapat melepaskan keinginan untuk menjadi sempurna dan fokus pada apa yang benar-benar penting.

Shinrin-Yoku: Terhubung Kembali dengan Alam

Shinrin-yoku, atau mandi hutan, adalah praktik membenamkan diri di alam untuk mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Ketika merasa malas atau tidak termotivasi, beristirahat sejenak untuk terhubung dengan alam dapat menjadi cara yang ampuh untuk mengisi ulang dan memfokuskan kembali pikiran.

Baik itu berjalan kaki sebentar di taman terdekat atau mendaki gunung di akhir pekan, luangkan waktu untuk melepas lelah dan membiarkan alam bekerja dengan ajaibnya.

Kakeibo: Kendalikan Keuangan

Terakhir, metode penganggaran Jepang kakeibo dapat membantu mengendalikan keuangan dan mengurangi stres finansial, yang dapat menjadi penyebab utama kemalasan dan penundaan.

Dengan memperoleh kejelasan seputar keuangan, seseorang dapat membuat keputusan yang tepat dan merasa lebih termotivasi untuk mengejar tujuan.***

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #teknik #mengatasi #kemalasan #yang #diadopsi #dari #budaya #jepang #bisa #ditiru #untuk #mengembalikan #produktivitas

KOMENTAR