Orang yang Secara Konsisten Kurang Motivasi dalam Hidup, Biasanya Memiliki 8 Pengalaman Ini Saat Tumbuh Dewasa Menurut Psikologi
ilustrasi seseorang yang senang menggunakan baju band/ Freepik
18:28
7 Oktober 2024

Orang yang Secara Konsisten Kurang Motivasi dalam Hidup, Biasanya Memiliki 8 Pengalaman Ini Saat Tumbuh Dewasa Menurut Psikologi

- Motivasi adalah salah satu faktor terpenting yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan dalam hidup.

Namun, beberapa individu merasa sulit untuk mempertahankan motivasi, bahkan untuk hal-hal yang mereka sukai atau cita-citakan.

Menurut psikologi, pengalaman masa kecil dan remaja memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana motivasi terbentuk dalam diri seseorang.

Dilansir dari Hack Spirit pada Senin (7/10), terdapat delapan pengalaman yang biasanya dialami oleh mereka yang cenderung kurang motivasi saat dewasa.

1. Kurangnya Dukungan Emosional dari Orang Tua atau Pengasuh

Salah satu faktor terbesar yang memengaruhi perkembangan motivasi seseorang adalah dukungan emosional yang mereka terima dari orang tua atau pengasuh.

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana perasaan mereka tidak dihargai atau diabaikan cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan dorongan internal.

Ketika dukungan emosional ini hilang, anak mungkin merasa tidak cukup baik atau merasa bahwa usaha mereka tidak berarti, yang kemudian menyebabkan hilangnya motivasi dalam jangka panjang.

2. Lingkungan Keluarga yang Tidak Stabil

Lingkungan keluarga yang tidak stabil, seperti konflik orang tua yang terus-menerus, perceraian, atau kekerasan dalam rumah tangga, dapat mengganggu perkembangan psikologis anak.

Kondisi semacam ini membuat anak merasa cemas dan tidak aman. Fokus mereka akan dialihkan dari mengejar tujuan dan aspirasi, karena mereka lebih sering berusaha untuk bertahan hidup secara emosional di tengah kekacauan keluarga.

Situasi ini dapat menanamkan perasaan putus asa yang akhirnya menurunkan motivasi mereka dalam kehidupan dewasa.

3. Pengalaman Trauma atau Kehilangan Besar

Trauma, seperti kehilangan orang yang dicintai, kekerasan fisik atau emosional, atau perundungan (bullying), dapat meninggalkan bekas mendalam pada perkembangan mental seseorang.

Anak-anak yang mengalami trauma besar sering kali merasa dunia adalah tempat yang tidak aman, dan ini dapat mengurangi motivasi untuk mengejar impian atau menciptakan perubahan positif dalam hidup mereka.

Dalam banyak kasus, individu yang mengalami trauma lebih rentan terhadap perasaan putus asa dan ketidakberdayaan.

4. Terlalu Banyak Tekanan untuk Sukses

Meskipun dukungan dari orang tua adalah penting, tekanan berlebihan untuk sukses juga dapat memiliki dampak negatif.

Anak-anak yang tumbuh dengan ekspektasi yang terlalu tinggi dari orang tua atau guru sering kali merasa cemas atau tidak cukup baik jika mereka gagal mencapai target tersebut.

Kegagalan untuk memenuhi ekspektasi ini dapat membuat mereka merasa lelah secara emosional dan kehilangan motivasi untuk mencoba hal-hal baru.

Mereka mungkin tumbuh dengan keyakinan bahwa upaya mereka tidak akan pernah cukup memadai, yang menyebabkan demotivasi.

5. Pengalaman Dibandingkan Secara Terus-menerus

Anak-anak yang sering dibanding-bandingkan dengan saudara atau teman oleh orang tua, guru, atau lingkungan sosial lainnya sering kali tumbuh dengan rasa tidak percaya diri.

Perbandingan ini bisa menciptakan rasa inferioritas dan memupus motivasi untuk mencapai tujuan pribadi.

Ketika seseorang merasa bahwa usaha mereka selalu lebih rendah dibandingkan orang lain, mereka mungkin menyerah sebelum mencoba, karena merasa tidak ada gunanya berusaha.

6. Minimnya Penghargaan atas Usaha

Anak-anak yang jarang menerima penghargaan atau pujian atas usaha yang mereka lakukan, baik besar maupun kecil, cenderung tumbuh tanpa perasaan bahwa apa yang mereka lakukan memiliki nilai.

Ini adalah salah satu aspek penting dalam mengembangkan motivasi intrinsik—keyakinan bahwa apa yang kita lakukan memiliki dampak dan berarti.

Jika upaya mereka diabaikan atau hanya fokus pada hasil akhir tanpa menghargai proses, mereka akan kehilangan dorongan untuk terus mencoba dan berusaha.

7. Kehilangan Keterhubungan Sosial

Sosialisasi adalah aspek penting dalam perkembangan manusia, terutama dalam hal pembentukan motivasi.

Anak-anak yang merasa terisolasi, baik karena kurangnya teman atau tidak memiliki hubungan yang hangat dengan keluarga, dapat mengalami kesulitan dalam menemukan motivasi.

Rasa keterasingan sosial ini sering kali membuat mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki dukungan atau alasan untuk mencapai tujuan, yang menyebabkan hilangnya dorongan dalam hidup.

8. Pengalaman Gagal yang Berulang

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, tetapi bagaimana mereka merespon kegagalan itu adalah hal yang menentukan motivasi mereka ke depan.

Anak-anak yang berulang kali gagal tanpa dukungan untuk bangkit kembali cenderung mengembangkan apa yang disebut sebagai learned helplessness atau ketidakberdayaan yang dipelajari.

Mereka mulai percaya bahwa tidak peduli seberapa keras mereka berusaha, hasilnya tetap akan sama: kegagalan.

Ini menyebabkan mereka enggan untuk mencoba lagi, sehingga motivasi secara bertahap hilang.

Kesimpulan

Pengalaman masa kecil dan remaja memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap motivasi seseorang saat dewasa.

Lingkungan yang mendukung, pengalaman positif, dan penanganan trauma dengan tepat dapat membantu individu mengembangkan motivasi yang kuat.

Sebaliknya, mereka yang tumbuh dalam situasi yang penuh tekanan, kekurangan dukungan emosional, atau mengalami trauma mendalam cenderung memiliki kesulitan dalam menemukan dan mempertahankan motivasi dalam hidup mereka.

Meskipun demikian, melalui terapi dan dukungan yang tepat, individu yang kehilangan motivasi dapat kembali menemukan dorongan untuk mencapai tujuan dan menjalani hidup yang lebih bermakna.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #orang #yang #secara #konsisten #kurang #motivasi #dalam #hidup #biasanya #memiliki #pengalaman #saat #tumbuh #dewasa #menurut #psikologi

KOMENTAR