



5 Salah Kaprah tentang Love Language, Apa Saja?
– Terdapat lima love language atau bahasa cinta yang digunakan oleh orang-orang untuk menerima dan menunjukkan kasih sayang kepada pasangannya.
Lima love language itu adalah acts of service, words of affirmation, quality time, receiving gifts, dan physical touch.
Berbicara tentang love language, ada cukup banyak salah kaprah tentang mereka. Misalnya, love language receiving gifts yang disebut harus menerima hadiah mahal untuk merasa disayangi.
Ada pula love language physical touch yang disebut selalu berhubungan dengan seks.
Salah kaprah soal love language
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut beragam salah kaprah tentang love language, seperti disadur Today, Kamis (3/4/2025):
1. Setiap pasangan punya love language yang sama
Seorang penulis sekaligus pakar cinta dan hubungan, Adora Winquist, mengatakan bahwa sepasang kekasih belum tentu memiliki love language yang sama.
Masih banyak orang yang berasumsi bahwa pasangan mereka ingin menerima kasih sayang dengan cara yang sama seperti mereka.
“Banyak klien mengatakan, ‘saya suka semua ini, jadi saya melakukannya untuk pasangan saya’. Dan pasangan mereka berkata, ‘tapi itu bukan love language saya. Saya merasa kamu tidak melihat saya saat itu terjadi’,” kata Winquist.
2. Tidak saling mempelajari love language
Love language pasanganmu sama pentingnya dengan love language-mu. Winquist mengungkapkan, banyak klien mementingkan kebutuhan mereka sendiri.
Alhasil, mereka tidak meluangkan waktu untuk bertanya kepada pasangannya apakah kebutuhan mereka terpenuhi.
Relationship and intimacy coach Reece Stockhausen menambahkan, meluangkan waktu untuk memahami love language pasangan dan diri sendiri sama-sama penting.
3. Hadiah harus mahal
Hadiah untuk pasangan dengan love language receiving gifts tidak harus mahal. Mereka bisa datang dalam berbagai bentuk, ukuran, dan nominal.
“Seringkali ada salah kaprah tentang receiving gifts, ‘oh, hadiahnya harus perhiasan mahal atau mewah’. Namun sebenarnya, hadiah yang dibuat dengan tangan seringkali memiliki makna yang lebih dalam daripada perhiasan mahal,” kata Winquist.
4. Physical touch harus keintiman seksual
Orang sering berasumsi bahwa keintiman seksual adalah aspek dari physical touch. Padahal, gestur seperti mengusap punggung pasangan setelah melalui hari yang melelahkan juga termasuk physical touch.
Bahkan, sesimpel melayangkan ciuman ke pasangan sebelum mereka berangkat kerja juga termasuk love language physical touch.
5. Love language tidak pernah berubah
Love language kemungkinan akan berkembang dan berubah seiring berjalannya waktu. Misalnya, kamu mungkin memulai hubungan dengan berpikir bahwa menerima hadiah sangatlah penting.
Namun, seiring berjalannya waktu, kamu menemukan bahwa kamu sebenarnya kehilangan sesuatu yang lebih dalam dalam hubunganmu, dan ternyata kamu mendambakan words of affirmation.
Dengan kata lain, tergantung pada apa yang sedang terjadi dalam hubunganmu, kamu mungkin mendapati bahwa kamu mendambakan love language yang sebenarnya tidak kamu sadari ternyata penting untukmu.