Israel Kekurangan Amunisi Level Kritis, Peluru Iron Dome Tak Memadai Tangkis Rudal Masif Hizbullah
Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome mencegat rudal yang diluncurkan gerakan milisi Hizbullah dari Lebanon selatan ke wilayah utara Palestina yang diduduki. 
00:20
8 Agustus 2024

Israel Kekurangan Amunisi Level Kritis, Peluru Iron Dome Tak Memadai Tangkis Rudal Masif Hizbullah

Media Amerika Serikat (AS), Politico dalam ulasannya, menekankan kalau pasukan pendudukan Israel (IDF) akan kepayahan menghadapi persenjataan Hizbullah lantaran tidak memiliki sistem pertahanan udara yang memadai dalam hal jumlah.

Secara sederhana, Pasukan Israel saat ini dilaporkan bergulat dengan kekurangan amunisi yang kritis.

Situasi itu menimbulkan keraguan atas kemampuan IDF untuk menangkis serangan besar yang digadang-gadang dari Iran dan Hizbullah.

Keraguan ini makin membuncah saat muncul kekhawatiran tentang apakah negara-negara Arab tetangga akan menawarkan tingkat dukungan yang sama untuk pendudukan Israel seperti sebelumnya, Politico melaporkan pada Selasa (6/8/2024).

Kekhawatiran atas berkurangnya bantuan dari negara Arab muncul mengingat tindakan agresi terbaru Israel, di mana serangan Israel tersbeut membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, dan komandan senior Hizbullah Fouad Shukr di Beirut, Lebanon.

Teheran memperingatkan negara-negara Arab yang datang membantu pendudukan Israel terakhir kali—ketika Iran melancarkan serangan besar-besaran yang melibatkan 300 rudal dan pesawat tak berawak—untuk tidak menghalangi jalannya kali ini.

Jonathan Lord, direktur program keamanan Timur Tengah di Center for a New American Security, menyoroti ketidakpuasan regional.

"Ada tingkat kelelahan tertentu dan pada tingkat tertentu, saya membayangkan adanya rasa kesal karena kita berada dalam situasi ini sekarang akibat pembunuhan Shokor dan Haniyeh," ungkapnya.

Dengan Hizbullah yang siap membalas kematian Shukr, mereka diprediksi akan menggunakan cadangan strategis rudal berpemandu presisi, yang menargetkan wilayah selatan wilayah Palestina yang diduduki.

Baterai dan peluncur rudal sistem pertahanan udara Israel yang masyhur dikenal sebagai Iron Dome. Tentara IDF menyatakan insiden di Nahariya, Galilea, wilayah pendudukan udara menyebabkan 13 orang pemukim Israel terluka. Baterai dan peluncur rudal sistem pertahanan udara Israel yang masyhur dikenal sebagai Iron Dome. Tentara IDF menyatakan insiden di Nahariya, Galilea, wilayah pendudukan udara menyebabkan 13 orang pemukim Israel terluka. (khaberni)

Rudal Iron Dome Tidak Cukup Banyak

Tom Karako, direktur Proyek Pertahanan Rudal di Center for Strategic and International Studies, menekankan ketegangan pada pertahanan pendudukan Israel.

Ia mencatat bahwa Iran dan proksinya dapat "mengalahkan sistem pertahanan tertentu di tempat dan waktu tertentu," mengingat menipisnya pencegat Iron Dome Israel saat ini.

"Itu kapasitas inventaris Iron Dome. Tidak ada cukup Iron Dome di dunia untuk menangani 100.000 roket, dan itu bukan kesalahan Iron Dome atau sistem lainnya. Itu hanya aritmatika dasar," jelas Karako.

Lord meramalkan bahwa meskipun frustrasi, para pemimpin Arab mungkin enggan bergabung dalam upaya melawan Hizbullah dan Iran.

"Logikanya akan berlaku bahwa mereka perlu melangkah maju dan terus melakukan bagian mereka untuk pada dasarnya melemahkan serangan ini sebaik mungkin."

Adapun Amerika Serikat mengantisipasi dukungan dari sekutu Arabnya, tetapi seorang mantan diplomat AS memperingatkan kalau kurangnya dukungan dapat dikaitkan dengan kebijakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Ini adalah masalah frustrasi bersama dengan konflik di mana tidak ada pihak, baik Hamas maupun Netanyahu, yang terbukti setuju untuk berkompromi," kata diplomat itu.

"Anda lihat [Menteri Luar Negeri Antony Blinken] dan [Presiden Joe Biden] terus-menerus mencoba menyiram api ini untuk sementara waktu, tetapi kemudian api itu menyala lagi, dan dalam banyak kasus, Netanyahu-lah yang menyalakan korek api."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Instagram @b.netanyahu)

Netanyahu Terus Meningkatkan Ketegangan

Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan John Sawers, mantan kepala Badan Intelijen Rahasia Inggris MI6 dan duta besar Inggris untuk PBB, di Financial Times awal minggu ini.

Sawers menganggap bahwa pembunuhan Israel terhadap kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan Shukr di Beirut mengungkapkan prioritas dan strategi Netanyahu.

"Perdana Menteri Israel itu "bersiap untuk meningkatkan ketegangan di kawasan itu daripada berusaha meredakannya," tegasnya.

Sawer mengatakan bahwa pembunuhan Haniyeh juga membuktikan bahwa Netanyahu tidak tertarik pada gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.

Dia menambahkan kalau pembebasan tawanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza "tidak menjadi fokus utama dalam strateginya" karena ia telah menolak banyak kesepakatan yang didukung oleh pejabat keamanannya sendiri.

Dalam konteks terkait, Bloomberg membahas ancaman yang dihadapi Israel dan sistem pertahanan udaranya saat bersiap menghadapi kemungkinan serangan udara baru dari Iran, Hizbullah, dan Yaman.

Roket yang ditembakkan kelompok Hizbullah Lebanon diintersep (dicegat) oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel di wilayah Upper Al-Jalil (Galilea Atas) pada 15 Juli 2024. Roket yang ditembakkan kelompok Hizbullah Lebanon diintersep (dicegat) oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel di wilayah Upper Al-Jalil (Galilea Atas) pada 15 Juli 2024. (JALAA MAREY/AFP)

Bloomberg mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Israel senilai miliaran dolar sedang diuji, terutama karena Hizbullah dan Angkatan Bersenjata Yaman telah mengintensifkan penggunaan pesawat nirawak kamikaze, "yang terbukti lebih efektif dalam menghindari pertahanan berteknologi tinggi Israel daripada rudal dan roket."

Laporan tersebut menyebutkan bahwa Iran diyakini memiliki persediaan rudal balistik dan rudal jelajah yang cukup banyak, serta pesawat nirawak murah, yang digunakannya pada pertengahan April sebagai balasan terhadap agresi Israel yang menargetkan konsulatnya di Damaskus.

Mengenai Hizbullah, Bloomberg menekankan bahwa kelompok Lebanon tersebut diyakini memiliki persenjataan lebih dari 150.000 rudal, termasuk rudal jarak jauh dan rudal berpemandu presisi.

Menurut penilaian keamanan Israel, rudal-rudal ini berpotensi mencapai jauh ke Israel, menargetkan kota-kota besar dan aset-aset strategis seperti pangkalan militer, bandara, jaringan listrik, dan rumah sakit.

(oln/pltc/blmbrg/almydn/*)

Tag:  #israel #kekurangan #amunisi #level #kritis #peluruiron #dome #memadai #tangkis #rudal #masif #hizbullah

KOMENTAR