70 Warga Palestina Tewas saat Biden Sepakati Penjualan Senjata ke Israel Senilai 8 Miliar Dolar
Presiden AS Joe Biden tersenyum selama pertemuan dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, pada 12 November 2024. - Pada Sabtu (4/1/2025), pasukan Israel membunuh sedikitnya 70 warga Palestina dalam 30 serangan terpisah di Jalur Gaza, menurut petugas medis dan penyelamat. Di tengah meningkatnya korban jiwa dan kehancuran besar di Gaza, pemerintahan Presiden Joe Biden baru saja menyetujui penjualan senjata senilai 8 miliar dolar ke Israel, P
12:10
5 Januari 2025

70 Warga Palestina Tewas saat Biden Sepakati Penjualan Senjata ke Israel Senilai 8 Miliar Dolar

Pada Sabtu (4/1/2025), pasukan Israel membunuh sedikitnya 70 warga Palestina dalam 30 serangan terpisah di Jalur Gaza, menurut petugas medis dan penyelamat.

Banyak di antara korban tersebut adalah anak-anak.

Dalam operasi lain, salah satu serangan udara Israel di Kota Gaza, yang terletak di utara Jalur Gaza, menyebabkan sedikitnya 17 korban tewas.

Sementara itu, serangan lainnya menargetkan rumah keluarga al-Ghoul, yang merenggut 11 nyawa, termasuk tujuh anak-anak

Dikutip dari Al Jazeera, tim penyelamat juga melaporkan adanya korban tewas dan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan akibat serangan lanjutan.

Selain itu, serangan terhadap kamp pengungsi Jabalia dan sebuah kendaraan di selatan Khan Younis menambah korban tewas dan luka-luka.

Lima warga Palestina tewas di kamp pengungsi Jabalia dan banyak lainnya terluka.

Di Khan Yunis, enam penjaga keamanan Palestina yang bekerja untuk memberikan bantuan kemanusiaan juga terbunuh dalam serangan Israel terhadap kendaraan mereka yang dihantam pesawat nirawak.

Biden Siap Pasok Senjata ke Israel meskipun Ada Kehancuran di Gaza

Di tengah meningkatnya korban jiwa dan kehancuran besar di Gaza, pemerintahan Presiden AS, Joe Biden baru saja menyetujui penjualan senjata senilai 8 miliar dolar ke Israel, lapor Palestine Chronicle.

Kesepakatan ini mencakup pengiriman peluru artileri, rudal Hellfire, bom berdiameter kecil, dan hulu ledak seberat 500 pon, yang semuanya direncanakan untuk mendukung keamanan jangka panjang Israel.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menjelaskan, mereka telah memberi tahu Kongres mengenai usulan penjualan amunisi senilai 8 miliar dolar.

Penjualan ini bertujuan untuk mendukung keamanan Israel. Tujuannya adalah mengisi kembali stok amunisi penting.

Selain itu, penjualan ini juga akan meningkatkan kemampuan pertahanan udara Israel.

Paket senjata ini diklaim akan mencakup amunisi untuk pesawat tempur, helikopter serang, dan peluru artileri.

Keputusan ini muncul pada saat serangan Israel terhadap Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Serangan-serangan tersebut terus memakan korban jiwa dan menghancurkan infrastruktur di Gaza, sementara bantuan kemanusiaan sulit mencapai mereka yang terdampak.

Meskipun ada kritik internasional terhadap kebijakan Israel di Gaza, pemerintahan Biden tetap siap untuk menyuplai senjata.

Stephen Zunes, seorang profesor politik di Universitas San Francisco, berbicara kepada Al Jazeera mengenai rencana Gedung Putih untuk mengirimkan senjata ke Israel.

"Israel menggunakan senjata-senjata ini dengan sangat cepat, sebagaimana dibuktikan oleh kematian dan kehancuran besar yang sedang terjadi, dan Biden siap untuk memasoknya kembali," kata Zunes.

Zunes juga menambahkan, "Jika Biden tidak melakukannya, saya yakin pemerintahan Trump yang akan datang akan melakukannya."

Meskipun kesepakatan ini masih harus disahkan oleh Senat dan DPR AS, Zunes menyatakan bahwa hal ini tidak mungkin menghambat prosesnya.

"Tidak ada satu pun transfer senjata yang pernah diblokir oleh Kongres. Jadi, sayangnya sangat sedikit yang bisa menghentikannya," kata Zunes.

"Pada titik ini, transfer senjata akan terus berlanjut tanpa henti."

Meski kebijakan ini mendapat dukungan dari Gedung Putih dan Kongres, Zunes mencatat bahwa di luar itu, terdapat penentangan yang lebih luas terhadap pemasokan senjata ke Israel.

Banyak pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia dan sebagian besar masyarakat internasional, mengkritik tindakan ini, terutama mengingat jumlah korban sipil yang terus bertambah di Gaza.

"Biden melakukan ini meski menghadapi penentangan yang meluas, tidak hanya di komunitas internasional, tidak hanya dari kelompok hak asasi manusia, tetapi menurut jajak pendapat, mayoritas rakyat Amerika," tambahnya.

Kritik terhadap kebijakan Biden datang tidak hanya dari luar negeri, tetapi juga dari dalam negeri.

Beberapa pihak menilai pemerintahannya terlalu mendukung Israel di tengah bencana yang terus berlanjut di Gaza.

Di sisi lain, para pendukung Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengharapkan dukungan terus berlanjut.

Pemerintahan Netanyahu bahkan menuduh Gedung Putih memberlakukan "larangan senjata diam-diam" terhadap Israel.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #warga #palestina #tewas #saat #biden #sepakati #penjualan #senjata #israel #senilai #miliar #dolar

KOMENTAR