Konvoi Bantuan Gaza Kembali Dilumpuhkan, 12 Orang Tewas dalam Serangan Pesawat Nirawak Israel
Serangan ini mengakibatkan sedikitnya 12 orang tewas dan puluhan lainnya terluka, menurut laporan dari koresponden Al Jazeera Arabic dan kantor berita Reuters.
Petugas medis melaporkan bahwa sekitar 30 orang mengalami luka-luka, dengan beberapa dalam kondisi kritis.
Video yang beredar menunjukkan mayat-mayat, yang merupakan personel keamanan konvoi bantuan ditumpuk di kamar mayat di sebelah barat Khan Younis.
Serangan ini menambah deretan serangan Israel terhadap pekerja bantuan kemanusiaan yang berupaya mengatasi krisis kelaparan di Gaza.
Krisis kelaparan di Gaza semakin memburuk
Jumlah warga yang kekurangan akses terhadap makanan dan kebutuhan dasar lainnya juga makin meningkat.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai situasi kemanusiaan di Gaza.
Ia menyatakan bahwa operasi kemanusiaan semakin sulit dilakukan akibat pengepungan yang terus berlangsung dan serangan terhadap petugas keamanan yang melindungi konvoi bantuan.
Lazzarini meminta Israel untuk memastikan aliran bantuan ke Gaza dan menahan diri dari serangan terhadap pekerja kemanusiaan.
Haoliang Xu, administrator asosiasi Program Pembangunan PBB, menyatakan bahwa situasi yang ia saksikan di Gaza adalah yang terburuk dalam karirnya.
Ia menekankan pentingnya dukungan internasional dan akses kemanusiaan yang aman untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang paling membutuhkan.
Sebelumnya, koresponden Al Mayadeen melaporkan bahwa kelaparan di Gaza telah mencapai tahap yang paling berbahaya akibat blokade yang sedang berlangsung.
Dalam situasi yang semakin kritis ini, diperlukan tindakan segera dari semua pihak untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang melanda Jalur Gaza.
Pada Minggu (8/12/2024) malam kemarin, serangan Israel di Rafah menewaskan sedikitnya 10 orang Palestina yang sedang mengantre untuk membeli tepung.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa hingga saat ini, jumlah total korban tewas mencapai 44.805 orang, dengan 106.257 lainnya terluka sejak awal perang.
75.000 Warga Palestina Hadapi Krisis Kemanusiaan di Gaza
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa sekitar 65.000 hingga 75.000 warga Palestina di Gaza utara mengalami kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
Situasi mereka semakin parah akibat terhambatnya bantuan kemanusiaan.
Sudah selama 66 hari terakhir mereka bertahan hidup tanpa kepastian.
Mereka kini terjebak tanpa akses yang memadai terhadap makanan, air, dan perawatan kesehatan, Al Mayadeen melaporkan.
Menurut laporan dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), hanya ada empat toko roti yang didukung oleh PBB yang masih beroperasi di seluruh wilayah Gaza, dan semuanya terletak di Kota Gaza.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Rekonstruksi Gaza, Sigrid Kaag dalam konferensi pers setelah pengarahan di Dewan Keamanan, menyatakan bahwa warga sipil yang berjuang untuk bertahan hidup di Gaza menghadapi situasi yang benar-benar mengerikan.
Kaag juga menyerukan kepada Israel untuk mengizinkan konvoi bantuan masuk ke Gaza utara dan wilayah lainnya, serta membuka kembali penyeberangan Rafah untuk memungkinkan masuknya barang-barang komersial.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #konvoi #bantuan #gaza #kembali #dilumpuhkan #orang #tewas #dalam #serangan #pesawat #nirawak #israel