Sempat Dihentikan, Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas Kini Dilanjutkan untuk Akhiri Perang Gaza
Ilustrasi - Personel Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas di Jalur Gaza. Hamas berharap kesepakatan untuk mengakhiri perang selama 14 bulan di Gaza dapat segera tercapai. 
10:10
6 Desember 2024

Sempat Dihentikan, Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas Kini Dilanjutkan untuk Akhiri Perang Gaza

- Pejabat Hamas mengatakan, mediator internasional telah melanjutkan negosiasi dengan kelompoknya dan Israel mengenai gencatan senjata di Gaza, Kamis (5/12/2024).

Hamas berharap kesepakatan untuk mengakhiri perang selama 14 bulan di Gaza dapat segera tercapai.

Diberitakan AP News, negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas, dihentikan bulan lalu.

Ketika itu, Qatar menangguhkan pembicaraan dengan mediator dari Mesir dan Amerika Serikat karena frustrasi atas kurangnya kemajuan antara Israel dan Hamas.

Namun, ada "pengaktifan kembali" upaya dalam beberapa hari terakhir untuk mengakhiri pertempuran, membebaskan sandera dari Gaza, dan membebaskan tahanan Palestina di Israel.

Hal ini sebagaimana disampaikan Bassem Naim, seorang pejabat di biro politik Hamas yang berbicara dengan The Associated Press di Turki.

Pejabat lain yang mengetahui pembicaraan tersebut mengonfirmasi kembalinya mediator Qatar.

Pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang membahas negosiasi dengan media.

Peluang Kesepakatan Penyanderaan di Gaza

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan, Israel mungkin memiliki "kesempatan sekarang" untuk mengamankan kesepakatan pembebasan sandera yang ditawan oleh militan Palestina di Gaza.

"Kita mungkin memiliki kesempatan sekarang untuk kesepakatan penyanderaan," katanya dalam pesan video dari sebuah pertemuan di Malta, Kamis, dilansir Wartakotalive.com.

"Israel serius untuk mencapai kesepakatan penyanderaan dan saya berharap kita dapat melakukan ini dan melakukannya sesegera mungkin," jelasnya.

Sebagai informasi, militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 orang.

Serangan balasan Israel yang gencar telah menewaskan sebanyak 44.500 warga Palestina, lebih dari separuhnya adalah wanita dan anak-anak.

Data itu menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang penghitungannya tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

Dalam negosiasi untuk mengakhiri konflik, kedua belah pihak berselisih pendapat mengenai beberapa poin utama, termasuk apakah penghentian pertempuran akan bersifat permanen atau sementara dan apakah pasukan Israel akan mundur dari seluruh wilayah kantong tersebut, dan kapan waktunya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan mempertahankan kehadiran militer jangka panjang di wilayah tersebut.

Netanyahu juga berjanji untuk membongkar kemampuan militer Hamas dan memastikan bahwa kelompok militan tersebut tidak akan pernah memerintah lagi.

Update Perang Timur Tengah

Dikutip dari Al Jazeera, Komite Penyelamatan Internasional (IRC) memperingatkan bahwa cuaca dingin yang menusuk di Gaza membuat kondisi semakin sulit bagi keluarga-keluarga yang mengungsi secara paksa “berjuang untuk bertahan hidup” di tempat penampungan sementara tanpa pakaian hangat atau selimut.

Ketika puluhan orang dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Gaza, koresponden Al Jazeera di lapangan mengatakan pasien dan staf di Rumah Sakit Kamal Adwan "berlumuran darah" setelah beberapa kali serangan Israel yang "disengaja dan diarahkan" ke fasilitas medis yang terkepung itu.

Ilustrasi - Serangan Israel terhadap lokasi penampungan warga Gaza menciptakan bola api. Ilustrasi - Serangan Israel terhadap lokasi penampungan warga Gaza menciptakan bola api. (AFP)

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan lima orang terluka dalam serangan Israel di dekat kota Bint Jbeil saat gencatan senjata dengan Hizbullah berlangsung meskipun pasukan Israel melakukan banyak pelanggaran gencatan senjata.

Serangan Israel terhadap Gaza terus berlanjut, termasuk serangan terhadap bangunan tempat tinggal di Beit Lahiya di utara, yang telah menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina.

Amnesty International menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina dalam perang di Gaza, dalam temuan baru berdasarkan pernyataan saksi, analisis rekaman, dan pernyataan pejabat Israel.

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan Israel mungkin memiliki "kesempatan sekarang" untuk mengamankan kesepakatan guna membebaskan tawanan yang ditahan di Gaza, karena negosiator Hamas dilaporkan akan kembali ke Doha untuk memfasilitasi putaran perundingan baru.

Menteri Keuangan Israel yang berhaluan kanan ekstrem Bezalel Smotrich mengatakan bahwa ia yakin Israel memiliki “peluang besar” untuk secara resmi mencaplok Tepi Barat yang diduduki di bawah pemerintahan Trump yang baru.

Pelanggaran berulang kali oleh Israel terhadap gencatan senjata yang ditengahi AS di Lebanon terus berlanjut, termasuk serangan terhadap desa Aitaroun di selatan, yang melukai lima orang.

Hizbullah telah menjanjikan dukungannya kepada pemerintah Suriah, karena Hizbullah menyebut serangan bersenjata oposisi di Suriah sebagai agresi yang “disponsori oleh Amerika dan Israel”.

Genosida Israel di Gaza  telah menewaskan sebanyak 44.580 warga Palestina dan melukai 105.739 orang sejak 7 Oktober 2023.

Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.

Di  Lebanon, setidaknya 4.047 orang tewas dan 16.638 terluka dalam serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #sempat #dihentikan #negosiasi #gencatan #senjata #israel #hamas #kini #dilanjutkan #untuk #akhiri #perang #gaza

KOMENTAR