Saksikan Genosida Israel di Jalur Gaza, Dr Ghassan Abu-Sittah: 10.000 Anak Telah Tewas dalam 100 Hari
Sosok Dr Ghassan Abu-Sittah./(Novara Media)
12:30
15 Januari 2024

Saksikan Genosida Israel di Jalur Gaza, Dr Ghassan Abu-Sittah: 10.000 Anak Telah Tewas dalam 100 Hari

 

 

Dokter bedah plastik dan rekonstruksi yang berbasis di London, dr Ghassan Abu-Sittah, baru-baru ini kembali dari Gaza setelah bekerja di sana selama 43 hari. 

Ia menjadi saksi mata dari krisis kemanusiaan dan kejahatan perang yang disebabkan oleh serangan Israel terhadap wilayah Palestina tersebut.

Melansir dari wawancaranya dengan media internasional yakni Novara Media, Senin (15/1), dr Ghassan Abu-Sittah mengungkapkan betapa parahnya situasi di Gaza. 

Ia menerangkan bahwa rumah sakit kekurangan air, listrik, obat-obatan, dan peralatan medis.

Dr Ghassan mengeklaim bahwa pasukan Israel telah menangkap dan menyiksa beberapa dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut, dan menanyakan mereka tentang Hamas.

Sebagai seorang ahli medis, dr Ghassan Abu Sittah menghadapi situasi yang mengerikan di Gaza, di mana ia harus melakukan amputasi pada enam anak dalam satu malam.

Ia menuturkan bahwa salah seorang anak tersebut baru berusia tiga tahun yang satu-satunya selamat di keluarganya.

Ia juga harus melakukan operasi tanpa anestesi, karena rumah sakit telah kehabisan persediaan obat.

Dr Ghassan mengatakan bahwa ia merasa terpanggil untuk mengungkapkan kebenaran tentang apa yang terjadi di Gaza, meskipun menghadapi upaya pembungkaman dan sensor dari pihak Israel. 

Melalui wawancara singkatnya dengan Novara Media, Dr. Ghassan mengatakan bahwa dunia telah gagal untuk melindungi rakyat Gaza, yang telah dibantai tanpa belas kasihan. 

Dr Ghassan Abu-Sittah menuturkan bahwa ia terkejut dengan kenyataan bahwa dunia merasa baik-baik saja dengan fakta 10.000 anak telah dibunuh dalam 100 hari. 

“Jika kita mengabaikan konflik ini, perang-perang berikutnya akan terus terjadi. Kita telah mengabaikan semua aturan dan hukum yang mengatur perilaku perang. Hukum yang setidaknya telah disepakati setelah Perang Dunia II,” ungkapnya pada media.

"Jika kita mengabaikan hal ini, maka perang-perang berikutnya di mana pun akan jauh lebih buruk daripada perang ini," ujarnya.

Dr hassan konsisten dalam pernyataannya melalui video yang diunggah oleh @Resist_05, akun X Pelham. Sejak video tersebut diunggah pada 14 Januari 2024, postingan itu viral dengan 400 ribu penonton, puluhan ribu like, dan komentar.

Melalui pernyataannya, dr Ghassan Abu-Sittah mengatakan bahwa kita sedang menyaksikan perang genosida. Sebab hanya dalam waktu semalam, pasukan Israel membunuh 150 orang. Ia mengatakan bahwa angka-angka ini mengejutkan.

Bersumber dari video tersebut, dr Ghassan Abu-Sittah menyebutkan bahwa Israel telah membebaskan 400 tahanan.

Mereka memberikan kesaksian tentang bagaimana 40 dokter yang ditahan di penjara mendapat perlakuan tidak manusiawi dan penyiksaan dari tentara Israel.

Ia menegaskan bahwa cara yang tidak manusiawi dan kejam dalam menargetkan dokter, perawat, dan rumah sakit yang dilakukan oleh pasukan Israel tersebut adalah indikasi dari niat genosida dalam perang ini.

Dr Ghassan Abu-Sittah menuturkan pada media tentang indikasi bahwa Israel juga menargetkan jurnalis.

Ia kembali mengutarakan bahwa sangat penting bagi Israel agar kesaksiannya tidak keluar dari mulutnya dan tidak diberitakan oleh media manapun.

Karena kesaksiannya tersebut, polisi kontra-terorisme Inggris mengancam dan mengintimidasi dr Ghassan yang baru saja kembali dari Gaza.

Polisi kontra-terorisme bahkan datang ke rumahnya di London dan menginterogasi istrinya tentang kepergiannya ke Gaza.

Dr Ghassan merasa bahwa ini adalah bentuk pembungkaman terhadap suaranya, yang ingin mengungkapkan kebenaran tentang perang genosida di Gaza. Namun, ia tidak akan gentar untuk berbicara tentang apa yang ia lihat dan alami di sana.

Ia terinspirasi oleh jurnalis-jurnalis yang berani meliput perang di Gaza, meskipun menghadapi bahaya dan risiko.

Ia mengagumi keberanian dan profesionalisme mereka dalam memberitakan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Dr Ghassan Abu-Sittah menghargai dan menghormati pekerjaan jurnalis-jurnalis tersebut, dan berharap agar mereka dapat terus memberikan informasi yang akurat dan objektif kepada dunia. Ia percaya bahwa informasi adalah senjata untuk melawan kebohongan dan kejahatan.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #saksikan #genosida #israel #jalur #gaza #ghassan #sittah #10000 #anak #telah #tewas #dalam #hari

KOMENTAR