Hubungan Makin Retak, Gedung Putih Yakin PM Israel Netanyahu Sengaja Memprovokasi AS
Kolase foto Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) 
21:20
27 Maret 2024

Hubungan Makin Retak, Gedung Putih Yakin PM Israel Netanyahu Sengaja Memprovokasi AS

– Pihak Gedung Putih atau pemerintah Amerika Serikat (AS) meyakini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sengaja memprovokasi AS.

Menurut media AS, Axios, para pejabat Gedung Putih menyebut Netanyahu mengeluarkan reaksi berlebihan atas keputusan AS untuk abstain dalam pemungutan suara untuk resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza.

Padahal, pada beberapa pemungutan suara sebelumnya AS memilih menggunakan hak vetonya.

Abstainnya AS itu membuat resolusi itu diloloskan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan kemudian membuat Israel berang.

Kantor Netanyahu menuding AS mengubah “sikap konsistennya” sejak perang di Gaza meletus pada bulan Oktober 2023.

Netanyahu kemudian memilih membatalkan kunjungan utusan Israel ke AS.

Utusan itu sedianya akan mengikuti rapat dengan para pejabat AS untuk membahas rencana serangan ke Kota Rafah di Gaza.

“Semua itu merugikan diri sendiri. Perdana menteri itu (Netanyahu) sebenarnya bisa memilih jalan lain, dengan menyelarakan diri dengan AS mengenai makna resolusi ini. Dia memilih untuk tidak melakukannya, tampaknya karena tujuan politik,” demikian salah satu pernyataan pejabat AS, dikutip dari Russia Today yang mengutip Axios.

“Jika Perdana Menteri Netanyahu merasa sangat kuat, mengapa dia tidak menelepon Presiden Biden?” tanya pejabat AS lainnya.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby menyebut pembatalan kunjungan delegasi itu mengecewakan.

AS dibuat “bingung” oleh pembatalan itu karena, menurut Kirby, abstainnya AS tidak mencerminkan perubahan dalam kebijakan AS.

Sebelumnya, Kirby mengungkapkan alasan di balik pilihan abstain yang diambil AS.

Dia mengklaim AS memilih abstain karena resolusi tersebut “tidak menyertakan kecaman terhadap Hamas”.

“Melalui pernyataan publik, kantor perdana menteri [Israel] tampak mengindikasikan bahwa entah bagaimana kami telah berubah,” kata Kirby dikutip dari New York Times.

“Kami belum berubah,” katanya menegaskan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller buka suara mengenai alasan AS tidak memveto resolusi itu.

Menurut Millier, alasannya ialah desakan adanya gencatan senjata dan pembebasan sandera adalah hal yang konsisten dengan kebijakan AS. Selain itu, dia menyebut resolusi tersebut tidak bersifat mengikat.

Netanyahu dilaporkan menggunakan hasil pemungutan suara di DK PBB sebagai dalih untuk tidak mengirimkan utusan Israel ke AS.

Seorang pejabat AS mengklaim alasan sebenarnya Netanyahu membatalkan kunjungan itu ialah karena dia takut bahwa AS akan menawarkan “sesuatu yang masuk akal”.

“Dia (Netanyahu) lebih memilih melawan kami, bahkan jika hal itu tidak masuk dalam kepentingan Israel,” kata pejabat itu.

“Itu juga cara yang lucu untuk memperlakukan rekan yang sudah memberikan banyak bantuan kepada Israel,” kata dia menambahkan.

Sebelumnya, Israel sudah mengancam akan membatalkan kunjungan utusan itu jika AS tidak memveto resolusi DK PBB.

Sementara itu, pemerintahan AS di bawah Biden sudah mendesak Israel agar membatalkan rencana serangan berskala penuh ke Rafah.

Menurut AS, serangan seperti itu akan membahayakan warga sipil Palestina yang terjebak di kota itu dan akan makin mengucilkan Israel di panggung dunia.

Adapun dua jam setelah mengumumkan pembatalan kunjungan utusan Israel, seorang menteri konservatif Israel bernama Gideon Saar memilih mundur dari jabatannya.

Saar juga menyebut partainya kini meninggalkan pemerintahan darurat Israel.

Mundurnya Saat disebut akan meningkatkan tekanan kepada Menteri Benny Gantz agar melakukan hal yang sama.

Apabila Gantz mundur, Netanyahu akan tetap bersama dengan koalisi sayap kanan radikalnya.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #hubungan #makin #retak #gedung #putih #yakin #israel #netanyahu #sengaja #memprovokasi

KOMENTAR