Cara Donald Trump Bikin Iran dan Proksinya Mati Kutu: Cekik Penjualan Minyak, Naikkan Sanksi
Foto arsip khaberni yang menunjukkan Donald Trump memakai kopiah Yahudi, dengan Benjamin Netanyahu di belakangnya. 
20:30
9 November 2024

Cara Donald Trump Bikin Iran dan Proksinya Mati Kutu: Cekik Penjualan Minyak, Naikkan Sanksi

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk membuat Iran 'mati kutu'.

Hal ini dilakukan dengan tujuan melemahkan dukungan Teheran buat proksi dan sekutunya dalam 'Poros Perlawanan'.

Tujuan lainnya dari niat Trump ini adalah menghentikan program nuklir Iran, The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada Jumat, 8 November 2024.

Bagaimana cara Trump untuk membuat Iran 'mati kutu'?

“Donald Trump akan secara drastis meningkatkan sanksi terhadap Iran dan mencekik penjualan minyak Teheran sebagai bagian dari strategi "agresif” untuk tujuan di atas," kata laporan tersebut.

Trump mengambil sikap bermusuhan terhadap Iran dalam masa jabatan pertamanya dengan membatalkan kesepakatan nuklir (Rencana Aksi Komprehensif Bersama, atau JCPOA).

Tadinya, kesepakatan ini memberi Iran keringanan sanksi dengan imbalan batasan program energi nuklirnya.


Dia juga memberlakukan strategi sanksi “tekanan maksimum” terhadap Iran dan membunuh jenderal Pasukan Quds Iran yang sangat populer, Qassem Soleimani, yang memimpin perang melawan kelompok-kelompok ekstremis yang didukung AS, ISIS dan Nusra Front, di Irak dan Suriah.

Menurut orang-orang yang diberi pengarahan tentang rencana awal Trump, tim think tank baru Presiden AS tersebut bermaksud untuk “bergerak cepat untuk mencoba mencekik pendapatan minyak Iran".

"Hal ini termasuk mengejar pelabuhan asing dan pedagang yang menangani minyak Iran. Itu akan menciptakan kembali strategi yang diadopsi mantan presiden dalam masa jabatan pertamanya, dengan hasil yang beragam," kata laporan tersebut.

“Saya pikir Anda akan kembali melihat sanksi (bagi Iran), Anda akan melihat lebih banyak, baik secara diplomatis maupun finansial, mereka (Trump) berusaha mengisolasi Iran,” kata seorang mantan pejabat Gedung Putih kepada WSJ.

“Saya pikir persepsinya adalah bahwa Iran pasti dalam posisi lemah saat ini, dan sekarang adalah kesempatan untuk mengeksploitasi kelemahan itu.”

Namun, “Para pejabat yang akrab dengan rencana Trump tidak memberikan rincian tentang seberapa baik dia akan meningkatkan tekanan pada Iran,” tambah laporan WSJ.

Israel dan Iran telah melakukan beberapa siklus serang-menyerang selama setahun terakhir.

Back-and-forth serangan diprakarsai oleh Israel ketika membom konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April, menewaskan jenderal Iran Soleimani dan beberapa komandan Korps Pengawal Revolusi Islam lainnya (IRGC).

Pada 26 Oktober, Israel meluncurkan serangan di Iran, menargetkan kemampuan produksi rudal Teheran dan pertahanan udara.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei telah menjanjikan tanggapan keras.

Donald Trump (78) dari Partai Republik akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Senin, 20 Januari 2025, di Front Barat US Capitol di Washington, D.C. setelah dalam Pemilu AS. Donald Trump (78) dari Partai Republik akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Senin, 20 Januari 2025, di Front Barat US Capitol di Washington, D.C. setelah dalam Pemilu AS. (Fox 2)

Tekanan Maksimum 2.0 Bagi Iran

Brian Hook, mantan pejabat departemen luar negeri dan elang Iran yang memimpin kampanye “tekanan maksimum” AS selama masa jabatan pertama Trump, diperkirakan akan menerima pekerjaan keamanan nasional teratas dalam masa jabatan kedua sang presiden.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Hook mencatat bahwa Trump telah berjanji untuk “mengisolasi Iran secara diplomatis dan melemahkan mereka secara ekonomi” untuk mencegahnya mendukung Axis of Resistance.

Hamas, Hizbullah, Yaman, dan milisi Perlawanan Irak semuanya telah bekerja dengan Iran untuk melawan genosida Israel yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Gaza.

"Ini akan menjadi tekanan maksimum 2.0," kata Robert McNally, mantan pejabat energi AS.

Dengan China menjadi pembeli minyak terbesar Iran, McNally mengatakan kepada WSJ bahwa Trump mungkin menekan Iran dengan memberlakukan larangan AS terhadap pelabuhan China yang menerima minyak Iran.

Helima Croft, kepala strategi komoditas di broker Kanada RBC Capital Markets, mengatakan kepada WSJ bahwa penasihat senior Trump telah menyatakan dukungan kuat untuk serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan energi Iran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang telah menganjurkan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran selama bertahun-tahun, adalah pendukung kuat Trump.

Mick Mulroy, seorang pejabat tinggi Pentagon untuk kawasan Asia Barat dalam masa jabatan pertama Trump, menyatakan bahwa presiden terpilih mungkin masih bersedia untuk mencapai kesepakatan baru dengan Iran, tetapi hanya “jika itu adalah kesepakatannya.”

Menanggapi pemilihan Trump awal pekan ini, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan, “Bagi kami, tidak masalah sama sekali siapa yang telah memenangkan pemilihan Amerika karena negara dan sistem kami bergantung pada kekuatan batinnya.”

(oln/WSJ/TC/*)

Tag:  #cara #donald #trump #bikin #iran #proksinya #mati #kutu #cekik #penjualan #minyak #naikkan #sanksi

KOMENTAR