Prancis Disebut-sebut Mau Kirim 2.000 Pasukan ke Ukraina, Rusia: Sudah 147 Yang Tewas di Garis Depan
Pada kenyataannya, sudah seratus lebih yang tewas dalam peperangan yang berkecamuk dua tahun lebih.
Wakil Ketua Duma (majelis rendah) Negara Bagian Rusia, Pyotr Tolstoy mengatakan sebenarnya sudah ada warga Prancis yang berperang di Ukraina.
Sebanyak 367 warga Prancis turun ke Kiev sebagai tentara bayaran di Ukraina lebih awal. Namun sebanyak 147 diantaranya telah tereliminasi.
Jika PM Emmanuel Macron ngotot mengirimkan pasukannya, Tolstoy mengatakan bahwa tentara Rusia telah menunggunya.
Prajurit Rusia akan melenyapkan semua tentara Prancis yang datang ke Ukraina, kata dia.
“Kami akan membunuh semua tentara Prancis yang datang ke wilayah Ukraina. Semuanya,” kata Tolstoy kepada saluran BFMTV.
Selain itu, Tolstoy menegaskan bahwa Rusia "tidak peduli" dengan pernyataan Pemimpin Prancis Emmanuel Macron dan perkataannya tentang penolakan garis merah dalam pemberian bantuan ke Kiev.
Pada 19 Maret, Direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) Sergey Naryshkin mengatakan bahwa Prancis telah mempersiapkan kontingen militer untuk dikirim ke Ukraina, yang awalnya berjumlah sekitar 2.000 tentara.
Setelah itu, Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis membuat pernyataan di jejaring sosial X bahwa apa yang disampaikan Naryshkin tidak sesuai dengan kenyataan.
Kepala intelijen Rusia menekankan bahwa Prancis secara tidak resmi mengakui kematian prajuritnya sendiri.
Tentara Prancis belum pernah mengalami kerugian sebesar itu sejak Perang Aljazair tahun 1954-1962.
Inggris Tak Mau Kirim Pasukan
Sementara Inggris menyatakan tidak memiliki rencana untuk mengirimkan tentaranya ke Ukraina.
Juru bicara pemerintah Inggris mengatakan kepada kantor berita TASS, London tidak memiliki rencana seperti itu.
Tentara Inggris tidak akan “bertarung berdampingan” dengan tentara Ukraina, kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa pemerintah telah mengesampingkan “pengerahan militer besar-besaran.”
Pernyataan tersebut diungkapkan berkali-kali dalam beberapa kesempatan. Pemerintah Inggris mengatakan kepada wartawan bulan lalu bahwa mereka tidak akan mengirimkan pasukan tambahan “melebihi jumlah personel yang kami miliki di negara tersebut untuk mendukung angkatan bersenjata Ukraina.”
Gagasan pengiriman tentara NATO diungkapkan oleh Emmanuel Macron. Ia mengungkapkan bahwa dia tidak akan mengesampingkan kehadiran pasukan NATO di wilayah Ukraina, seiring dengan berlanjutnya konflik antara Kiev dan Moskow.
Le Monde melaporkan bahwa Prancis telah mempertimbangkan gagasan untuk mengerahkan pasukan setidaknya sejak Juni 2023.
Namun demikian Paris membantah laporan intelijen Rusia kalau Paris akan mengirim sebanyak 2.000 pasukannya ke garis depan Ukraina.
Tag: #prancis #disebut #sebut #kirim #2000 #pasukan #ukraina #rusia #sudah #yang #tewas #garis #depan