Netanyahu Usulkan Rencana Evakuasi Warga Gaza, Otoritas Palestina: AS Harus Hentikan Kegilaan Israel
Seorang anak berdiri di dalam gedung yang rusak, menatap masjid Al-Faruq, yang diratakan oleh pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada hari berkabut pada 25 Februari 2024, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) 
22:50
26 Februari 2024

Netanyahu Usulkan Rencana Evakuasi Warga Gaza, Otoritas Palestina: AS Harus Hentikan Kegilaan Israel

Otoritas Palestina menolak usulan rencana Israel untuk mengevakuasi warga sipil dari Jalur Gaza.

Juru bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan pemerintahannya menolak rencana Israel dan mendesak pemerintahan Amerika untuk mengurangi agresi di Gaza.

“Pemerintah Amerika harus mengambil tindakan yang berbeda dan serius untuk menghentikan kegilaan Israel ini," katanya, dikutip dari WAFA.

Ia menganggap AS harus menghentikan Israel menghentikan agresinya di Gaza.

"AS memikul tanggung jawabnya dengan mewajibkan negara pendudukan untuk menghentikan agresi yang berkelanjutan terhadap rakyat dan tanah kami sebelum terlambat," jelas Abu Rudeineh.

Menurutnya penyebab Israel tidak menghentikan agresinya di Gaza adalah dukungan dari AS.

"Dukungan AS yang terus-menerus adalah hal yang mendorong otoritas pendudukan untuk meningkatkan agresi dan kejahatan mereka terhadap rakyat kami,” tambah Abu Rudeineh.

Sebelumnya, militer Israel mengusulkan rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari Jalur Gaza, kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Senin (26/2/2024).

"Militer memberi Kabinet Perang rencana untuk mengevakuasi penduduk dari daerah pertempuran di Jalur Gaza, dan rencana operasional yang akan datang,” demikian pernyataan dalam bahasa Ibrani dari kantor Netanyahu.

Dalam pernyataan tersebut, tidak dicantumkan ke mana warga sipil akan dievakuasi.

Akan tetapi, pengumuman tersebut muncul setelah para ahli dari Mesir, Qatar dan AS bertemu di Doha untuk melakukan pembicaraan guna mencapai gencatan senjata sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan.

Pewakilan Israel dan Hamas dilaporkan turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, sekutu Israel, Amerika Serikat, mengatakan upaya mediasi yang sedang berlangsung menghasilkan 'kesepahaman' menuju gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Pihak Hamas mengatakan kelompok tersebut bersikeras pada penarikan pasukan Israel.

Namun Netanyahu menolak permintaan penarikan tersebut.

Ia malah akan melanjutkan invasi darat ke Rafah.

Netanyahu mengklaim invasi tersebut akan menempatkan Israel dalam beberapa minggu 'kemenangan tota.

“Jika kita mencapai kesepakatan (gencatan senjata), hal itu akan tertunda, namun akan terjadi,” katanya tentang invasi darat dalam sebuah wawancara dengan CBS, Minggu.

Sebagai informasi, Israel telah menggempur Jalur Gaza pada Oktober 2023.

Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan lebih dari 29.960 warga Palestina.

Serangan ini juga telah menyebabkan 85 persen penduduk di Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara 60 persen infrastruktur di Gaza telah rusak dan hancur.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Benjamin Netanyahu, Konflik Palestina vs Israel

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #netanyahu #usulkan #rencana #evakuasi #warga #gaza #otoritas #palestina #harus #hentikan #kegilaan #israel

KOMENTAR